Bukan Selingkuh, Studi Ungkap Penyebab Utama Perceraian

Redaksi, CNBC Indonesia
11 May 2024 08:45
Ilustrasi Perceraian (Image by Steve Buissinne from Pixabay)
Foto: Ilustrasi Perceraian (Image by Steve Buissinne from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Semua orang mendambakan pernikahan yang harmonis dan awet hingga maut memisahkan. Namun, terkadang perceraian merupakan pilihan terbaik ketika pasangan tak lagi sejalan.

Terlihat dari angka perceraian di dunia terus meningkat hampir setiap tahunnya. Menurut laporan Forbes, sebanyak 689.308 pasangan di AS melaporkan perceraian pada 2021. Jumlah tersebut sekitar separuh dari jumlah pernikahan.

Mengutip laporan Forbes Advisor, ada beberapa faktor pemicu perceraian bagi pasangan yang sudah menikah. Sebagian besar orang kemungkinan mengira bahwa alasan utama perceraian adalah masalah finansial atau perselingkuhan. Namun ternyata, konflik terbesar pertama yang dihadapi pasangan yang bercerai bukanlah keduanya.

Alasan paling umum dan banyak yang melatarbelakangi perceraian adalah kurangnya dukungan dari keluarga. Simak 12 alasan lainnya yang kerap membuat orang bercerai:

Kurangnya dukungan dari keluarga (43 persen)

Perselingkuhan atau hubungan di luar pernikahan (34 persen)

Ketidakcocokan (31 persen)

Kurangnya kedekatan (31 persen)

Terlalu banyak konflik atau pertengkaran (31 persen)

Stres keuangan (24 persen)

Kurangnya komitmen (23 persen)

Perbedaan dalam pendekatan sebagai orang tua (20 persen)

Menikah terlalu muda (10 persen)

Nilai atau moral yang bertentangan (6 persen)

Penyalahgunaan zat (3 persen)

Kekerasan dalam rumah tangga secara fisik dan/atau emosional (3 persen)

Gaya hidup yang berbeda (1 persen)

Secara total, sebanyak 43 persen perceraian dipicu oleh dukungan dari keluarga yang kurang. Sementara itu, 34 persen perceraian disebabkan oleh perselingkungan alias hubungan lain di luar pernikahan.

Forbes melaporkan, salah satu pemicu gagalnya pernikahan adalah tujuan dari pernikahan yang tidak tercapai. Sebagian besar pasangan umumnya menikah karena persahabatan, keamanan finansial, kenyamanan, asuransi kesehatan, alasan hukum, atau keinginan untuk memulai sebuah keluarga.

Pasangan yang menikah karena tekanan masyarakat atau keluarga kemungkinan besar bercerai karena perselingkuhan. Sementara, pasangan yang merasa tertekan untuk masuk ke dalam komitmen cenderung tidak mampu mempertahankan pernikahannya.

Lalu, pasangan yang menikah untuk formalitas dan memenuhi keinginan lingkungan sekitar cenderung bercerai karena kurangnya keintiman.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular