
Saat Dian Sastro & Putri Tanjung Bahas Self-Love hingga Leadership

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktris sekaligus produser film, Dian Sastrowardoyo berbincang bersama Putri Tanjung dalam podcast Ngobrol Sore Semaunya edisi spesial "Perempuan Berkarya, Negeri Berdaya" di Pesta Rakyat 2025, Jumat (22/8/2025). Dalam bincang tersebut, Putri Tanjung mengulik rahasia hingga tips sukses Dian menjadi perempuan berdaya di tengah kesibukannya menjadi seorang ibu, dosen hingga pekerja seni.
Dian mengaku, perjalanan panjangnya di industri kreatif membuatnya sadar bahwa mencintai diri sendiri adalah fondasi untuk bisa berkarya dengan sehat. Ia menuturkan, dulu sering keras pada dirinya karena merasa harus sempurna, tapi kini ia belajar menerima kekurangan apa adanya.
"Merasa tidak dicintai, itu bisa mencintai orang lain? Aku rasa enggak. Problemnya harus dari awal itu kita baik sama diri sendiri dulu. Sayang sama diri sendiri, baru bisa nyebarin kebaikan ke orang lain," ujar Dian.
Menurutnya, yang dibutuhkan adalah unconditional love pada diri sendiri sehingga membuat kita lebih rendah hati dan tidak mudah menghakimi orang lain. Putri Tanjung juga melempar isu soal perbedaan gaya kepemimpinan perempuan dan laki-laki.
Dian lalu menjawab bahwa leadership perempuan lebih mengutamakan proses dan kesejahteraan tim, bukan sekadar angka di laporan. Ini ia dapati dari pengalamannya memimpin rumah produksi yang ia jalani hingga menjadi dosen.
"Leader perempuan itu lebih kekeluargaan, lebih peka secara emosional. Mereka memastikan tim merasa dihargai dan punya ruang aman. Kalau timnya sehat secara fisik dan psikologis, hasil kerja juga lebih maksimal," jelas Dian.
Ia menambahkan, perusahaan yang memberi fleksibilitas dan ruang aman, terutama bagi pekerja perempuan, justru terbukti lebih produktif pasca-pandemi. Sebagai aktris sekaligus produser, Dian membedakan mindset saat bekerja. Saat di depan layar, ia fokus penuh pada karakter, sedangkan di balik layar sebagai produser, ia harus disiplin dalam manajemen proyek, presentasi ke investor, hingga strategi pemasaran.
"Kalau jadi aktor, kita harus instinctive, enggak boleh mikir terlalu banyak. Tapi kalau produser, justru harus mikirin semua detail seperti jadwal, kontrak, strategi. Dua-duanya menantang, makanya butuh disiplin dan jadwal yang jelas," katanya.
Bekerja sebagai Ibadah
Lebih jauh, Dian memandang bekerja bukan sekadar mencari nafkah atau validasi orang lain, melainkan ibadah. Ia merasa "dosa" jika tidak mengembangkan talenta yang sudah Tuhan titipkan.
"Saya punya banyak kemampuan, kalau tidak saya kembangkan itu menyia-nyiakan talenta. Bekerja bagi saya adalah ibadah, bukan untuk impressing anybody," tegasnya.
Dalam sesi tersebut, Dian juga memberi pesan singkat untuk seluruh perempuan Indonesia yaitu "Yes, you can do it. You got this." Ia menekankan bahwa perempuan punya potensi besar untuk berkembang, asalkan berani percaya diri.
Sebagai dosen pun, Dian mengaku optimistis dengan generasi muda saat ini. Menurutnya, mahasiswa dan pelajar masa kini lebih cerdas, punya akses informasi luas, dan bisa berkembang jauh lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.
"Saya melihat masa depan Indonesia cerah. Anak muda kita punya akses terhadap informasi dan perubahan yang lebih besar. Tinggal bagaimana kita memberikan ruang aman agar mereka bisa tumbuh maksimal," ucapnya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tips Psikolog Hadapi Pertanyaan 'Kapan Nikah?' Saat Libur Lebaran
