CNBC Insight

Saat Gus Dur Minta Warga RI Belajar dari Semangat Orang Yahudi

mfa, CNBC Indonesia
19 July 2024 14:15
Gus Dur
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembicaraan Israel di Indonesia selalu menjadi 'bola panas'. Tentu saja ini berkaitan dengan perlakuan Israel yang merebut tanah Palestina sejak tahun 1948.

Mayoritas warga memiliki reaksi serupa bahwa tindakan Israel tak bisa dibenarkan. Di sisi lain pembicaraan tersebut membuat topik kepiawaian bangsa Yahudi juga ikut terangkat. Orang Yahudi memang dikenal memiliki banyak pencapaian positif sepanjang sejarah dunia.

Selama abad ke-20, misalkan, orang Yahudi di Barat sukses menjadi tokoh intelektual dan menempati kelas tertinggi ekonomi. Lalu tak sedikit dari mereka yang sukses meraih penghargaan tertinggi ilmu pengetahuan, yakni Nobel.

Dalam kurun 1901-1962 saja, 16% pemenang Nobel sains adalah orang atau keturunan Yahudi. Sebut saja fisikawan tersohor keturunan Yahudi Albert Einstein peraih Nobel fisika tahun 1921.

Bahkan mengacu riset "Jewish Educational and Economic Success in the United States" (2007), Paul Burstein secara spesifik menuliskan di Amerika Serikat, bangsa Yahudi tercatat lebih sukses secara ekonomi dan pendidikan dibanding kelompok bangsa dan ras lain.

Beranjak dari fakta ini, salah satu tokoh di Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pernah meminta agar warga Indonesia belajar ke bangsa Yahudi. Sebab, dalam sejarah hidupnya Presiden Indonesia ke-4 itu punya pengalaman berbeda dan menarik terhadap orang Yahudi. 

Pengalaman ini diperolehnya saat berkuliah di Baghdad, Irak, pada akhir 1960-an. Kala itu, Gus Dur punya teman seorang Yahudi bernama Ramin. Ramin sosok yang pintar.

Menurut Nur Kholik dalam Interkoneksi Islam Liberal dan Pendidikan Islam Abdurrahman Wahid (2021), Ramin banyak membaca buku dan menjadi rekan diskusi Gus Dur. Terlebih, Ramin juga bekerja sebagai jurnalis yang memiliki pengetahuan lebih luas dibanding Gus Dur.

Selama berdiskusi itu, rupanya Gus Dur diam-diam mendalami pemikiran Ramin soal garis politik, budaya dan ekonomi Yahudi. Gus Dur juga penasaran: kenapa Yahudi bisa memengaruhi elite Amerika hingga masa kini? Kenapa Yahudi bisa sangat militan dan kuat solidaritasnya hingga menguasai dunia?

Beranjak dari rasa penasaran inilah, Gus Dur melihat Yahudi sebagai kekuatan besar yang patut dipertimbangkan.

"Kita mesti belajar dari semangat orang-orang Yahudi," kata Gus Dur, sebagaimana ditirukan sahabatnya Mahfudz Ridwan, dikutip dari Satu Jam Lebih Dekat (2010).

Tak cuma berupa imbauan saja, Gus Dur juga punya niat mengirimkan sarjana Indonesia untuk belajar di Israel. Tujuannya agar bisa mempelajari tata pemerintahan, politik, ekonomi, dan pertanian Yahudi yang jauh lebih maju dibanding Indonesia.

Tentu saja, imbauan dan niatan itu diutarakan Gus Dur secara sadar. Dia mengetahui bahwa itu semua bakal sulit diterapkan dan pasti menuai protes. Dan kita semua mengetahui kalau niatan itu memang tak pernah terwujud, sekalipun Gus Dur sempat menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Hanya saja, di era pemerintahan GusDur, dia tercatat jadi satu-satunya pemimpin yang berniat membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Alasannya, mengutip paparan dalam Damai bersama Gus Dur (2010), supaya posisi tawar Indonesia di Timur Tengah bisa meningkat.

Jika ini terjadi, maka Gus Dur percaya Indonesia bisa berperan lebih aktif dalam mewujudkan perdamaian konflik antara Israel-Palestina. Akan tetapi, kita semua tahu niat normalisasi tak bisa terwujud karena ditentang banyak orang. 


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap, Ini Rahasia Banyak Orang Yahudi yang Sukses di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular