5 Cara Penularan Virus Mpox yang Wajib Diwaspadai

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
21 August 2024 14:45
Seorang petugas kesehatan berjalan melewati pusat perawatan mpox di Munigi, Kongo timur, Senin, 19 Agustus 2024. Kongo akan menerima dosis vaksin pertama untuk mengatasi wabah mpox minggu depan dari Amerika Serikat, kata menteri kesehatan negara itu pada Senin, beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan wabah mpox di Afrika sebagai keadaan darurat global. (AP Photo/Moses Sawasawa)
Foto: Seorang petugas kesehatan berjalan melewati pusat perawatan mpox di Munigi, Kongo timur, Senin, 19 Agustus 2024. (AP/Moses Sawasawa)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu belakangan ini, penyakit cacar monyet (Mpox) kembali menjadi perhatian publik setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mendeklarasikan penyakit zoonosis tersebut sebagai darurat kesehatan masyarakat global untuk yang kedua kalinya setelah 2022.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa Mpox adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus monkeypox tergolong ke dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Penyakit Mpox pertama kali ditemukan pada 1958, yakni saat terdapat wabah penyakit mirip cacar yang menyerang monyet peliharaan untuk penelitian. Adapun, kasus Mpox yang menjangkit manusia pertama kali ditemukan pada 1970 di Republik Demokratik (RD) Kongo.

"Sejak saat itu, kasus cacar monyet menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Afrika Barat lainnya, seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, RD Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone," tulis Kemenkes, dikutip Rabu (21/8/2024).

Lantas, bagaimanakah cara penularan Mpox?

Mengutip dari laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada beberapa cara penularan Mpox yang sejauh ini ditemukan oleh para ahli, yakni dari manusia ke manusia, benda sekitar, kehamilan, manusia ke hewan, dan hewan ke manusia. Berikut ulasannya.

1. Manusia ke Manusia

Sejauh ini, Mpox ditemukan dapat menular dari manusia ke manusia melalui sentuhan, hubungan seks, dan berbicara atau bernapas di dekat seseorang yang mengidap Mpox. Dilaporkan, penularan melalui berbicara atau bernapas dapat terjadi berkat partikel pernapasan atau droplet dari pasien terkonfirmasi.

Namun, WHO mengungkapkan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui bagaimana virus menyebar selama wabah di berbagai tempat dan kondisi.

2. Benda

Sejauh ini, para ilmuwan menemukan bahwa virus penyebab Mpox mampu bertahan selama beberapa waktu pada pakaian, perlengkapan tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan yang telah disentuh oleh pengidap Mpox.

"Orang lain yang bersentuhan dengan barang-barang tersebut dapat terinfeksi jika tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh mata, hidung, dan mulut mereka," tulis PBB.

3. Kehamilan

Ternyata, Mpox dapat menyebar selama kehamilan ke janin, selama atau setelah kelahiran melalui kontak kulit ke kulit, atau dari orang tua yang mengidap Mpox ke bayi atau anak selama kontak dekat.

4. Manusia ke Hewan

Di Bumi, ada banyak spesies hewan yang diketahui rentan terhadap virus sehingga ada potensi penularan virus dari manusia ke hewan dalam berbagai situasi.

Maka dari itu, orang yang telah terkonfirmasi atau diduga menderita Mpox harus menghindari kontak fisik dekat dengan hewan, termasuk peliharaan, seperti kucing, anjing, dan hamster, serta ternak dan satwa liar.

5. Hewan ke Manusia

Seseorang yang melakukan kontak fisik dengan hewan yang membawa virus, seperti beberapa spesies monyet atau hewan pengerat darat, seperti tupai pohon juga dapat tertular Mpox.

Biasanya, paparan tersebut dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran. Tak hanya itu, penularan juga bisa terjadi selama aktivitas, seperti berburu, menguliti, menjebak, atau menyiapkan makanan. Virus juga dapat tertular melalui makan daging yang terkontaminasi yang tidak dimasak dengan matang.

Sebagai informasi, Berdasarkan data Kemenkes RI hingga Sabtu (17/8/2024), total jumlah kasus Mpox di Tanah Air sejak 2022 telah mencapai 88 pasien terkonfirmasi. Secara rinci, total kasus terkonfirmasi Mpox terbagi atas satu orang pada 2022, 73 orang pada 2023, dan 14 orang pada 2024.

"Mpox di Indonesia pada 2022 ada satu kasus konfirmasi, 2023 ada 73 kasus konfirmasi, dan 2024 14 kasus konfirmasi. Total 2022 sampai 2024 ada 88 kasus," ungkap Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono dalam konferensi pers daring.

Yudhi mengatakan, 87 dari 88 kasus terkonfirmasi telah dinyatakan sembuh. Sementara itu, satu pasien lainnya masih dalam proses penyembuhan karena baru terjangkit pada Juni 2024 lalu.

Secara rinci, kasus terkonfirmasi Mpox tersebar di enam provinsi, yakni Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. DKI Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 59 pasien.

Kemudian, Jawa Barat menjadi wilayah kedua dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu 13 pasien. Sedangkan, Banten menjadi wilayah ketiga dengan kasus konfirmasi terbanyak, yakni sembilan pasien dan diikuti oleh Jawa Timur (tiga pasien), DIY (tiga pasien), dan Kepulauan Riau (satu pasien).


(rns/rns)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditemukan Cacar Monyet Jenis Baru, Ahli Warning Potensi Pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular