Survei: 88% Wanita Alami Gangguan Kesehatan Mental setelah Jadi Ibu

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
02 October 2025 17:25
Katrina Javier prepares to breastfeed her 10-day-old twins Rain Nicolai, right, and Rain Nicole at the "Kangaroo Ward" of  the Fabella Maternity Hospital, said to be the largest "baby friendly" hospital in Asia, Wednesday, June 20, 2007 in Manila, Philippines. This government hospital never allows infant formula milk to be introduced and encouraging mothers to breastfeed their babies instead. Health officials ordered the pullout from the market Wednesday of millions of cans of contaminated infant formulas manufactured by the U.S.-based company Wyeth, the first time  that a recall order has been issued in the Philippines for infant formulas due to contamination. (AP Photo/Bullit Marquez)
Foto: Ilustrasi (AP Photo/Bullit Marquez)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rumah tangga, ibu merupakan sosok yang kerap menjadi pengambil keputusan dan memanggul banyak peran sehingga sering disebut sebagaiĀ sosok yang multitasking. Memiliki rutinitas yang tiada pernah habis, banyak ibu mengabaikan kebutuhan mereka sendiri. Karena hal ini, sekitar 88 persen ibu mengalami masalah kesehatan mental, menurut survei.

"Jadi dari data kami bersama YouGov, 88 persen ibu memiliki masalah mental. Temuan ini diperkuat oleh data Halodoc yang menunjukkan semester pertama 2025 banyak ibu melakukan konsultasi kesehatan mental," kata Fibriyani Elastria, Chief Marketing Officer Halodoc saat di temui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 2 Oktober 2025.

Kelelahan emosional atau burnout (46 persen) menjadi sumber tekanan terbesar yang paling umum dialami ibu.

Beban emosional ini disebabkanĀ oleh minimnya dukungan yang memadai, baik secara emosional maupun praktis (32 persen), serta ekspektasi multi-peran antara caregiving, pekerjaan, dan tanggung jawab lain (30 persen) menjadi kontribusi gangguan mental para ibu.

Selain itu, 22 persen ibu merasa kurang dihargai atau tidak mendapat apresiasi atas peran yang mereka jalankan, sementara sebagian lainnya menghadapi tekanan dari keluarga (20 persen) dan pihak eksternal seperti media sosial, teman, atau masyarakat (14 persen).

"Keseluruhan faktor ini membentuk lingkaran tekanan yang berlapis, membuat banyak ibu merasa kewalahan dan tidak pernah merasa cukup baik dalam memenuhi semua tuntutan. Pada akhirnya, mereka kerap dibayangi rasa bersalah, menganggap diri tidak sempurna, dan menyalahkan diri sendiri atas keterbatasan yang ada," paparnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ciri Ibu yang Anaknya Bakal Tumbuh Pintar Menurut Ahli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular