Raffi Ahmad Buka-Bukaan Soal Karier hingga Restu Orang Tua
Jakarta, CNBC Indonesia - Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad berbagai soal perjalanan hidupnya mulai dari artis sinetron hingga dipercaya menjadi pembantu presiden.
Untuk bisa sampai di posisinya saat ini, Raffi mengakui dia tak pernah sekolah tinggi. Meski begitu, menurutnya, kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh pendidikan formal.
"Ilmu pendidikan itu penting, tapi ilmu kehidupan jauh lebih penting" ujar Raffi dalam acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 yang digelar PT HM Sampoerna Tbk pada Jumat (22/8/2025).
Bagi Raffi, cara seseorang mengelola waktu mencerminkan siapa atau apa yang diprioritaskan. "Kalau mengatur waktu saja tidak bisa, bagaimana kita bisa sukses?" katanya.
Ia menilai, memanfaatkan waktu dengan bijak sama pentingnya dengan kerja keras. Sebab, keberhasilan bukan hanya soal usaha, tapi juga kemampuan menyeimbangkan tenaga, keluarga, dan pekerjaan.
Meski dikenal sebagai pengusaha dan entertainer papan atas, Raffi juga terus menekankan restu orang tua sebagai pondasi kesuksesannya. Sejak remaja, sebagian besar penghasilan selalu ia berikan kepada orang tuanya.
"Dari dulu saya bilang, sepintar-pintarnya kita, kalau tidak ada restu dari orang tua, bisnis tidak akan jalan. Jangan pernah takut untuk memberi," ujarnya.
Menyoal zona nyaman dalam bekerja, menurut Raffi itu bisa jadi jebakan. Ia bilang, begitu kita merasa aman, kita harus was-was. Saat di puncak, pilihannya hanya dua, naik lagi atau turun.
Ia menambahkan, dunia bisnis selalu penuh risiko, sehingga inovasi dan kolaborasi harus terus dilakukan.
Kolaborasi, Bukan Iri
Raffi juga menyinggung pentingnya kolaborasi antar pelaku UMKM. Menurutnya kekuatan UMKM Indonesia ada kemampuan pada bekerja sama bukan malah saling menjatuhkan.
"Kalau lihat toko sebelah sukses, jangan iri. Justru ajak kolaborasi. Satu tambah satu bukan dua, tapi bisa jadi sepuluh," ujarnya.
Sebagai pebisnis, Raffi percaya keterlibatan langsung pemilik sangat menentukan. "Kalau kita tidak hands on, tidak ikut pegang, bisnis bisa hancur. Harus tetap turun tangan, meski nanti berkembang dan dipercayakan ke tim," jelasnya.
Menutup pesannya, Raffi menyebut keinginannya agar bisnis yang dijalankannya, dalam hal ini RANS Entertainment bisa menjadi warisan yang tetap bermanfaat meski dirinya sudah tiada.
"Kalau saya sudah tidak ada, RANS tetap bisa mempekerjakan banyak orang dan jadi manfaat untuk banyak orang. Itu legasi yang ingin saya tinggalkan," ungkapnya.
(hsy/hsy)