Waspada! Sering Kesepian Berisiko Kena Stroke
Jakarta, CNBC Indonesia - Merasa kesepian dan terisolasi ternyata memiliki dampak buruk bagi seseorang. Semakin lama seseorang merasa kesepian, semakin buruk pula dampaknya bagi kesehatan.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko stroke pada orang lanjut usia.
Melansir Euro News, para peneliti dari Harvard memeriksa data lebih dari 12.000 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas dan melacak tingkat kesepian selama dua kali dalam kurun waktu empat tahun. Mereka membandingkan tingkat kesepian mereka dengan kejadian stroke. Temuan ini dipublikasikan di jurnal eClinicalMedicine.
Peserta yang diidentifikasi sebagai orang yang kesepian pada penilaian pertama memiliki peluang 25 persen lebih besar mengalami stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Mereka yang melaporkan perasaan kesepian secara konsisten pada kedua penilaian tersebut, mempunyai risiko stroke 56 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang secara konsisten tidak merasa terisolasi.
"Kesepian semakin dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama. Temuan kami lebih jauh menyoroti mengapa hal ini terjadi," kata penulis utama Yenee Soh, peneliti di departemen ilmu sosial dan perilaku Harvard, dalam sebuah pernyataan.
"Khususnya jika dialami secara kronis, penelitian kami menunjukkan bahwa kesepian mungkin memainkan peran penting dalam kejadian stroke, yang merupakan salah satu penyebab utama kecacatan dan kematian jangka panjang di seluruh dunia," tambah Soh.
Mereka yang mengalami kesepian sementara tidak menunjukkan peningkatan risiko stroke yang jelas.
Mengatasi masalah kesepian
"Penilaian berulang terhadap kesepian dapat membantu mengidentifikasi mereka yang mengalami kesepian kronis dan oleh karena itu berisiko lebih tinggi terkena stroke. Jika kita gagal mengatasi perasaan kesepian mereka, dalam skala mikro dan makro, maka akan ada konsekuensi kesehatan yang besar," kata Soh.
"Yang penting, intervensi ini harus secara spesifik menyasar kesepian, yang merupakan persepsi subjektif dan tidak boleh disamakan dengan isolasi sosial," papar Soh.
Para peneliti menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme di balik hubungan ini.
Kesepian adalah masalah yang tersebar luas dan mempengaruhi jutaan orang di Eropa. Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2022 menemukan bahwa rata-rata atau sekitar 13 persen responden melaporkan merasa kesepian hampir sepanjang waktu.
Kesepian bukan hanya merupakan faktor risiko potensial stroke. Isolasi sosial dikaitkan dengan sekitar 50 persen peningkatan risiko demensia dan 29 persen peningkatan risiko penyakit jantung, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Secara psikologis, kesepian juga dikaitkan dengan tingkat depresi, kecemasan, dan peningkatan kasus bunuh diri yang lebih tinggi.
(hsy/hsy)