Mengapa Orang Barat Cebok Pakai Tisu, Bukan Air? Ini Jawabannya

Redaksi, CNBC Indonesia
13 July 2025 21:30
Ilustrasi Tisu Toilet. (Dok. Pexel)
Foto: Ilustrasi Tisu Toilet. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia seolah terbagi dua dalam urusan kebersihan setelah buang air yakni ada yang memilih cebok dengan air dan ada pula yang menggunakan tisu. Masyarakat Asia, Timur Tengah, dan Afrika umumnya lebih akrab dengan air, sedangkan negara-negara Barat cenderung mengandalkan tisu. Tapi, kenapa bisa berbeda?

Secara historis, cara membersihkan diri usai buang air besar bergantung pada budaya, kondisi geografis, dan ketersediaan sumber daya di setiap wilayah. Di masa lalu, orang-orang menggunakan apa yang tersedia, mulai dari air, batu, daun, rumput, bahkan tangan.

Di Romawi Kuno pada abad ke-6 SM semisal, batu digunakan untuk membersihkan kotoran. Sementara masyarakat di Timur Tengah telah terbiasa menggunakan air, sesuai ajaran agama yang menekankan kebersihan usai buang hajat.

Dalam riset "Toilet hygiene in the classical era" (2012), penggunaan tisu sebagai pembersih kotoran justru terdeteksi pertama kali di China, bukan dunia Barat. Kala itu, penduduk China berhasil menciptakan tisu sebagai pengembangan lebih lanjut dari kertas, yang juga pertama kali ditemukan di Negeri Tirai Bambu.

Barulah di abad ke-16, istilah "tisu toilet" mulai disebut di Barat oleh sastrawan Prancis Francois Rabelais dan itu pun dengan catatan bahwa tisu tidak cukup efektif.

Lantas mengapa masyarakat Barat tetap menggunakan tisu?

Salah satu faktor utama adalah iklim. Menurut laporan BuzzFeed, orang yang tinggal di wilayah beriklim dingin cenderung menghindari air karena tidak nyaman, apalagi untuk cebok. Mandi pun menjadi aktivitas yang lebih jarang dilakukan. Sebaliknya, masyarakat di wilayah tropis seperti Asia Tenggara terbiasa bersentuhan dengan air, bahkan merasa kurang bersih jika tidak menggunakannya.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah pola makan. Orang Barat umumnya mengkonsumsi makanan rendah serat, yang menghasilkan kotoran lebih padat dan sedikit air. Kondisi ini membuat tisu dirasa cukup untuk membersihkan. Sementara itu, masyarakat Asia dan Afrika yang makan banyak serat cenderung menghasilkan kotoran yang lebih lembek dan banyak air, sehingga penggunaan air menjadi lebih efektif dan nyaman.

Tak hanya soal kenyamanan, dari sisi kebersihan, riset menunjukkan bahwa membersihkan diri dengan air jauh lebih efektif dalam menghilangkan bakteri dan kuman dibandingkan tisu. Meski demikian, kebiasaan penggunaan tisu di Barat sudah mengakar sejak lama, apalagi setelah munculnya inovasi tisu gulung pada tahun 1890 yang membuat produk ini semakin mudah diakses.

Pada akhirnya, pilihan antara air dan tisu tidak hanya soal kebersihan, tapi juga mencerminkan budaya, iklim, dan kebiasaan yang diwariskan lintas generasi. Jadi, itulah alasan kenapa orang bule atau secara umum masyarakat beriklim dingin terbiasa cebok hanya pakai tisu.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengapa Orang Barat Cebok Pakai Tisu Bukan Air? Ini Jawabannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular