Survei: Mayoritas Gen Z Tak Punya Tabungan, Uangnya ke Mana?

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
13 August 2025 07:00
cover topik, fokus gen z
Foto: Cover Topik/ Fokus Gen Z

Jakarta, CNBC Indonesia - Generasi Z ternyata masih kesulitan menyisihkan uang untuk tabungan. Survei Bank of America terbaru menunjukkan hanya 15% Gen Z yang rutin menyisihkan sebagian gajinya untuk ditabung, dan hanya 1 dari 5 yang sudah memiliki dana pensiun.

Survei ini melibatkan 1.097 responden berusia 18 tahun ke atas, termasuk 1.091 responden berusia 18-27 tahun. Gen Z umumnya didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012. 

Studi Bank of Amerika juga menemukan bahwa Gen Z menilai minimnya pendapatan sebagai masalah utama keuangan mereka. Lebih dari separuh (53%) merasa tidak menghasilkan cukup uang untuk menjalani kehidupan yang mereka inginkan.

Meskipun pendapatan mereka terbatas, Gen Z tetap menemukan cara untuk menikmati hal-hal kecil, seperti merayakan kemenangan atau mencoba memperbaiki hari yang buruk: 57% membeli "hadiah" kecil untuk diri mereka sendiri setidaknya seminggu sekali. Sayangnya, bagi lebih dari separuh (59%) Gen Z, hal ini menyebabkan pengeluaran berlebihan.

Meski survei menunjukkan data yang memprihatinkan, para pakar menilai Gen Z masih punya banyak waktu untuk membangun kebiasaan finansial sehat.

"Semua situasi keuangan itu berbeda. Fokuslah pada diri sendiri dan kendalikan hal-hal yang bisa kamu atur," ujar perencana keuangan bersertifikat dan pendiri Bone Fide Wealth, Douglas Boneparth dilansir CNBC Make It, Selasa (12/5/2025).

Menurutnya, disiplin mengelola uang jauh lebih penting daripada sekadar menabung. Sementara itu, pendiri bersama Sun Group Wealth Partners, Winnie Sun juga bilang, usia muda adalah modal penting.

"Kalau kamu punya waktu panjang, bahkan menabung dan berinvestasi dalam jumlah kecil bisa berkembang menjadi jumlah signifikan di masa depan," katanya.

Berikut tiga langkah awal yang direkomendasikan untuk membangun tabungan jangka pendek maupun panjang:

1. Kelola penghasilan bulanan

Tidak ada rumus baku dalam menabung, tapi disiplin bisa dimulai dengan mencatat pengeluaran dan sisa uang yang dimiliki. Semisal jika setelah membayar semua kebutuhan masih tersisa Rp8 juta, pikirkan cara mengelola sisa uang itu alih-alih menghabiskannya.

Metode populer adalah membagi 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk hiburan, dan 20% untuk tabungan. Bagi usia 20-an, Sun menyarankan menyisihkan minimal 25% untuk tabungan selama 10 tahun pertama bekerja.

2. Siapkan dana darurat

Boneparth menyarankan agar memiliki tabungan untuk skenario terburuk, seperti kehilangan pekerjaan, dengan target tiga hingga enam bulan biaya hidup. Target lebih ambisius adalah enam hingga sembilan bulan. Semisal jika pengeluaran bulanan Rp16 juta, berarti perlu mengamankan setidaknya Rp48 juta untuk dana darurat tiga bulan.

3. Tentukan tujuan finansial

Setelah dana darurat aman, tetapkan tujuan jangka panjang seperti melunasi utang pendidikan, membeli rumah, atau menyiapkan dana pensiun. Tentukan biaya, jangka waktu, dan prioritas setiap tujuan untuk membuat rencana tabungan yang realistis.

"Prioritas Anda membantu menentukan tujuan mana yang akan didanai terlebih dahulu atau lebih besar daripada tujuan lainnya," kata Boneparth.

Mempertimbangkan ketiga faktor tersebut dapat mulai membuat rencana tabungan yang efektif yang sesuai dengan gaya hidup Anda, dan masa depan yang Anda bayangkan untuk diri sendiri.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petaka PHK di mana-mana, Berapa Jumlah Tabungan yang Harus Ada?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular