
BTS Masih Jadi Tumpuan Hybe Cari Cuan, Idol Lain Bagaimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya Hybe untuk mengurangi ketergantungan pada Bangtan Sonyeondan (BTS) belum sepenuhnya berhasil. Data terbaru menunjukkan laba perusahaan hiburan asal Korea Selatan itu masih ditopang besar oleh aktivitas sang mega-grup K-Pop.
Melansir data Korea Herald, awal Agustus Hybe melaporkan pendapatan kuartalan tertinggi sepanjang sejarah senilai 705,6 miliar won atau sekitar Rp7,2 triliun (kurs Rp14.300/US$). Dari total pendapatan tersebut, sekitar 63% berasal langsung dari aktivitas artis, mulai dari konser hingga penjualan album.
Meski penjualan album turun 8,4% secara tahunan, lonjakan pendapatan konser menutup pelemahan itu. Konser menyumbang 26,7% dari total pendapatan, naik 31% year-on-year menjadi 188,7 miliar won.
Menurut analis Hyundai Motor Securities, Kim Hyun-yong, hampir 40% dari pendapatan konser Hybe pada kuartal II berasal dari tur dunia J-Hope bertajuk "Hope on the Stage". Itu berarti J-Hope seorang diri menyumbang sekitar 75,5 miliar won - hampir 10% dari total pendapatan kuartalan Hybe.
Tur J-Hope berlangsung Februari hingga Juni di 16 kota dengan 33 pertunjukan, ditonton 500 ribu penggemar. Stadion di Los Angeles dan Mexico City ludes terjual, sementara konser penutup diadakan di Goyang Sports Complex, Gyeonggi.
Selain itu, tur solo Jin BTS, fanmeeting Seventeen di Jepang, serta tur dunia Tomorrow X Together (TXT) dan Le Sserafim turut mendongkrak performa perusahaan, dengan total 1,8 juta penonton konser global.
Pendapatan tidak langsung dari merchandise, lisensi, konten, dan keanggotaan fan club mencapai 37% atau 257,8 miliar won. Namun, data ini tetap menegaskan kontribusi utama masih datang dari artis, terutama BTS.
Strategi "Disney-style" Hybe Diuji
Sejak 2022, Pendiri Hybe Bang Si-hyuk gencar memposisikan Hybe sebagai perusahaan "360 derajat" layaknya Disney, dengan pertumbuhan berbasis intellectual property di musik, teknologi, dan platform fandom. Ia bahkan menyebut Hybe sebagai setengah perusahaan teknologi agar tidak bergantung pada satu artis saja.
Namun laporan terbaru memperlihatkan strategi diversifikasi itu belum sepenuhnya membuahkan hasil. Hybe memang berinvestasi pada grup baru dan memperluas platform Weverse, tetapi belum ada artis yang menyamai kekuatan komersial BTS.
NewJeans sempat muncul sebagai bintang K-Pop generasi berikutnya, namun perselisihan hukum dengan anak usaha Hybe, Ador, membuat grup ini vakum. Di sisi lain, Katseye, girl group bentukan Hybe America bersama Geffen Records dengan sistem pelatihan K-Pop local, belum memberikan dampak finansial signifikan, meski dua lagunya, "Gabriela" dan "Gnarly", berhasil masuk Billboard Hot 100 setahun setelah debut.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Single "Mona Lisa" dari J-Hope BTS Rilis Hari Ini