12 Buah & Sayuran Mengandung Pestisida Tertinggi, Banyak Dimakan di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Buah dan sayuran sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian kita. Meski penuh nutrisi yang baik bagi tubuh, ternyata ada sayuran dan buah yang paling rentan menyerap pestisida.
Umumnya, penggunaan pestisida di pertanian memang membantu melindungi tanaman dari serangan hama, tetapi sisa-sisa bahan kimia ini sering kali masih menempel pada permukaan buah dan sayur yang sampai di tangan konsumen.
Environmental Working Group (EWG) merilis daftar 'Dirty Dozen' alias kelompok 12 buah dan sayur dengan tingkat residu pestisida tertinggi. Pestisida adalah zat yang umum digunakan dalam pertanian untuk melindungi tanaman dari kerusakan yang disebabkan oleh serangga, tekanan gulma, dan penyakit.
Untuk menyusun daftar ini, EWG menganalisis lebih dari 46.569 sampel dari 46 buah dan sayuran, yang diambil oleh USDA dan Food FDA untuk mengidentifikasi yang paling buruk.
Meskipun EWG mengklaim bahwa daftar ini dapat membantu konsumen menghindari paparan pestisida yang tidak perlu, beberapa ahli termasuk ilmuwan pangan juga berpendapat bahwa daftar tersebut justru membuat masyarakat enggan mengonsumsi makanan sehat.
Banyak ahli berpendapat bahwa paparan pestisida yang berkelanjutan bahkan dalam dosis kecil dapat terakumulasi di dalam tubuh seiring waktu dan menyebabkan kondisi kesehatan kronis.
Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa batas aman yang ditetapkan oleh badan pengatur tidak mempertimbangkan risiko kesehatan yang terkait dengan mengonsumsi lebih dari satu pestisida sekaligus.
Berikut daftar buah dan sayuran 'kotor' yang mengandung residu pestisida mengutip Healthline:
1. Stroberi: Stroberi secara konsisten menduduki puncak daftar Dirty Dozen. Pada tahun 2023, EWG menemukan bahwa 30% dari semua sampel stroberi mengandung sepuluh atau lebih residu pestisida.
2. Bayam: 76% sampel bayam mengandung residu pestisida, termasuk permetrin, insektisida neurotoksik yang sangat beracun bagi hewan (6).
3. Kale, sawi, dan sawi hijau. 86% dari semua sampel sayuran berdaun hijau ditemukan mengandung dua atau lebih residu pestisida, termasuk neurotoksin imidakloprid, bifentrin, dan sipermetrin.
4. Persik: Lebih dari 99% buah persik yang diuji oleh EWG mengandung residu pestisida, dengan 65% mengandung setidaknya empat residu.
5. Pir: Lebih dari 63% pir yang diuji oleh EWG mengandung residu dari lima atau lebih pestisida.
6. Nektarin: EWG mendeteksi residu pada hampir 94% sampel nektarin, dengan satu sampel mengandung lebih dari 15 residu pestisida yang berbeda.
7. Apel: EWG mendeteksi residu pestisida pada 90% sampel apel. Terlebih lagi, 80% apel yang diuji mengandung jejak difenilamin, pestisida yang dilarang di Eropa.
8. Anggur: Anggur konvensional merupakan makanan pokok dalam daftar Dirty Dozen, dengan lebih dari 96% dinyatakan positif mengandung residu pestisida.
9. Paprika dan cabai: Paprika manis mengandung lebih sedikit residu pestisida dibandingkan buah dan sayuran lainnya. Namun, EWG memperingatkan bahwa pestisida yang digunakan pada paprika manis cenderung lebih beracun bagi kesehatan manusia.
10. Ceri: EWG mendeteksi rata-rata lima residu pestisida pada sampel ceri, termasuk pestisida yang disebut iprodione, yang dilarang di Eropa.
11. Blueberry: EWG menemukan bahwa 90% blueberry mengandung residu pestisida, dengan 80% mengandung dua atau lebih residu.
12. Kacang hijau: EWG menambahkan kacang hijau ke dalam daftar Dirty Dozen setelah menemukan bahwa 90% sampel mengandung pestisida, termasuk asefat, neurotoksin yang dilarang oleh EPA pada tahun 2011.
Efek menelan pestisida
Paparan pestisida dapat menyebabkan masalah kesehatan langsung, termasuk iritasi kulit, mata, dan pernapasan, serta mual, pusing, dan sakit kepala.
Paparan pestisida dalam jangka panjang dikaitkan dengan masalah yang lebih serius seperti kanker, gangguan neurologis (seperti penyakit Parkinson), asma, dan masalah reproduksi.
(hsy/hsy)