
Benarkah Banyak Makan Telur Bikin Bisulan?

Jakarta, CNBC Indonesia — Telur termasuk makanan sumber protein hewani yang sehat dan praktis. Telur kaya akan protein, vitamin, dan mineral seperti selenium dan kolin.
Kendati demikian, banyak orang mengatakan bahwa kebanyakan makan telur bakal menyebabkan bisulan.
Mengutip laman Siloam Hospitals, Minggu (29/6/2025), furunkel atau bisul adalah peradangan pada folikel rambut yang dapat menimbulkan gejala berupa munculnya benjolan merah yang berisi nanah pada kulit dan terasa nyeri. Sebagian individu menganggap kemunculan bisul ini sebagai akibat dari konsumsi telur terlalu banyak.
Padahal hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan konsumsi telur dapat menyebabkan munculnya bisul. Alih-alih karena mengonsumsi telur, penyebab utama bisul adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut.
Pada dasarnya, bakteri tersebut sering ditemukan pada permukaan kulit dan lapisan dalam hidung, namun tidak menimbulkan masalah apa pun. Bakteri Staphylococcus aureus bisa menginfeksi tubuh jika terdapat luka gores atau gigitan serangga pada permukaan kulit yang menjadi pintu masuk bakteri tersebut ke dalam tubuh.
Kendati demikian, sebagian individu memang bisa mengalami alergi telur, terutama anak-anak. Alergi telur sendiri merupakan kondisi yang terjadi karena sistem imun tubuh menganggap protein yang terkandung di dalam telur sebagai zat berbahaya.
Akibatnya, sistem imun tubuh melepaskan histamin sebagai bentuk perlindungan tubuh dari zat berbahaya tersebut sehingga memicu munculnya gejala-gejala yang merupakan reaksi alergi, seperti ruam merah hingga gatal-gatal pada kulit.
Saat muncul reaksi alergi tersebut, penderita alergi telur mungkin akan sering menggaruk kulitnya. Jika digaruk secara berlebihan, hal tersebut dapat menimbulkan luka pada kulit yang menjadi pintu masuk bagi bakteri dan memicu terjadinya infeksi. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko munculnya bisul pada kulit.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi: Konsumsi 1 Butir Telur Turunkan Risiko Kematian Akibat Jantung
