Nyamuk Langka Mematikan Serang Amerika, Fasilitas Publik Ditutup

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
25 August 2024 19:15
FILE - In this Jan. 27, 2016, file photo, an Aedes aegypti mosquito known to carry the Zika virus and the Dengue fever, is photographed through a microscope at the Fiocruz institute in Recife, Pernambuco state, Brazil. In a statement on Friday, Oct. 14, 2022, the European Medicines Agency is recommending that a dengue vaccine made by the Japanese pharmaceutical Takeda be authorized, in a move that could provide a new tool for millions worldwide against the potentially fatal disease. (AP Photo/Felipe Dana, File)
Foto: Ilustrasi nyamuk - AP/Felipe Dana

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyakit langka dan mematikan yang disebarkan oleh nyamuk menyerang satu kota di Massachusetts, Amerika Serikat. Akibat serangan tersebut, taman publik terpaksa ditutup pada malam hari. Warga juga diimbau untuk tidak keluar rumah pada malam hari.

Mereka khawatir dengan ancaman virus Eastern Equine Encephalitis (EEE) atau yang ditranslasi menjadi ensefalitis kuda timur. Pejabat kesehatan negara bagian mengumumkan minggu lalu seorang pria berusia 80-an telah tertular penyakit tersebut. Ini merupakan kasus manusia pertama yang ditemukan di Massachusetts sejak 2020.

Mengutip laporan AP News, Kota Plymouth mengumumkan pada Jumat bahwa mereka akan menutup fasilitas rekreasi luar ruangan publik dari senja hingga fajar setiap hari setelah seekor kuda di kota itu terinfeksi penyakit tersebut.

Sementara itu, pejabat kesehatan negara bagian memperingatkan bahwa empat kota di selatan Worcester - Douglas, Oxford, Sutton dan Webster - berada dalam "risiko kritis" setelah seorang pria dari Oxford tertular virus tersebut.

Keberadaan virus EEE di Massachusetts dikonfirmasi bulan lalu dalam sampel nyamuk, dan telah ditemukan pada nyamuk lain di seluruh negara bagian sejak konfirmasi kasus itu. Pada wabah tahun 2019, tercatat ada enam kematian di antara 12 kasus yang dikonfirmasi di Massachusetts. Wabah berlanjut tahun berikutnya dengan lima kasus dan satu kematian.

Hingga saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan untuk EEE.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa meskipun jarang terjadi, EEE sangat serius dan sekitar 30% orang yang terinfeksi meninggal. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, muntah, diare, dan kejang.

Orang yang selamat sering kali cacat permanen, dan sedikit yang pulih sepenuhnya, kata otoritas Massachusetts. Penyakit ini lazim terjadi pada burung.  Meskipun manusia dan beberapa mamalia lain dapat tertular EEE, mereka tidak menyebarkan penyakit tersebut.

CDC mengatakan hanya beberapa kasus EEE yang dilaporkan di AS setiap tahun, dengan sebagian besar infeksi ditemukan di negara bagian timur dan Gulf Coast.

Jennifer Callahan, seorang pejabat di Oxford, menjelaskan dalam memo bahwa keluarga dari pria yang tertular virus pada pertengahan Agustus tersebut telah menghubungi kantornya.

"Mereka ingin orang-orang menyadari bahwa ini adalah penyakit yang sangat serius dengan konsekuensi fisik dan emosional yang mengerikan, terlepas dari apakah orang tersebut bertahan hidup atau tidak," tulis Callahan.

Dia mengatakan orang yang terinfeksi itu sering menceritakan kepada keluarganya bahwa dia tidak pernah digigit nyamuk. Namun, tepat sebelum pria tersebut menunjukkan gejala, dia mengaku telah digigit. Saat ini pria itu masih dirawat di rumah sakit untuk berjuang melawan virus mematikan tersebut.

Pejabat kesehatan mendesak warga di kota-kota tersebut untuk menghindari waktu puncak gigitan nyamuk dengan menyelesaikan aktivitas luar ruangan paling lambat pukul 6 sore hingga 30 September. 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular