Susah Dapat Kerja, Anak Muda Ini Nemu Profesi Baru Bergaji Rp15 Juta

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
07 July 2025 09:35
cover topik, fokus gen z
Foto: Ilustrasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar tenaga kerja China yang semakin sulit melahirkan tren baru di kalangan anak muda, yaitu menjadi full-time grand kids alias cucu penuh waktu. Mereka adalah pemuda-pemudi yang kembali ke kampung halaman untuk merawat dan menemani kakek-nenek mereka di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap.

Melansir South China Morning Post, tren ini muncul seiring meningkatnya angka pengangguran usia muda dan kebutuhan akan pendampingan emosional untuk lansia di China. Para "cucu penuh waktu" ini tak hanya membantu aktivitas harian, tetapi juga menjadi teman berbagi cerita dan dukungan mental bagi anggota keluarga yang sudah tua atau berkebutuhan khusus.

Berbeda dari istilah "anak penuh waktu" yang lebih sering menemani orang tua yang masih sehat, "cucu penuh waktu" dinilai lebih berbakti karena mereka merawat kakek-nenek yang rentan.

Salah satu kisah viral datang dari seorang perempuan berusia 26 tahun yang gagal dalam ujian pascasarjana dan ujian pegawai negeri. Ia akhirnya menerima ajakan sang kakek untuk pulang dan tinggal bersama.

"Kalau kamu bisa merawat aku dengan baik dan membuatku hidup beberapa tahun lebih lama, itu jauh lebih berarti dibanding apapun yang bisa kamu lakukan di luar sana," ujar sang kakek.

Sebagai imbalan, sang kakek memberinya 7.000 yuan (sekitar Rp15 juta) dari total uang pensiunnya yang mencapai 10.000 yuan per bulan. Tren ini pun mencerminkan realita pasar kerja anak muda China yang sedang krisis. Pada April 2025, tingkat pengangguran usia 16-24 tahun di kawasan urban mencapai 15,8%, artinya satu dari enam anak muda tak punya pekerjaan.

Meski awalnya mereka mungkin manja atau tidak terbiasa mengurus rumah tangga, para "cucu penuh waktu" ini justru berkembang cepat dalam peran barunya. Mereka mengatur jadwal kunjungan rumah sakit, memantau konsumsi obat, bahkan mengelola urusan rumah secara keseluruhan.

Beberapa di antaranya mendorong kakek-neneknya untuk menjalani hidup lebih sehat, misalnya dengan mengajak ke kedai minuman populer atau restoran kekinian. Ada pula yang menyesuaikan dengan gaya hidup hemat kakek-nenek mereka, tapi tetap berusaha menyenangkan lewat perhatian kecil. Meski banyak lansia lebih suka mengurus dirinya sendiri, kehadiran cucu sebagai teman ngobrol tetap membawa dampak emosional yang besar.

"Di tempat kerja, semua usaha saya cuma dibalas janji kosong. Tapi jadi cucu penuh waktu, kalau saya bilang pengen makan sesuatu malam ini, besok pagi nenek saya langsung membelikannya," ujar salah satu dari mereka.

Banyak dari para cucu ini mengaku peran tersebut membuat mereka lebih dewasa dan berpikir ulang soal makna hidup. Xiaolin, seorang "cucu penuh waktu" berusia 24 tahun bilang, "Kita cuma punya sekitar 30 ribu hari dalam hidup. Bagi kakek-nenek saya, setiap hari adalah bagian dari hitungan mundur. Bonus kerja bisa saya kejar nanti, tapi waktu dengan mereka, kalau hilang, gak akan kembali."

Fenomena ini memicu diskusi luas di media sosial. Ada yang berkomentar, "Bayar orang luar buat rawat lansia itu mahal. Kalau keluarga sendiri yang rawat, pasti lebih perhatian dan hangat."

Namun, ada juga yang mengkritik tren ini tidak realistis. "Jadi cucu penuh waktu itu butuh modal juga. Berapa banyak sih kakek-nenek yang pensiunnya cukup buat menghidupi dua orang? Kakek saya petani, pensiunnya cuma 100 yuan (sekitar Rp200 ribu) per bulan."


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Banyak Anak Muda Punya Ferrari, Mau Beli Harus Antre 2 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular