
Turis Asia Makin Ogah Liburan ke Amerika, Alasannya Bukan Biaya Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mulai kehilangan daya tariknya sebagai destinasi wisata, khususnya di mata wisatawan asal Asia Tenggara. Hasil survei CNBC Travel menunjukkan, hampir 80% turis Asia Tenggara menganggap AS kini kurang menarik untuk dikunjungi.
Penurunan minat ini disebabkan oleh berbagai faktor, namun kekhawatiran soal diskriminasi, kebijakan Donald Trump, dan kekerasan bersenjata menjadi alasan utama melebihi persoalan biaya.
Survei yang melibatkan 6.000 responden dari Singapura, Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia ini dilakukan oleh lembaga riset Milieu Insight pada 22 Mei hingga 10 Juni 2025.
Dari total responden, 24% mengaku minatnya menurun dalam enam bulan terakhir. Adapun alasan yang paling sering disebutkan adalah:
1. Kekhawatiran diskriminasi terhadap warga Asia - 60%
2. Tindakan pemerintahan Trump - 54%
3. Kekerasan senjata - 53%
4. Biaya perjalanan - 41%
5. Kebijakan tarif - 38%
6. Penahanan di perbatasan - 37%
7. Kemenangan Trump di pemilu - 34%
8. Persyaratan visa - 32%
9. Peringatan perjalanan dari pemerintah negara asal - 15%
Menariknya, responden muda lebih terdampak oleh berita tarif dan kebijakan imigrasi, namun tetap lebih tertarik mengunjungi AS dibandingkan responden yang lebih tua.
Meski secara umum minat menurun, Vietnam dan Filipina menunjukkan tren sebaliknya. Sebanyak 57% responden Vietnam dan 49% dari Filipina justru menyatakan minat mereka meningkat dalam enam bulan terakhir.
"Hal ini diduga berkaitan dengan besarnya diaspora kedua negara tersebut di AS," ujar dosen senior di James Cook University, Singapura, Zilmiyah Kamble.
Data Pew Research Center menunjukkan pada 2024, warga Filipina adalah kelompok imigran terbesar keempat di AS, sedangkan warga Vietnam di posisi kedelapan.
"Ada faktor keluarga, aspirasi pribadi, dan kekuatan budaya pop AS yang masih menarik," ujarnya.
Sebaliknya, warga Singapura menunjukkan ketertarikan paling rendah. Sebanyak 55% warga Singapura menyatakan minatnya terhadap AS menurun, dan hanya 7% yang menyatakan minatnya meningkat sejak November lalu.
AS sempat memperburuk relasinya dengan Vietnam lewat pengumuman tarif impor sebesar 46% oleh Donald Trump pada April 2025, meskipun kemudian diturunkan menjadi 20% setelah kesepakatan perdagangan 2 Juli lalu.
Citra Negatif AS di Media Sosial
Hasil survei CNBC ini selaras dengan laporan YouGov yang dirilis Maret lalu, yang menunjukkan sejak Januari 2025, citra AS sebagai destinasi wisata terus memburuk, terutama di Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, Kanada, dan Meksiko.
Namun data dari Sprout Social mengungkapkan, sentimen publik soal traveling ke AS di media sosial berbeda-beda tergantung negara asal.
Sentimen Media Sosial tentang Perjalanan ke AS
• India: 96% positif
• Kanada: 45% negatif, 55% positif
• Inggris: 50% positif, 50% negatif
• AS: 44% positif, 56% negatif
Data ini dikumpulkan dari lebih dari 87.000 mention dan 1 juta interaksi di X, YouTube, Tumblr, dan Reddit selama periode 30 April hingga 3 Juni 2025.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Negara Eropa yang Bisa Dikunjungi WNI Tanpa Visa, Catat Daftarnya
