Teror Kepala Babi Serang 9 Masjid di Paris, Siapa Pelakunya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala babi muncul di setidaknya sembilan masjid di Paris dan sekitarnya pada Selasa (9/9). Menurut keterangan pihak berwenang, ada nama Presiden Prancis Emmanuel Macron tertulis di lima kepala babi yang ditemukan.
Melansir laporan Reuters, pihak berwenang tidak mengatakan siapa yang diduga berada di balik serangan teror tersebut, tetapi mereka berjanji akan terus mendukung warga Muslim Prancis di tengah meningkatnya sentimen anti-Islam.
Kejaksaan Paris mengatakan empat kepala babi ditemukan di luar masjid-masjid Paris dan lima di pinggiran ibu kota.
Satuan polisi Paris sedang menyelidiki insiden tersebut atas dugaan hasutan kebencian, yang diperparah oleh diskriminasi, kata kejaksaan Paris.
"Sungguh tragis dan mengecewakan melihat hal-hal seperti itu," kata Alim Burahee, presiden sebuah masjid di Paris tempat kepala babi ditemukan sekitar pukul 5 pagi pada Selasa. "Jika mereka bisa melakukan itu, apa lagi yang bisa mereka lakukan?"
Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa. Ada lebih dari 6 juta jiwa Muslim yang tinggal di Negeri Eiffel tersebut.
"Saya ingin rekan-rekan Muslim kita bisa menjalankan keyakinan mereka dengan damai," ujar Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau kepada para wartawan.
Kepala Kepolisian Paris, Laurent Nunez, mengatakan ia tidak dapat mengesampingkan kemungkinan ada campur tangan asing yang berniat membuat kekacauan di Prancis yang sedang menghadapi krisis fiskal dan politik.
"Kita tidak dapat menghindari perbandingan dengan tindakan-tindakan sebelumnya, yang seringkali terjadi pada malam hari dan terbukti merupakan tindakan campur tangan asing," ujarnya.
Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi Prancis telah menuduh Rusia mencoba menebar perpecahan di masa lalu. Tiga warga Serbia yang dituduh memiliki hubungan dengan "kekuatan asing" ditangkap setelah sinagoge dan monumen peringatan Holocaust dirusak dengan cat hijau pada bulan Mei.
Insiden rasisme tercatat meningkat di Prancis, menurut laporan tahun 2024 dari komisi hak asasi manusia Prancis. Terdapat 181 tindakan anti-Muslim yang dicatat oleh Kementerian Dalam Negeri pada Januari hingga Juni 2025, meningkat 81% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Bassirou Camara, ketua ADDAM, sebuah asosiasi yang memerangi diskriminasi terhadap Muslim, mengatakan kepada Reuters bahwa para jemaah masjid semakin takut karena ketidakamanan dan stigmatisasi telah meningkat selama berbulan-bulan.
(hsy/hsy)