76% Warga RI Beli Produk karena Influencer, Paling Tinggi di ASEAN

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
Jumat, 18/07/2025 12:40 WIB
Foto: Ilustrasi/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menjadi juara di Asia Tenggara dalam tren belanja berbasis rekomendasi influencer. Sekitar 76% konsumen mengaku membeli produk karena pengaruh dari konten kreator.

Laporan tahunan bertajuk E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia yang dirilis Impact dan Cube ini mengungkap, pemasaran afiliasi (affiliate marketing) kini memainkan peran sentral dalam pertumbuhan e-commerce berbasis influencer. Ini terjadi seiring makin tingginya ekspektasi konsumen terhadap konten yang orisinal, bernilai, dan relevan.

Di Indonesia, Instagram tercatat sebagai platform media sosial paling populer untuk berinteraksi dengan konten influencer, digunakan oleh 92% responden. Angka ini jauh melampaui rata-rata kawasan Asia Tenggara (75%). Disusul YouTube (90%) dan TikTok (87%), dua platform yang juga dominan dalam mendorong interaksi dan konversi melalui tautan afiliasi.

Sementara untuk kategori produk yang paling banyak dibeli lewat tautan afiliasi di Indonesia adalah fesyen (81%), kecantikan (69%), dan elektronik (63%). Ini merupakan persentase tertinggi di seluruh Asia Tenggara untuk kategori fesyen.

Sebanyak 90% responden Indonesia mengaku pernah melakukan pembelian lewat tautan afiliasi, baik di situs brand langsung maupun marketplace seperti Shopee dan TikTok Shop. Mayoritas (96%) pembelian terjadi di e-commerce.

Kekuatan rekomendasi influencer di Indonesia masih didominasi oleh figur publik besar. Influencer kategori celebrity dan mega influencer paling mempengaruhi keputusan belanja, masing-masing sebesar 67% dan 59%. Di sisi lain, nano influencer hanya memengaruhi 43% konsumen.

Influencer yang paling sering disebut dalam survei adalah Raffi Ahmad, Fuji, Nagita Slavina, Fadil Jaidi, Tasya Farasya, dan David Gadgetin. Empat di antaranya berasal dari kalangan selebritas, sedangkan dua lainnya merupakan mega influencer.

Meski influencer besar masih mendominasi, kepercayaan terhadap mereka mulai menurun. Dibandingkan tahun lalu, pengaruh mega influencer terhadap keputusan belanja turun 7 poin. Sebaliknya, tren menunjukkan peningkatan kepercayaan terhadap kreator afiliasi dan konten otentik, terutama yang menyertakan tautan langsung ke produk.

"Preferensi konsumen di Asia Tenggara kini bergeser ke arah yang lebih personal dan relevan. Brand harus meninggalkan model lama yang hanya fokus pada jangkauan, dan mulai membangun kemitraan jangka panjang dengan kreator," kata Managing Director APAC Impact, Adam Furness dalam keterangan persnya pada Jumat (18/7/2025).

Marketplace Jadi Magnet Afiliasi

Marketplace seperti TikTok Shop, Shopee, dan Lazada juga jadi arena utama bagi kreator afiliasi. Kategori kecantikan bahkan tercatat memberikan komisi tertinggi di antara kategori lain. Tak heran jika 34% konsumen menemukan produk lewat marketplace, mengungguli situs brand (32%) dan kanal influencer (31%).

Laporan ini disusun berdasarkan survei terhadap lebih dari 2.400 konsumen, kreator, dan pelaku industri dari enam negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam.



(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kesadaran Perawatan Gigi Naik, Tapi Akses Masih Terbatas