Arti Sebenarnya Tanda Bahaya 'SOS', Ternyata Bukan Singkatan
Jakarta, CNBC Indonesia - Di dunia, terdapat kode internasional jika tanda bahaya atau keadaan darurat muncul, yakni SOS. Jika ada seseorang terdampar, maka biasanya orang menuliskan tulisan SOS di media yang besar. Atau jika terjebak di suatu tempat, maka seseorang bisa mengeluarkan kode morse SOS.
Banyak orang mengira SOS merupakan singkatan, contohnya, seperti SAR yang berarti 'Search and Rescue'. Faktanya, SOS bukan singkatan. SOS merupakan rangkaian dari kode morse untuk menunjukkan tanda bahaya.
Sebelumnya, di dunia transportasi, masing-masing negara punya kode bahaya masing-masing. Alhasil, ketika benar terjadi bahaya, maka kode tersebut sulit dipahami. Sebab tidak semua negara atau orang mengerti.
Alhasil, sejak 1906, Konvensi Radiotelegraf Internasional di Berlin, Jerman, menyepakati huruf SOS sebagai tanda darurat yang diambil dari kode morse. Dalam kode morse, S berupa tiga titik dan huruf O digambarkan dengan tiga garis. Berarti, SOS adalah ...---...
Kata SOS dipilih karena sederhana dan tidak menimbulkan kerancuan. Sebab, untuk berkomunikasi dalam keadaan darurat, dibutuhkan kejelasan. Maka, dipilihlah kata SOS demi kenyamanan dan kemudahan.
Dari sinilah, banyak orang menggunakan kode SOS, khususnya sektor transportasi, seperti kapal laut. SOS pun kemudian menjadi standar internasional yang sudah menjadi kebiasaan banyak orang.
Orang-orang kemudian membuat backronym atau cocoklogi dari kode SOS, seperti 'Save Our Soul' atau 'Save Our Ship'. Padahal, SOS hanyalah huruf tanpa singkatan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri mengungkap SOS sebagai "randa darurat internasional dalam kode, biasanya dipakai oleh kapal untuk meminta tolong, yang berarti 'Selamatkan jiwa kami' dari save our soul".
Jadi, itulah arti dari tanda bahaya SOS yang ternyata bukan singkatan dan hanya huruf tanpa singkatan.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
