Ini Sponge Ajaib dari Teh Hijau & Rumput Laut, Bisa Bantu Diet!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 05/09/2025 20:45 WIB
Foto: Ilustrasi penurunan berat badan. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian menemukan cara baru untuk diet. Para peneliti mengembangkan 'sponge' ajaib untuk menyerap lemak dalam tubuh.

'Sponge' itu adalah mikrobead yang terbuat dari polifenol teh hijau, vitamin E dan rumput laut, semuanya bisa dikonsumsi. Peneliti yang juga mahasiswa pascasarjana di Universitas Sichuan, Yue Wu mengatakan metode tersebut bekerja langsung di usus untuk menyerap lemak.


"Menurunkan berat badan membantu sebagian orang mencegah masalah kesehatan jangka panjang seperti diabetes dan penyakit jantung," jelasnya, dikutip dari Scitech Daily, Jumat (5/9/2025).

"Mikrobead kami bekerja langsung di usus memblokir penyerapan lemak, dengan cara non-invasif dan lembut," Yue Wu menambahkan.

Para peneliti menciptakan manik-manik kecil berbahan dasar tumbuhan. Manik itu diciptakan dengan serangkaian ikatan kimia yakni polifenol teh hijau dan vitamin E.

Cara yang dilakukan dapat membentuk ikan kimia untuk tetesan lemak. Fungsinya untuk inti pengikat lemak pada mikrobead.

Manik tadi kemudian dilapisi dengan polimer alami dari rumput laut agar terlindung dari lingkungan asam lambung.

Saat tertelan, lapisan polimer akan mengembang karena respon pada pH asam. Sementara teh hijau dan vitamin E akan mengikat serta menangkap lemak yang dicerna pada sebagian usus.

Tim peneliti telah melakukan uji coba awal pada tikus. Mereka membagi dalam tiga kelompok dengan masing-masing delapan ekor, yakni diet tinggi lemak (60% lemak), dengan atau tanpa mikrobead, dan diet normal (10% lemak) selama 30 hari.

Pada tikus yang diberi diet tinggi lemak dan mikrobead kehilangan 17% total berat tubuh mereka. Jaringan adiposa dan kerusakan hati lebih sedikit juga terjadi dibandingkan tikus dengan makanan tinggi lemak dan normal tanpa mikrobead.

Selain itu tikus dengan mikrobead mengeluarkan lebih banyak lemak pada feses. Ini menujukkan tidak ada efek buruk pada kesehatan lemak.

Para peneliti juga telah memulai uji klinis pada manusia yang merupakan hasil kerja sama dengan Rumah Sakit China Barat Universitas Sichuan. Terdapat 26 partisipan dalam uji coba dan data awal diperkirakan akan tersedia tahun depan.


(npb/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Kecantikan RI Naik, Maklon Kosmetik Kian Dominan