Psikolog Ungkap 6 Kalimat Ajaib Agar Anak Nurut ke Orang Tua

linda hasibuan, CNBC Indonesia
27 September 2025 13:45
Ilusatrasi Bapak Anak
Foto: Getty Images/Heide Benser

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap orang tua tentu mengharapkan agar anaknya menjadi pribadi yang baik dan selalu menuruti perkataannya. Mereka tentunya ingin agar anak mereka patuh dan tidak berperilaku buruk.

Agar anak patuh, maka dibutuhkan sejumlah upaya dan cara menasihati anak agar nurut sama orang tua.

Selain menjaga komunikasi, ada beberapa kalimat yang bisa diucapkan orang tua yang bisa membantu membuat anak lebih patuh.

Lantas apa sajakah itu? berikut enam kalimat ajaib yang bisa dicoba orang tua melansir CNBC Make It.

1. 'Aku percaya padamu.'

Saat anak-anak merasa ragu, pertahanan mereka menurun. Mereka mulai beralih dari keterhubungan menjadi perlindungan diri.

Keyakinan meredakan rasa malu dan menciptakan rasa aman. Ketika seorang anak merasa aman, mereka benar-benar dapat mendengar Anda.

Contoh:

Anak: "Aku tidak sengaja menumpahkan jus!"

Orang Tua: "Aku percaya padamu. Ayo kita bereskan bersama."

Kamu mengatasi perilaku tersebut tanpa terlibat pertengkaran.

2. 'Ayo kita selesaikan ini bersama.'

Situasi sering kali berubah menjadi kebuntuan ketika orang tua hanya menggonggong dan memberi perintah. Namun, ketika anak-anak membantu menyelesaikan masalah, mereka cenderung akan tetap berpegang pada solusinya.

Contoh:

Anak menolak membereskan mainan.

Orang tua: "Ayah lihat kamu tidak mau membereskan semuanya sekarang. Ayo kita selesaikan ini bersama. Apa langkah pertamanya?"

Anda tetap menjaga batasan sambil mencegah perebutan kekuasaan.

3. 'Kamu bisa tenang. Ayah/Ibu di sini.'

Ketika anak-anak kewalahan, mereka berada dalam mode bertahan hidup dan logika tidak masuk akal. Sistem saraf mereka berada dalam mode melawan atau lari, dan mereka membutuhkan bantuan untuk mengatur emosi mereka.

Frasa ini memvalidasi perasaan mereka dan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak sendirian, yang membantu mereka memulihkan diri.

Contoh:

Anak prasekolah sedang bermain dan terjadi hal tidak diinginkan lalu menangis. Alih-alih berkata, "Berhenti menangis, kamu bereaksi berlebihan," tap katakan: "Kamu tenang saja. Ayah / Ibu di sini."

Anda membiarkan gelombang emosi berlalu sampai mereka siap untuk terlibat kembali.

4. "Ibu/Ayah mendengarkan. Ceritakan apa yang terjadi."

Sebelum seorang anak mau mendengarkan Anda, mereka perlu merasa didengarkan. Perubahan sederhana ini, yaitu memberi perhatian sebelum ia menuntut. Ketika anak-anak merasa dipahami, mereka berhenti mencoba melawan.

Contoh:

Anak: "Aku tidak akan pernah bermain dengan adikku lagi!"

Orang Tua: "Aku mendengarkan. Ceritakan apa yang terjadi."

Sekarang Anda mengungkap luka yang lebih dalam di balik kemarahan, dan itulah bagian yang dapat Anda atasi untuk membantu memperbaiki hubungan dan perilaku tersebut.

5. "Ibu/Ayah mendengarkanmu. Aku di pihakmu."

Banyak amukan anak meningkat karena anak-anak merasa disalahpahami atau berkonflik dengan orang yang paling mereka butuhkan. Kalimat ini langsung mengubah Anda dari musuh menjadi sekutu, menurunkan pertahanan dan membuka pintu bagi pemecahan masalah.

Contoh:

Anak: "PR ini sulit! Aku tidak mau mengerjakannya."

Orang Tua: "Aku mengerti. Aku di pihakmu. Ayo kita cari cara untuk mempermudah ini."

Menyadari bahwa Anda ada untuk membantu akan mengubah nada bicara sepenuhnya. Mereka akan jauh lebih mungkin untuk menerima Anda apa adanya.

6. 'Ibu/ Ayah mendukungmu, apa pun yang terjadi.'

Kesalahan dapat memicu rasa malu. Tetapi ketika anak-anak mendengar frasa ini, mereka belajar bahwa kasih sayang tidak bergantung pada kinerja atau kesempurnaan.

Contoh:

Anak Anda merusak proyek teman sekelasnya dan menelepon Anda sambil menangis.

Alih-alih menceramahi, Anda berkata: "Aku mendukungmu, apa pun yang terjadi. Kita akan memperbaikinya bersama-sama."

Itulah perbedaan antara kepatuhan yang didasari rasa takut dan akuntabilitas yang sesungguhnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ayah Bunda Ingat Jangan Katakan 4 Kalimat Ini ke Anak, Efeknya Bahaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular