
AI Vs Dokter, Siapa Lebih Akurat dalam Mendiagnosis Penyakit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dunia medis, mendiagnosis suatu penyakit yang cepat dan tepat sangatlah dibutuhkan. Hal ini dapat menentukan keberhasilan penanganan dan mengurangi risiko komplikasi.
Dengan berkembangnya teknologi, muncul persaingan antara manusia dan mesin yang menarik orang di Konferensi AI Dunia di Shanghai, tempat para ahli radiologi beradu langsung dengan kecerdasan buatan.
Kompetisi ini menampilkan enam ahli radiologi terbaik dari Rumah Sakit Zhongshan, yang dibagi menjadi dua tim yakni "Kelompok Kolaborasi AI" yang dibantu oleh sistem AI, dan "Kelompok Manual" yang sepenuhnya mengandalkan keahlian pribadi manusia.
Kedua tim diberikan kasus rontgen dada yang sama dan diminta untuk menganalisis serta melaporkan temuan mereka secara langsung.
Meskipun tim yang dibantu AI bekerja lebih cepat, mereka melewatkan beberapa diagnosis penting. Sementara itu, tim manusia mampu mengidentifikasi kondisi yang terlewatkan oleh tim AI. Menurut para ahli, laporan manusia juga lebih mudah dibaca, dengan nada yang lebih hangat dan struktur keseluruhan yang lebih baik.
"Saya perhatikan para dokter senior kami dengan cermat menyesuaikan struktur laporan," kata Wang Yi, direktur departemen radiologi di Rumah Sakit Rakyat Universitas Peking, seperti dikutip dari Euro News.
"Mereka membuat diagnosis menjadi laporan yang koheren dengan logika internal yang jelas, tidak seperti versi yang dihasilkan AI di mana setiap item dicantumkan secara terpisah."
"Dari segi waktu, AI jelas lebih cepat. Akurasinya kurang lebih sebanding, tetapi saya harus bilang kelompok manusia terasa lebih hangat dan lebih empatik," kata Zeng Mengsu, direktur radiologi dan kepala radiologi diagnostik di Rumah Sakit Zhongshan.
Kompetisi di Shanghai terjadi di tengah gelombang terobosan dalam diagnostik medis berbasis AI. Microsoft baru-baru ini mengumumkan bahwa perangkat AI terbarunya mengungguli dokter dalam sebuah studi yang melibatkan kasus medis kompleks.
Meskipun perusahaan tidak menyatakan bahwa AI akan menggantikan dokter, mereka yakin sistem ini dapat meningkatkan kecepatan, akurasi, dan personalisasi dalam perawatan kesehatan secara drastis.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi PBB Ungkap AI Lebih Kejam terhadap Pekerja Perempuan
