Arti Singkatan Rohana, Rojali, hingga Romusa yang Lagi Viral

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
30 July 2025 09:50
Sejumlah pengujung melintas di salah satu mal di kawasan Jakarta Selatan, Senin, (28/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah pengujung melintas di salah satu mal di kawasan Jakarta Selatan, Senin, (28/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Istilah "Rohana" hingga "Rojali" lagi ramai menjadi topik perbincangan di jagat media sosial. Dari mana usulnya dan apa arti dari sejumlah istilah tersebut?

Perlu diketahui, istilah "Rohana" hingga "Rojali muncul untuk menggambarkan pola perilaku masyarakat yang datang ke mal hanya sakadar jalan-jalan tanpa berbelanja. Rombongan Jarang Beli (Rojali) dituding menjadi penyebab sepinya bisnis ritel di sejumlah pusat perbelanjaan. 

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan fenomena "Rojali" makin marak. Meski kunjungan ke mal tetap meningkat, pola belanja masyarakat dinilai berubah signifikan.

"Kunjungan ke mal tumbuh, masyarakat datang ke mal, tapi yang terjadi perubahan pola belanja. Tren belanja utamanya yang kelas menengah ke bawah daya belinya belum pulih, mereka beli produk yang harga satuannya kecil, tetap datang (ke mal)," kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.

Berikut adalah sejumlah singkatan unik dan artinya terkait fenomena sepinya mall:

- ROJALI (Rombongan Jarang Beli)
- ROHANA (Rombongan Hanya Nanya)
- ROHALUS (Rombongan Hanya Elus-Elus)
- ROHALI (Rombongan Hanya Lihat2)
- ROCEGA (Rombongan Cek Harga)
- ROMANSA (Rombongan Manis Senyum Aja)
- ROTASI (Rombongan Tanpa Transaksi)
- ROSALI (Rombongan Suka Selfie)
- ROCADOH (Rombongan Cari Jodoh)
- ROCUTA (Rombongan Cuci Mata)
- ROMUSA (Rombongan Muka Susah


Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual menilai konsumsi masyarakat belum menunjukkan perbaikan dan hal ini dibuktikan oleh data per Juni lalu.

Konsumsi menengah atas, menurut David, belum membaik. Padahal, kaum menengah atas menyumbang kontribusi terhadap konsumsi yang sangat signifikan, yakni 70%.

"Di Big Data itu, bahkan (konsumsi) sampai Juni itu belum bagus..Secara konsumen keseluruhan terutama yang menengah atas yang punya uang - yang membeli durable goods seperti mobil, motor, furniture, kemudian pakaian, luxurious goods - mereka yang mendorong 70% konsumsi," kata David dalam acara Editors Briefing Bank Indonesia (BI), belum lama ini.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular