Angka Harapan Hidup Warga RI Paling Rendah di ASEAN, Cek Datanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menyoroti rendahnya angka harapan hidup Indonesia dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Angka harapan hidup atau life expectancy adalah perkiraan rata-rata berapa lama seseorang diperkirakan akan hidup sejak lahir. Angka harapan hidup diukur berdasarkan kondisi kesehatan dan kematian pada suatu periode tertentu. Ini adalah indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
"Indonesia saat ini umur harapan hidupnya ya sekitar 69-71 tahun," ucapnya, berbicara di forum Health Summit 2025 di 25 Hours Hotel Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Sebagai perbandingan, menurut data World Health Organization (WHO) pada 2023, angka harapan hidup di Singapura adalah 83 tahun, Malaysia 76 tahun, Thailand 76 tahun, dan Vietnam 74 tahun.
Dokter Slamet menyebut bahwa angka harapan hidup menjadi indikator utama kinerja atau tingkat keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduknya.
"Kalau umur harapan hidup kita tinggi, maka ketahanan kesehatan, kinerja kesehatannya sangat baik."
Adapun faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya angka harapan hidup di Indonesia adalah belum optimalnya sistem kesehatan hingga rendahnya pembiayaan kesehatan.
"Pembiayaan kesehatan kita, anggaran kita, salah satu yang terendah di ASEAN Jadi ini perlu keterlibatan semua pihak agar anggaran kita kesehatan naik. Yang kedua sistem kesehatan kita juga belum optimal," paparnya.
IDI juga menyoroti pembiayaan kesehatan Indonesia yang dinilai masih rendah. Dia mencontohkan, iuran BPJS Kesehatan baru mencapai sekitar Rp165 triliun pada 2024.
"Andaikan itu ditingkatkan menjadi Rp200-300 triliun kan otomatis marketnya jadi ada. Obat, alat kesehatan termasuk tenaga medisnya juga akan meningkat," kata dia.
Pada akhirnya, sambung Slamet, jika pembiayaan kesehatan meningkat maka angka harapan hidup masyarakat Indonesia diharapkan bisa di atas 75 tahun.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkes: Indonesia Butuh Rp1.300 T untuk Perbaiki Layanan Kesehatan
