Gunung Tempat Nabi Musa Terima Wahyu Mau Dibangun Resort Mewah

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
01 October 2025 10:05
Gunung Sinai. (Dok. Freepik)
Foto: Gunung Sinai. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Mesir dikabarkan tengah membangun mega proyek pariwisata di Gunung Sinai, salah satu situs religius paling sakral di dunia yang diyakini sebagai tempat Tuhan menyerahkan 10 Perintah kepada Nabi Musa. Hal ini memicu kekhawatiran akan hilangnya nilai spiritual dan warisan budaya di kawasan tersebut.

Di bawah program bertajuk Great Transfiguration Project, kawasan pegunungan Sinai akan dipenuhi hotel mewah, restoran, vila premium, pusat perbelanjaan, hingga kereta gantung. Fasilitas bandara di sekitar lokasi pun tengah diperluas.

Gunung Sinai sendiri merupakan rumah bagi Biara St. Catherine yang berdiri sejak abad ke-6, dikenal sebagai biara Kristen tertua yang masih aktif di dunia. Mesir menggambarkan proyek ini sebagai masterpiece bernilai miliaran dolar yang sejalan dengan visi Presiden Abdel Fattah El-Sisi untuk menjadikan kawasan ini destinasi global.

Perdana Menteri Mostafa Madbouly bahkan menyebutnya sebagai hadiah bagi dunia dan semua agama. Namun, pembangunan tersebut menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat lokal, khususnya komunitas Bedouin Jebeleya.

BBC melaporkan, sejumlah rumah dan eco-camp wisata yang dikelola warga dihancurkan. Bahkan, warga setempat terpaksa memindahkan makam keluarganya untuk memberi ruang bagi lahan parkir baru.

Ben Hoffler, penulis perjalanan asal Inggris yang lama bekerja dengan suku Bedouin di Sinai, menilai proyek ini bersifat top-down dan mengabaikan suara masyarakat.

"Sebuah dunia baru sedang dibangun di sekitar suku nomaden yang sejak lama memilih hidup terpisah. Itu dunia yang tidak mereka setujui dan akan mengubah tempat tinggal mereka selamanya," ujarnya dikutip dari Independent, Rabu (1/10/2025).

Gunung Sinai dan Biara St. Catherine telah masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Namun, pembangunan pesat memicu seruan agar situs tersebut dimasukkan ke dalam kategori "terancam."

Organisasi World Heritage Watch dalam surat terbuka pada Juli lalu mendesak UNESCO bertindak tegas. Ketua World Heritage Watch, Stephan Doempke, menilai Mesir telah memberi informasi yang tidak konsisten dan menekankan, ketenangan kawasan tersebut adalah nilai utama yang harus dilestarikan.

"Kesunyian dan keterpencilan area ini merupakan kunci dari nilai warisan dunia. Itu harus dijaga demi mempertahankan kesakralan lanskap dan ruang spiritual para biarawan," tulisnya.

Sekitar 4.000 orang tinggal di kawasan tersebut, tetapi sebagian besar enggan bersuara mengenai proyek yang bisa mengubah wajah Gunung Sinai selamanya. Bagi pemerintah Mesir, proyek ini adalah peluang emas untuk mengangkat ekonomi pariwisata sekaligus mempromosikan warisan sejarah dan religius.

Namun, bagi komunitas lokal dan pemerhati budaya, pembangunan masif ini dikhawatirkan justru mengorbankan nilai sakral yang selama ini menjadi daya tarik utama Gunung Sinai.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jarang Diketahui, Hari Raya Waisak Bukan Cuma Hari Lahir Sang Buddha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular