
Oodako Matsuri, Tradisi Jepang Main Layang-layang Raksasa
Warga Jepang menerbangkan layang-layang 'Raksasa' seukuran 14,5x14,5 meter, melebihi ukuran rumah dua tingkat.

Para peserta bersiap menerbangkan layang-layang dalam Oodako Matsuri, festival layang-layang raksasa di Sagamihara, Jepang peserta menerbangkan layang-layang 'Raksasa' yang memiliki ukuran mencapai 14,5x14,5 meter, bahkan lebih besar dari rumah dua tingkat. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Festival Oodako kembali digelar setelah absen lebih dari tiga tahun akibat pandemi Covid-19. Tradisi tahunan ini telah berlangsung lebih dari satu abad, menjadi doa untuk kesuburan panen yang melimpah. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Perayaan ini rutin digelar tiap tahun di tepi Sungai Sagamihara dekat Camp Zama pada Hari Penghijauan dan Hari Anak, yakni 4 dan 5 Mei. Festival ini menyatu dalam 'Minggu Emas' Jepang, rangkaian libur dari 1 hingga 7 Mei. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Dengan semangat Shoufu atau pantang menyerah, para peserta bersemangat dan antusias, selaras dengan tema festival layang-layang tersebut. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Sagamihara, yang terletak di Selatan Tokyo, Jepang, dengan langit biru, matahari bersinar, dan angin lembut yang stabil, menjadi lokasi yang ideal untuk menerbangkan layang-layang raksasa dalam Oodako Matsuri. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)