HR Convention 2025: Kepemimpinan yang Memanusiakan Manusia itu Penting

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Senin, 25/08/2025 12:09 WIB
Foto: Suasana HR Convention 2025 yang digelar Human Resource Association (HRA) Bali di Denpasar, 22 Agustus 2025. (Dokumentasi Human Resource Association)

Denpasar, CNBC Indonesia - Human Resource Association (HRA) Bali menggelar HR Convention 2025 di Denpasar, 22 Agustus 2025, dengan mengusung tema "Purpose-Centric Leadership: Harnessing People Potential for Sustainable Impact". Konvensi ini menekankan kepemimpinan yang memanusiakan manusia sekaligus mendorong lahirnya Bali Hospitality Talent Playbook sebagai panduan strategis.

Berpijak pada kepemimpinan berbasis purpose yang dinamis dalam aksi, konvensi ini mendorong strategi jangka panjang guna memperkuat ekosistem dan membangkitkan kembali engagement budaya Bali dalam hospitality.

Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dari pemerintahan, industri, dan komunitas internasional dalam serangkaian dialog dan sesi diskusi untuk memberdayakan potensi manusia serta membangun masa depan kerja yang produktif, inklusif, dan berkelanjutan.

Dalam upaya "Membangun Tenaga Kerja Kompeten Indonesia Menuju Produktivitas Tinggi", sejumlah tokoh berdialog untuk mengupas strategi peningkatan daya saing tenaga kerja dengan menekankan transformasi human capital.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi memaparkan pentingnya merubah pola pikir administratif menuju pendekatan purpose-centric, dengan fokus pada People, Productivity, and Inclusivity (PPI) sebagai pilar utama pengembangan tenaga kerja.

Ia menekankan pentingnya memperkuat produktivitas khususnya di sektor jasa seperti hospitality, serta memberdayakan tenaga kerja daerah melalui kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri, dan pendidikan.

Dari sisi budaya dan pariwisata lokal, Prof Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati selaku Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, menyoroti pentingnya merayakan keberagaman dan warisan budaya lokal serta menjadikan kearifan lokal Bali sebagai DNA dari Bali Hospitality yang menjadi daya tarik dunia.

Selaras dengan hal tersebut, Ida Bagus Agung Partha Adnyana selaku Ketua Bali Tourism Board, menggarisbawahi pentingnya kesiapan talenta dalam mendukung pemulihan pariwisata serta penguatan regional branding sebagai strategi untuk memperkuat SDM yang berdaya saing global.

Dari dunia korporasi, EVP & Chief Administration Officer of Paragon Miftahuddin Amin membagikan pengalaman membangun organisasi yang purpose-driven, menekankan bagaimana tujuan perusahaan yang jelas dapat menjadi fondasi pengembangan SDM yang unggul dan berdampak positif dalam pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Kemudian Dudi Arisandi selaku Chief People Officer of Tiket.com, mengulas pemberdayaan tim yang agile dalam ekosistem hospitality berorientasi pada pelanggan yang lebih adaptif, relevan, dan kompetitif di era transformasi digital. Sesi selanjutnya mempertemukan sejumlah tokoh yang berdialog mengenai "Membangun Kesadaran dan Aksi untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Konkret di Dunia Industri".

Chief Executive Officer of Archipelago International John Flood memaparkan bagaimana kepemimpinan visioner, eksekusi yang tepat, dan sistem yang efektif menjadi kunci terciptanya hospitality berkelanjutan. Dalam perspektif lain, Edward Speirs selaku Head of Publishing Phoenix Communication & Managing Director NOW! Magazine membahas peran media dalam membentuk narasi dan memengaruhi tren global mengenai responsible hospitality.

Kemudian, Founder Eco Tourism Bali Rahmi Fajar Harini menutup sesi dengan strategi praktikal mentransformasi kesadaran akan Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi langkah konkret yang dapat diimplementasikan oleh pelaku industri.

Sebagai penutup HR Convention 2025, para peserta mengikuti diskusi kelompok terfokus yang mengupas empat topik kunci, yaitu: meningkatkan perlindungan karyawan, membangun employer branding, pentingnya kesehatan mental di dunia kerja, dan pentingnya penerapan psikologi positif dalam manajemen multigenerasi di lingkungan kerja. Esensinya, HR Convention 2025 menjadi pengingat kuat akan pentingnya komitmen bersama untuk masa depan.

"Acara ini menjadi panggilan untuk bertindak - menyelaraskan visi, nilai, dan aksi nyata demi masa depan dunia kerja yang lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan," ujar Ketua HRA Bali Vira Risnayani.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Kecantikan Tumbuh Pesat, Kemasan Jadi Kunci Daya Tarik