Minum 3 Cangkir Kopi Bisa Turunkan Risiko Terjangkit Penyakit ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Kopi adalah salah satu minuman favorit masyarakat dunia. Selain sebagai pendamping sarapan pagi, kopi juga sering diandalkan untuk menemani aktivitas sehari-hari, menambah energi dan fokus, hingga untuk menahan kantuk.
Meskipun berbahaya jika terlalu sering dikonsumsi, ternyata kopi dalam jumlah yang cukup bisa bermanfaat bagi kesehatan, bahkan menyelamatkan seseorang dari mati muda.
Sebuah studi baru menyebutkan bahwa mengonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi per hari dapat menurunkan risiko kardiovaskular (gangguan jantung dan pembuluh darah) dan kematian dini.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan kopi bubuk, instan, dan tanpa kafein ringan hingga sedang harus dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sehat," ujar Kepala Penelitian Elektrofisiologi Klinis di Baker Heart and Diabetes Institute sekaligus salah satu penulis studi, Peter Kistler, dikutip dari CNN Health, Kamis (15/8/2024).
Studi yang dipublikasikan European Journal of Preventive Cardiology menemukan bahwa jenis kopi bubuk, instan, dan tanpa kafein ringan hingga sedang mampu menurunkam risiko penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, dan stroke secara signifikan. Namun, hanya kopi bubuk dan kopi instan dengan kafein yang mengurangi risiko aritmia atau detak jantung tidak teratur.
Menurut laporan CNN Health, penelitian sebelumnya juga menemukan, tiga sampai lima cangkir kopi hitam setiap hari telah terbukti menurunkan risiko penyakit jantung, Alzheimer alias penurunan fungsi memori otak, Parkinson alias gangguan sistem saraf, diabetes tipe 2, penyakit hati, dan kanker prostat.
"Penelitian ini menambah bukti dari percobaan observasional yang mengaitkan konsumsi kopi moderat dengan perlindungan jantung. Hasilnya terlihat menjanjikan," sebut Dosen Ilmu Gizi di University of Reading di Inggris, Charlotte Mills.
Penelitian ini menggunakan data dari UK Biobank, database penelitian yang berisi preferensi konsumsi kopi pada hampir 450 ribu orang dewasa yang bebas dari aritmia atau penyakit kardiovaskular lainnya pada awal penelitian. Para peserta penelitian dibagi menjadi empat kelompok, yaitu para konsumen kopi bubuk berkafein, kopi tanpa kafein, kopi instan berkafein, dan mereka yang tidak mengonsumsi kopi sama sekali.
Setelah rata-rata 12,5 tahun penelitian, para peneliti melihat catatan medis dan kematian untuk laporan aritmia, penyakit kardiovaskular, stroke dan kematian. Setelah disesuaikan dengan usia, diabetes, etnis, tekanan darah tinggi, obesitas, apnea tidur obstruktif, jenis kelamin, status merokok, dan konsumsi teh dan alkohol, mereka menemukan semua jenis kopi dapat dikaitkan dengan penurunan kematian karena sebab apa pun.
Berdasarkan penelitian tersebut, minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari berpengaruh pada penurunan kematian dini terbesar, bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi kopi. Konsumsi kopi bubuk menurunkan risiko kematian hingga 27 persen, diikuti oleh 14 persen untuk kopi tanpa kafein, dan 11 persen untuk kopi berkafein instan.
Namun, hubungan antara kopi dan penurunan risiko penyakit jantung dan stroke tidak begitu kuat. Minum dua hingga tiga cangkir kopi bubuk sehari dapat menurunkan risiko sebesar 20 persen, sementara jumlah kopi tanpa kafein yang sama hanya mengurangi risiko sebesar enam persen, sedangkan kopi instan hanya sebesar sembilan persen.
Sedangkan pada risiko aritmia, empat hingga lima cangkir kopi bubuk berkafein sehari dapat menurunkan risiko sebesar 17%, sementara itu dua hingga tiga cangkir kopi instan sehari menurunkan risiko sebesar 12%.
(miq/miq)