Lagi Tren di China, Sewa Kantor Palsu agar Kelihatan Bekerja

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
Jumat, 18/07/2025 09:15 WIB
Foto: CoWomen via Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - Demi menghindari stigma sosial karena menganggur, sejumlah warga China menyewa kantor palsu untuk sekadar "pura-pura bekerja." Layanan ini memungkinkan orang tampak seperti masih punya pekerjaan, bahkan ada yang menyamar sebagai pemilik bisnis, hanya dengan biaya sekitar 30 yuan per hari, atau setara Rp68 ribuan.

Melansir Business Standard, keberadaan layanan semacam ini salah satunya ada di Provinsi Hebei, China utara. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, ditampilkan ruang kantor sewaan yang bisa dipakai dari pukul 10 pagi hingga 5 sore, lengkap dengan makan siang. Tujuannya supaya pengguna bisa tetap terlihat sibuk dan menghindari pertanyaan atau tekanan dari keluarga soal status pekerjaan.

Tak hanya itu, ada juga layanan serupa dengan tarif 50 yuan (sekitar Rp113 ribu) yang memungkinkan penyewa berpose sebagai "bos" di ruang kantor berfurnitur mewah, termasuk kursi kulit empuk untuk diabadikan dalam foto. Pemilik ruang kantor yang sebenarnya tidak digunakan itu mengatakan, ide ini muncul karena banyaknya PHK di berbagai perusahaan besar.


Meski sudah ramai di media sosial, ia mengaku belum ada pelanggan yang benar-benar datang langsung. Topik ini menyulut debat panas di media sosial China dan sudah ditonton lebih dari 100 juta kali.

Sebagian warganet menganggapnya sebagai bentuk pelampiasan psikologis yang sah untuk membantu penganggur merasa tetap "normal". Tapi yang lain menyebut praktik ini justru memperpanjang masa pengangguran karena orang jadi lari dari kenyataan dan enggan mencari pekerjaan baru.

Layanan "kantor palsu" ini muncul di tengah meningkatnya angka pengangguran anak muda di China. Pada Juni 2023, tingkat pengangguran untuk usia 16-24 tahun mencapai rekor 21,3%. Pemerintah sempat menghentikan sementara publikasi data ini, lalu mengubah cara perhitungannya dengan mengecualikan mahasiswa, yang hasilnya, angka pengangguran turun ke 16,1% pada November 2023.

Di tengah situasi sulit ini, kisah-kisah tentang orang yang menyembunyikan status nganggur dari keluarga menjadi makin sering terdengar.

Tekanan Mental karena Nganggur

Tak hanya di China, banyak orang di seluruh dunia berbagi pengalaman serupa yaitu stres karena kehilangan pekerjaan, terus-menerus melamar kerja tanpa hasil, hingga merasa gagal secara pribadi. Banyaknya platform pencari kerja saat ini justru memperbesar tekanan, sebab orang merasa harus apply dua sampai tiga pekerjaan setiap hari.

Di tengah tekanan itu, menyewa "kantor pura-pura" bisa terasa masuk akal. Meski begitu, beberapa warganet menyarankan agar orang-orang yang menghadapi tekanan berat ini mempertimbangkan untuk menjalani konseling, sekaligus memanfaatkan ruang kerja sewaan itu untuk benar-benar mencari peluang kerja baru.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kesadaran Perawatan Gigi Naik, Tapi Akses Masih Terbatas