Ternyata Warna Mobil Ini Bikin Suhu Kota Makin Panas, Naik 4 Derajat C

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
28 August 2025 08:30
Puncak arus mudik masih berlangsung pada H-2 Lebaran 2025. Situasi lalu lintas di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, khususnya di KM 31 arah Cikarang Barat, terpantau padat merayap pada siang hari, Sabtu (29/3/2025). (CNBC Indonesia/Adiandono)
Foto: Ilustrasi (CNBC Indonesia/Adiandono)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pilihan warna mobil ternyata bisa berdampak pada iklim perkotaan. Penelitian terbaru di Lisbon, Portugal menemukan, mobil berwarna gelap seperti hitam dapat meningkatkan suhu udara di sekitarnya hingga hampir 4 derajat Celcius pada siang hari yang terik.

Studi yang dipublikasikan di jurnal City and Environment Interactions ini menunjukkan, ribuan mobil berwarna gelap yang terparkir di kota dapat memperburuk fenomena urban heat island (pulau panas perkotaan), yakni kondisi ketika suhu di wilayah perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan di sekitarnya.

Peneliti dari Universitas Lisbon, Márcia Matias dan timnya, mengukur suhu udara di sekitar dua mobil yang ditinggalkan di bawah terik matahari selama lebih dari lima jam. Pada suhu udara 36°C, mobil hitam tercatat menaikkan suhu sekitar hingga 3,8°C dibandingkan dengan aspal di dekatnya. Sementara itu, mobil putih hanya memberi dampak kecil.

Perbedaan ini dipengaruhi oleh daya pantul cahaya. Cat putih dapat memantulkan 75-85% sinar matahari, sedangkan cat hitam hanya memantulkan 5-10% dan menyerap sisanya. Lapisan tipis logam pada bodi mobil menyerap panas lebih cepat, lalu memancarkan kembali panas itu ke udara.

"Bayangkan ribuan mobil terparkir di seluruh kota, masing-masing bertindak seperti radiator kecil atau perisai panas. Warna mereka bisa benar-benar mengubah seberapa panas jalanan terasa," kata Matias dikutip dari laman Euro News, Kamis (28/8/2025).

Bahaya Urban Heat Island

Menurut Copernicus, program observasi Bumi Uni Eropa, fenomena urban heat island terjadi ketika kota menyimpan panas dari permukaan beraspal, bangunan padat yang menghambat sirkulasi udara, hingga aktivitas manusia seperti kendaraan dan AC.

Efeknya terasa lebih parah di malam hari. Kota dapat tetap 10°C lebih panas dibanding pedesaan karena beton dan aspal melepaskan panas yang tersimpan sepanjang hari.

Kondisi ini sudah menjadi masalah kesehatan serius di Eropa. Gelombang panas ekstrem dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan ribuan kematian tambahan, terutama pada kelompok rentan seperti lansia dan penderita penyakit kronis.

Solusi: Dari Taman Kota hingga Cat Mobil

Sejumlah kota Eropa sudah mencoba beradaptasi. Barcelona, misalnya, menyiapkan climate shelters berupa gedung publik seperti perpustakaan atau sekolah yang tetap buka saat gelombang panas. Kota Breda di Belanda mengubah jalur sungai menjadi taman dan menambah ruang hijau hingga mencapai 60% dari wilayah kota.

Namun, strategi cepat dan murah juga diperlukan. Menurut peneliti, mengecat ulang mobil-mobil berwarna gelap ke warna lebih terang bisa menjadi bagian dari solusi.

Di Lisbon, para peneliti menghitung jika mobil-mobil gelap dicat ulang menjadi warna terang, tingkat reflektivitas di beberapa jalan bisa meningkat dari sekitar 20% menjadi hampir 40%. Dampaknya, suhu udara di permukaan dapat turun signifikan pada hari-hari panas tanpa angin.

Sarah Berk, peneliti iklim dari University of North Carolina, menyebut temuan ini pendekatan yang unik karena sebelumnya riset lebih banyak fokus pada atap bangunan atau jalan yang lebih reflektif. "Kendaraan adalah bagian yang selama ini terabaikan dalam puzzle panas perkotaan," ujarnya.

Mobil armada seperti taksi, kendaraan pengiriman, hingga kendaraan dinas kota disebut sebagai kandidat paling efektif untuk beralih ke cat warna terang.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 11 Negara yang Paling Rentan Menderita karena Bencana Iklim

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular