
Saat Raffi Ahmad Blak-Blakan Bicara Honor hingga Bisnis Bangkrut

Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa yang tak kenal dengan artis serba bisa Raffi Ahmad? Mengawali karir di dunia entertainment, Raffi kini lebih dikenal sebagai pengusaha sukses. Usaha yang digelutinya mulai dari kuliner, olahraga, hiburan hingga fesyen dan properti.
Terbaru, Raffi dipercaya menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda oleh Presiden Prabowo Subianto.
Untuk mengetahui kisah inspiratifnya lebih lanjut, berikut adalah rangkuman hasil wawancara Raffi Ahmad saat menjadi pembicara di acara LPS Financial Festival 2025, Surabaya (6/8).
Host: Aa Raffi apa kabar? Sibuk banget kayaknya. Bagaimana sih membagi badannya?
Raffi Ahmad: Ya, tapi sebelumnya saya mau menyapa dulu ada, ini salah satu orang yang membesarkan nama saya, tepuk tangan untuk Bapak Chairul Tanjung disana, terima kasih Pak. Saya dari umur 13 tahun 14 tahun udah syuting di TransTV. Terima kasih dan juga untuk tamu-tamu spesial yang ada di depan, mohon maaf tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, dan tentunya juga untuk semua yang sudah datang ke sini, terima kasih banyak, terima kasih banyak, terima kasih banyak.
Yang pasti apa ya, kalau saya selalu bilang sama teman-teman, pastilah saya juga baca bukunya Pak Chairul Tanjung itu anak singkong, saya juga kalau saya bukan "anak singkong" lagi mungkin saya dulu "anak hilang kali ya." Intinya apapun itu orang itu harus mau capek. Kalau dia enggak mau capek dia enggak akan sukses, itu yang paling terpenting. Oke, jadi banyak aktivitas padat tapi ya sudah ikhlas aja ya.
Pak CT aja yang uangnya udah banyak aja masih mau capek masih mau bikin apapun itu.
Host: Tadi cerita Pak CT masih kerja 12 jam sehari, kalau Rafi kerjanya berapa jam sehari sekarang?
Raffi Ahmad: Ya masih, ya enggak apa-apa, yang penting sehat. Sehat ya, oke. Saya tidur pasti di atas jam 12.
![]() |
Host: Apa sih yang membuat seorang Rafi Ahmad ini adalah Rafi Ahmad? Apa yang membesarkan nama Rafi Ahmad?
Raffi Ahmad: Ya sebenarnya sih kalau saya sendiri, saya selalu jadi diri saya sendiri di manapun saya berada. Jadi dulu saya ingat banget perjalanan hidup saya itu saya mulai-mulai syuting, karena waktu itu bapak saya itu sudah mulai sakit-sakitan.
Dulu waktu SD sampai SMP, seminggu sekali ini masih bisa ke mall, kadang seminggu dua kali kok saya gak ke mall-mall, oh ternyata bapak saya ini sakit jantung di ring sampai ternyata banknya waktu dulu kena likuidasi, tapi kan dulu kita masih kecil gak ngerti. Tapi waktu saya SMP akhirnya saya yaudahlah saya gak menyusahin orang tua, saya udah tahu kan orang lihat bapak saya juga, atau mungkin laki-laki namanya orang tua gak pengen terlihat lemah di anaknya. Tapi saya gak pernah nanya akan hal itu justru karena saya juga ngerasa saya anak laki-laki paling besar yaudahlah saya lakuin aja apa yang bisa saya lakuin untuk keluarga.
Akhirnya waktu itu saya coba casting-casting, sinetron sampai Alhamdulillah juga waktu itu sinetron pertama saya pernah masuk salah satu TV, tapi yang gak pernah saya lupa pertama kali dapat peran utama itu di Senandung Masa Puber di TransTV diterimanya sama Pak CT, terima kasih Pak CT. Dan itu sinetron yang fenomenal, gara-gara sinetron itu juga yang membuat hidup saya fenomenal, karena di sinetron itu saya waktu itu jadi anak SMP, jatuh cinta sama ibu guru, ibu-ibu, eh sampai pernah beneran saya jatuh cinta sama ibu-ibu, waktu itu, tapi itu namanya perjalanan hidup. Terlalu menjiwai ya, jadi kosmiknya mengikuti.
Tapi dulu saya main sinetron, tapi ini saya mau membagi kisah, jadi mungkin kalau saya ini apa ya, ya ilmu pendidikannya gak tinggi-tinggi banget, tapi saya selalu bilang ilmu pendidikan itu penting, tapi ada yang lebih penting yaitu ilmu adab kehidupan itu jauh lebih penting, dan juga dulu itu saya pernah syuting sinetron, syuting film, film itu ceritanya kalau dulu di entertainment itu ceritanya udah idealisme kasta tertinggi.
Suatu hari saya ditawarin jadi host, jadi MC, terus ada yang ngomong gini, ah kamu ngapain jadi MC, jadi host, kalau kamu jadi MC kita sambut Cak Lontong berarti artisnya Cak Lontong dong, berarti bintangnya Cak Lontong. Kita panggil Raffi Ahmad, berarti bintangnya Raffi Ahmad, berarti kamu bukan bintang.
Saya ngomong gini, wah saya gak mau jadi bintang, bintang itu terkadang kalau malam kadang ada kadang enggak, lagian bintang itu banyak bersaingnya, saya gak mau jadi bintang, suatu hari saya mau jadi langit nanti bintang-bintangnya saya tempel di langit saya.
Jadi itu yang membuat saya ah udah saya kerjain apa aja ya saya kerjain, kalau bisnis itu saya tahu sekelas Pak CT pun kita lihat beribu-ribunya bisnisnya Pak CT kan enggak seribu-seribunya berhasil. Ada yang gagal itu biasa dalam bisnis, dalam kehidupan ada kalah, ada menang, ada berhasil, ada tidak, tapi justru yang kadang ya kita yang terutama yang muda-muda ini apalagi zaman berkembangnya kan semakin maju.
Segala rupa semakin dimudahkan, kadang karena saking semuanya itu terasa lebih mudah sekarang, ada adab yang kadang terlupakan. Silaturahmi by telepon itu memang bagus, tapi kan lebih baik kita ketemu, temuin orang tua kita, salam orang tua kita, cium tangan orang tua kita, basuh kaki orang tua kita. Itu adalah rejeki yang akan ternilai dan itu yang akan membawa kita selalu dijaga, itu kadang juga penting.
![]() |
Host: Raffi Ahmad selalu ingin selalu memberikan yang terbaik, servis yang terbaik gitu, kan, untuk orang-orang. Emang selalu demikian ya A Raffi?
Raffi Ahmad: Kalau saya pada prinsipnya begini, mungkin waktu saya pertama kali jadi entertainer, entertainer ini kan berarti kita entertain, menghibur orang. Ya sama aja seperti polisi, tugasnya adalah menjaga masyarakat, tentara menjaga keamanan, ya kita ya tapi mereka kan memang digaji oleh negara, mungkin waktu saya pertama kali jadi entertainer itu saya misalnya dibayar sama Pak Chairul Tanjung, berarti kan saya ini harus melayani.
Saya tuh nggak pernah punya riders, teman-teman saya tuh nggak pernah punya riders, tanya siapapun itu, misalnya diundang ya udah saya bilang berapa ini berapa ini adanya segini, sudah silakan. Karena saya merasa ya saya ini kan masih dibayar orang, kita melayani orang itu supaya mereka happy, bukan melayani orang yang membayar kita dan melayani orang yang yang memang sudah membeli tiket-tiket kita gitu.
Jadi saya ini selalu berpikir ya udahlah hidup saya ini sebagai entertainer saya melayani orang aja, membahagiakan orang, silaturahmi sama orang. Juga ada rejeki-rejeki itu bukan cuma uang aja, rejeki-rejeki itu kenal Pak Chairul Tanjung, kenal orang-orang hebat di sini, mungkin dari setiap salamannya kita ada rejeki-rejeki yang memang nanti suatu hari kita ketemu.
Siapa tahu lima tahun kemudian yang jadi utusan khusus presidennya Cak Lontong, kan bisa kita nggak pernah tahu, jadi kita nggak pernah tahu roda kehidupan itu seperti apa, yang paling penting kita berusaha baik sama orang supaya suatu saat, karena saya ini tahu berada di posisi sekarang ini saya bukan karena saya sendiri, karena ditolong sama banyak orang.
Host: Apakah artinya Raffi ini melihat hubungan yang baik dengan orang itu adalah sebuah investasi?
Raffi Ahmad: Ya betul, karena Hablulminannas, Hablulminallah itu aku percaya banget, sangat-sangat percaya, karena nggak ada yang namanya superman, yang ada super team. Nggak ada yang orang yang hebat karena dirinya sendiri, karena pasti banyak didoain sama orang, jadi aku percaya banget investasi yang terbaik itu adalah kesehatan diri kita, kesehatan jiwa kita.
Jiwa kita juga sehat kalau kita dikelilingi sama orang baik, gimana caranya mencari orang baik? Ya kita harus membuka diri kita untuk membuka pintu rezeki kita, ketemu sama orang, menjemput bola. Terkadang kita kalau bisa kita diem, juga nggak akan sama halnya kan, kita punya teman yang banyak, tapi kita diem aja, belum tentu teman itu mau telepon kita.
Tapi kan kalau kita punya hubungan baik kita bisa minta tolong, kita bisa apapun itu akan lebih mudah rasanya. Jadi paling utama itu menjadi baik, menjadi baik itu memang enggak gampang sepertinya, tapi semua orang pasti bisa menjadi baik dan menjadi lebih baik itu pasti bisa.
![]() |
Host: Ini kan LPS Financial Festival 2025, jadi enggak afdol kalau enggak kita tanyain permasalahan soal pengelolaan keuangan, investasi dan lain-lain ya, pengalaman investasi. Pertama dapat job dibayar berapa sih?
Raffi Ahmad: Dulu saya peran utama di TransTV itu dikasih waktu itu satu juta. Satu juta di potong agensi lah, tapi alhamdulillah waktu itu masih kelas 3 SMP atau 1 SMA kalau enggak salah. Alhamdulillah jadi saya udah ngejar cari uang itu dari kelas 3 SMP, pertama kali main sinetron itu waktu itu bukan peran utama 500 ribu. 500 ribu itu satu sinetron, zaman dulu itu weekly Pak CT, enggak ada yang namanya stripping, jadi waktu itu saya punya di kantong kelas 3 SMP itu kalau sinetron satu minggu sekali, satu bulan kan 4 kali 500 kali 4, 2 juta gitu.
Tapi sampai naik honor terus, nah cuman uniknya saya memang dulu itu saya enggak ngerti uang, jadi honor ya ini juga percaya enggak percaya, tapi bukan berarti ditiru, tapi ada mungkin bagusnya ditiru, tapi jeleknya ya kalian juga harus mengerti soal uang.
Saya mengerti soal uang itu baru-baru belakangan, namanya juga pengalaman hidup, beda lah sama anak-anak SMA zaman sekarang pasti jauh lebih pinter.
Jadi dulu honor pertama kali saya itu selalu masuknya ke rekening ibu saya, sampai SMA punya pacar, kuliah punya pacar, sampai saya pacaran sama yang usia yang lebih tua baru saya gengsi, mah duitnya kesana dong, jadi dulu itu percaya enggak percaya, berapa tahun jadi uang itu selalu ke ibu saya, selalu ke ibu saya.
Nah mungkin itu juga salah satu sumber rezeki itu saat, jadi enggak usah takut teman-teman kalau masih ada orang tua, masih ada adik, masih ada kakak, masih ada ayah semua, uang itu jangan takut kita kasih ke keluarga kita. Itu malah digantinya sama Allah berkali-kali lipat. Itu mungkin enggak ada di buku ya, tapi itu saya alami sendiri di kehidupan saya. Itu perlu sekali. Benar-benar terjadi sama aku dan sampai sekarang.
Sampai sekarang itu saya enggak pernah tahu uang saya berapa juga enggak pernah tahu, nanya ke istri kadang bagus istri saya Nagita ya, udah sabar baik pintar lagi, emang benar abis pacaran, abis nikah sama Nagita saya lebih kaya lah.
Jadi memang istri saya pintar, istri saya pintar dia nyimpen uang, jadi kalau uang yang sudah masuk ke istri saya susah keluar, tapi enggak apa-apa juga terkadang ada bagusnya juga. Itu mengerem semuanya.
Ya alhamdulillah saya dikelilingi oleh bidadari-bidadari yang luar biasa, ada ibu saya, ada istri saya, ada adik-adik saya, sampai sekarang saya ini selalu kalau sama ibu, istri, adik-adik saya meskipun adik saya punya suami, tetap saja saya masih suka, posisi saya suka-suka saya suka ada kasih gitu, masih suka begitu.
![]() Aktris Raffi Ahmad tiba di Jalan Kartanegara, Jakarta, Selasa (15/10/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
Raffi Ahmad menjawab pertanyaan dari audiens soal tips berbisnis bagi anak muda dengan modal terbatas
Raffi Ahmad: Yang paling pertama mas, itu kita harus mengafirmasi diri kita harus sukses, bisa dan berhasil. Tumbuhkan dulu semangat kita, tumbuhkan dulu rasa percaya diri kita, bagusin aura-aura positif supaya masuk ke kita. Karena kita ini jadi manusia pasti akan pernah mengalami kesusahan, pasti akan pernah mengalami kegagalan, pasti akan pernah keliru. Kalau kita gak ngomong yang bagus-bagus ya, pasti.
Tetapi yang jadi manusia itu yang paling terpenting kita harus dinamis. Mas itu dinamis dan yang paling terpenting harus bisa now-in diri kita sendiri, berdamai dengan keadaan. Misalnya, ah memang bisnisku aku uangnya mampunya segini, yaudah segitu dulu.
Cari, jangan kita juga terlalu apa ya, maksudnya ya boleh mimpi setinggi-tingginya boleh. Mimpi itu gratis, tapi kan kenyataannya kita harus bisa berhadapan dengan kenyataan. Dan semuanya itu harus mulai dari bawah mas, harus mulai dari bawah, gak akan ada.
Mungkin Pak Chairul Tanjung lihat sekarang sukses pasti perjalanan karirnya berpuluh-puluh tahun, mungkin lebih sengsara dari kita, lebih susah dari kita. Dan setiap orang itu punya rejekinya masing-masing, setiap orang itu punya jalan hidupnya masing-masing. Mungkin anda tidak bisa jadi saya, saya tidak bisa jadi anda.
Mungkin anda suatu hari bisa lebih hebat dari saya, kita gak pernah tahu. Jadi mas yang paling utama tanamkan pada diri anda dulu semangat, kamu pasti bisa dan harus berdamai dengan keadaan, harus now-in diri. Kayak saya nih, saya tahu bahasa Inggris saya low liver ya, low itu rendah, liver itu hati, jadi rendah hati, jadi saya pakai bahasa Indonesia.
Jadi saya tahu bahwa saya kekurangannya mungkin saya ngerti, tapi saya gak bisa bahasa Inggris. Jadi saya tahu mungkin saya harus mencari partner yang memang jago bahasa Inggris. Sama halnya dengan bisnis, misalnya Anda kekurangannya di sektor B, ya sudah cari teman Anda yang bisa Anda percaya untuk bisa mengisi di sektor B. Itu pentingnya berkolaborasi.
Raffi Ahmad menjawab pertanyaan soal sejumlah bisnisnya yang bangkrut
![]() |
Yang namanya bisnis itu beda-beda. Yang paling terpenting, bisnis itu satu, momen. Bisnis itu kita menciptakan momen atau kita mengikuti momen. Saat kita sedang menciptakan momen, yaudah pasti nanti ada yang ngikutin. Yang ngikutin, ya gak apa-apa berarti kita sukses menjadi trendsetter.
Jangan kita juga ngerasa, ah ini banyak yang ngikutin. Enggak apa-apa, berarti kita sukses menjadi trendsetter. Atau kita mengikuti yang sudah sukses.
Bisnis itu dua, tapi semuanya itu ada risiko. Bisnis sama seperti hidup, akan ada risiko. Ada berhasil, ada berhasil banget, ada gagal, ada gagal banget.
Itu dinamikanya, gak apa-apa. Yang paling terpenting, kalau saya punya prinsip seperti ini. Di manapun posisi kita, jangan pernah kita berada di zona yang nyaman.
Kita harus tau di manapun posisi kita, kapanpun kita bisa jatuh. Sehingga kita punya alarm pada diri kita sendiri. Contoh, misalnya, kita nih pernah, saya pernah punya pengalaman di TransTV waktu itu sama Pak CT, inget namanya ada acara YKS.
Itu share-nya sampai 50%, itu benar-benar salah satu fenomenal. Di televisi, yang acara sama Pak CT tadi dari jam 6 sampai jam 7. Dipanjangin sama Pak CT jam 6 sampai jam 8. Dipanjangin lagi jam 6 sampai jam 9. Ya kita senang, honornya juga nambah. Sampai, Pak CT luar biasa, sampai jam 1 malam.
Kita terlalu euforia pada saat waktu itu. Wah, kita pikir acara ini bisa 5 tahun. Tapi ternyata ya itu, kita gak pernah tau.
Tiba-tiba ada aja hal yang tiba-tiba membuat, tiba-tiba cepat turun. Jadi intinya, saat kita berada di posisi manapun, berada di posisi nyaman, di posisi di atas, ya atasnya terserah. Mau datang sini, mau datang sini, mau datang sini.
Daripada kita jatuh kepleset, duk, sakit. Lebih baik kita cari tangga, turun ke bawah. Biar kita gak sakit, kita cari sesuatu untuk naik lagi ke atas.
Gak apa-apa capek, nanti turun lagi, naik lagi. Turun lagi, naik lagi. Lebih baik seperti itu.
Jadi, ya itu saya kembalikan. Bisnis itu, hidup itu harus mau capek. Kalau gak mau capek, gak capek, ya gak akan sukses, gitu.
Raffi Ahmad menjawab pertanyaan soal membagi waktu
![]() |
Waktu itu 24 jam, satu hari. Tujuh hari, masih ada waktu lagi. Allah itu kan menciptakan 24 jam, tujuh hari, satu bulan. Dikasih ke kita, ke manusia dan saking berharganya itu waktu. Jadi kalau kita jadi orang yang tidak bisa disiplin, yang tidak bisa mengatur waktunya, berarti orang itu belum dewasa. Dan saya gak percaya sama orang kalau misalnya saya ketemu sama orang, aduh gak ada waktu, aduh gak bisa, sekali gak apa-apa.
Kalau untuk selanjutnya berarti kita tidak diprioritaskan. Jadi kita ini punya skala prioritas, atur waktu kita sebaik-baiknya. Punya keluarga, punya kehidupan buat diri kita sendiri, punya kerjaan untuk profesional, masa kita gak bisa atur waktu itu.
Sesibuk-sibuknya saya, saya pasti bisa atur. Mungkin hari ini ada yang kebolongan atau kebobolan, ya besok kita masih bisa ganti waktunya. Kan kita udah tahu, kita tuh harus tauin diri kita sendiri, kita mampunya ngambil kerjaan ini, mampu atau enggak, kalau masih kuat satu, oke tambah lagi kerjanya dua, gak apa-apa.
Tapi kalau kita ngerasa nanti keteteran, waktu itu tidak bisa terulang. Nanti mungkin, siapakannya adik ya, adik ya, ya mungkin sekarang masih seumur kita, tapi kayak saya udah jadi bapak, udah punya anak, benar-benar saya sangat ngerasain, waduh waktu itu benar-benar berharga sekali. Golden time sama anak, golden time sama orang tua.
Raffi Ahmad ungkap kisah haru dengan almarhumah neneknya
Saya tuh kemarin tuh sempat nangis, waktu satu tahunan yang lalu kehilangan nenek saya. Jadi saya ini mungkin salah satu cucu kesayangan. Terus tiba-tiba nenek saya enggak tahu kenapa di sisa akhir hidupnya, tiga bulan pas sakit-sakitan maunya di rumah saya yang di Jakarta, padahal nenek saya di Bandung.
Nenek saya itu tidurnya mau di kamar utama saya, di rumah pertama saya.
Yang hasil nyicil, hasil syuting dari TransTV. Terima kasih, Pak. Jadi saya tidurlah di rumah utama, itu nenek saya.
Terus nenek saya udah sakit-sakitan dan akhirnya meninggal. Terus saat lagi sakrato maut itu ada sekitar keluarga lagi kumpul. Ini ibu saya, ini nenek saya, ini keluarga.
Saya ngeliat sampai meninggal ibu saya, terus abis nenek saya meninggal, tutup matanya. Saya nangisnya dua. Satu kehilangan nenek saya, sama saya merasa banyak kehilangan waktu yang saya lihat.
Ibu saya dulu muda, terus tiba-tiba saya ngeliat, wah ibu saya udah jadi nenek-nenek sekarang. Dan mungkin ibu saya juga gak tahu umurnya berapa lama lagi. Jadi pas nenek saya udah pergi, ibu saya bilang, Pak, mama juga udah tua, nanti kalau mama dipanggil, mudah-mudahan mama gak nyusahin anak-anaknya.
Itu hati saya kena banget. Tapi intinya, selagi kita masih ada orang tua, itu paling utama itu percaya deh, sesibuk-sibuknya kita, sekaya-kayanya kita nanti, sesukses-sesuksesnya kita nanti, punya uang banyak, cuma satu yang gak bisa dibeli, waktu yang berharga sama keluarga dan sama orang tua kalian. Jadi kalian harus benar-benar atur, belajar untuk bisa mengatur segalanya dengan baik.
Kalau kamu bisa mengatur waktu kamu dengan baik, berarti kamu sudah bisa menjadi orang yang dewasa. Yang gak bisa dibayar itu, yang gak bisa dibeli itu hanyalah waktu. Jadi belajar caranya untuk bisa menghargai dan membagi waktu dengan baik, itu paling penting.
Raffi Ahmad menjawab pertanyaan soal affiliate hingga dinamika bisnis di era digital
Intinya gini, mau affiliate, mau jadi apapun, sekarang bisnis itu dinamis. Bayangin, TV dulu sehebat apa, benar gak bacanya? Tiba-tiba ada digital, tiba-tiba ada YouTube, ada Instagram, ada Tok Tok Wow, TikTok.
Ada apa lagi besok? Hari ini ada affiliate, besok ada apa? Dulu kita, emang sesuai kalau kita di Muslim, ada di Al-Quran itu bahwa ajarkanlah keturunan kita, anak cucu kita sesuai dengan zamannya masing-masing. Mungkin saya juga gak bisa menetapkan apa yang ayah saya ajarkan kepada saya. Saya harus bisa lebih pinter lagi untuk menerapkan ajaran kepada anak saya.
Karena bisnis di era sekarang itu lebih cepat. Kadang saya juga belajar sama Rafathar, kadang saya belajar sama teman-teman artis yang di bawah saya 10 tahun, 15 tahun. Kita harus mau belajar, karena sekarang itu mau bisnis apapun, dinamikanya cepat sekali dinamis, sekali berubahnya mau jadi affiliate, mau jadi apapun.
Jadi kita harus persiapan. Kita harus persiapan, kita harus punya backup, backup apapun. Karena memang sekarang dunianya sudah seperti ini.
Tetapi, gak usah khawatir, kalau selagi kami masih mau bekerja, masih mau capek, masih mau belajar, dan masih mau untuk mencari, kayak contoh saya misalnya content creator. Content creator kalau kerjanya buat konten terus, dia juga capek. Setelah kita jadi content creator, kita harus belajar.
Ini semuanya ya, bukan cuma content creator saja. Kita harus menjadi bisnis creator, kita harus cari celah untuk mencari bisnisnya. Apapun itu, kalau kita gak bisa menjadi bisnis creator yang baik, kita bisa mencari own caranya, itu kita akan mati.
Jadi teman-teman harus pinter, apapun bentuknya, cari skema bisnis sendiri untuk bisnis kamu sendiri, apapun itu.
Host: Kadang-kadang capek gak cuma capek fisik doang, tapi ada capek mental juga. Bagaimana caranya supaya kita juga gak cuma memperkuat fisik kita, tapi mental kita juga?
Raffi Ahmad: Banyak orang yang komentar, ada aja mungkin orang-orang yang suka berkomentar. Jadi mau gak mau, kita juga harus bisa manage kemampuan mental kita, ini juga lebih baik lagi. Caranya gimana? Memang anak-anak zaman sekarang disebut Gen Z, suka ada yang namanya mental health, sedikit-sedikit healing.
Healing ya bagaimana ya, susah juga. Karena memang ya itu, saking dulu itu kita mau ketemu sama orang, zamannya dulu masih saya mulai meniti karir itu, jangankan zamannya Pak Cetek pasti lebih tradisional, pasti lebih gigih. Zamannya saya aja masih ketemu orang itu kita lebih banyak ketemu orang.
Karena memulai semuanya kan harus kita temuin satu per satu. Kalau zaman sekarang, anak-anak sekarang bisa casting digital, di-entertain itu, casting digital. Dia gak pernah ketemu casting director, dia cuman casting, hai, gini-gini dikirimin, tinggal nunggu.
Kalau zamannya saya tuh dulu gak bisa, saya dari Bandung ke Jakarta, casting jam 9, baru diketerima jam 1, jam 2 siang. Nah, itu apa ya, satu mental-mental seperti itunya anak-anak sekarang jarang bisa dapetin. Karena semuanya kan lebih mudah, lebih gampang didapat.
Ya tapi kitanya juga, kalau misalnya cepat apa-apa, ya misalnya contoh dia casting di digital, tiba-tiba gak keterima, ah udah ah, stress ah, baru gitu udah stress. Coba inget-inget aja perjuangan orang tua kamu, perjuangannya zaman-zaman sebelumnya itu jauh lebih susah. Jadi kembali lagi sebenarnya, ini juga cara lingkungan yang memang bisa menguatkan mental kita.
Kita juga harus dengerin, nah paling penting itu, supaya mental kita gak jadi mental tempe, saya tuh sering, bukan baca ya, kalau baca saya gak terlalu suka baca full, tapi saya suka baca historical tentang orang-orang sukses. Karena orang-orang sukses itu rata-rata, dia itu tidak memulai semuanya dengan mulus. Dan pasti mereka melalui jatuh, bangun, sakit, susah dan lain-lain.
Nah itu kita curi mentalnya mereka, supaya mentalnya kita menjadi lebih kuat daripada dia. Harus tangguh ya pokoknya ya. Nah itu kan tadi dari dalam ya, pokoknya harus tangguh itu keyakinan dari diri sendiri, artinya inwards gitu kan, keteguhan dari diri sendiri.
Host: Rafi kan followersnya juga udah puluhan juta, pasti komen-komen tuh ada aja kan yang negatif. Nah itu tuh gimana caranya supaya tetap waras?
Raffi Ahmad: Ya sebenarnya gini, kalau kita sekarang apalagi zamannya social media, bayangin aja followersnya tuh 76 juta, kalau saya bacain komen satu-satu saya bisa gila.
Ada yang suka, ada yang enggak. Jadi intinya percayalah sama niat dari hati kalian. Apapun itu, sekecil apapun langkahnya, sekecil apapun perbuatannya, kalau memang niatnya baik, enggak usah takut.
Mau komentar orang apa, enggak usah takut. Tapi kalau kita memulainya aja, bukan untuk suatu hal yang baik, pasti kita baca-bacain komen, pasti kita ketakutan sendiri. Intinya niatin dulu semuanya, insya Allah kalau memang niatnya baik, orang mau ngomong apa, orang mau menghujat kita malah jadi ladang pahala buat kita.
Dan selalu kita sudah berinsting baik, berintuisi baik. Jadi segala apapun itu, yang mencelah kita, yang menjelekkan kita, itu jadi pahala buat kita. Jadi mulai semuanya dengan niat baik dulu.
Jadi kita enggak usah takut kalau niatnya baik, apa yang harus kita takutin? Pokoknya yang penting dari kita, kita merasa baik, niatnya baik, jadi yaudah deh, harus kuat. Tadi cara kuat mentalnya. Oke.
Host: Ada yang ingin disampaikan oleh Raffi sekali lagi untuk menyemangati kita semua?
Raffi Ahmad: Semua orang bisa sukses. Bisa besok kamu sukses, bisa besok lusa kamu tidak sukses. Bisa kamu sukses, bisa sukses terus. Intinya, kita hidup ini harus banyak-banyak pahalanya.
Karena percuma juga, kita sukses menjadi orang yang tidak baik. Dan juga, yang paling terutama, jangan melupakan orang-orang yang pernah membantu kamu. Membantu kamu dari hal kecil, sampai hal besar.
Karena dengan kamu tidak melupakan jasa orang itu, Insya Allah, kamu akan selalu didoakan sama orang itu. Berusaha aja, senangkan orang lain itu, menyenangkan hati orang lain itu, mudah.
(hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantas Banyak Keturunan China Jadi Pengusaha Sukses, Ini Rahasianya
