Internasional

Viral Met Gala Disamakan dengan "The Hunger Games", Capitol vs Gaza

sef, CNBC Indonesia
08 May 2024 08:50
Dua Lipa saat menghadiri Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Andrew Kelly)
Foto: Dua Lipa saat menghadiri Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Andrew Kelly)

Jakarta, CNBC Indonesia - Met Gala digelar di Amerika Serikat (AS) Senin malam waktu setempat. Acara ini merupakan salah satu agenda fesyen terbesar dan bergengsi di dunia.

Dalam acara ini, para selebriti papan atas yang hadir berlomba-lomba mengenakan busana mewah dan unik terbaiknya sesuai dengan tema yang ditentukan. Namun, digelar di The Metropolitan Museum of Art, New York dengan tema busana atau dress code "The Garden of Time (Taman Waktu)", Met Gala kali ini lain dari biasanya.

Nicki Minaj saat mengahdiri Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Carlos Barria)Foto: Nicki Minaj saat mengahdiri Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Carlos Barria)

Di luar Met Gala, demonstrasi pro-Palestina berlangsung. Seribu demonstran diperkirakan hadir dan berupaya masuk ke dalam museum, menuju acara fesyen dan sosialita tersebut.

Mereka membawa pesan "Akhiri Pendudukan di Palestina, hingga "Akhiri Genosida". Met Gala juga disinggung dengan pesan-pesan "Tidak Ada Meet Gala saat Bom Jatuh di Gaza" dan "Tak Ada Perayaan Tanpa Pembebasan".

Hal ini kemudian membuat "The Hunger Games" menjadi viral. Met Gala disamakan dengan film karya Suzanne Collins yang terkenal membahas kesenjangan kelas, hak istimewa, dan perjuangan revolusioner untuk bertahan hidup.

"Tampaknya pengguna media sosial semakin memanfaatkan inti The Hunger Games untuk menangkap keadaan distopia dunia," muat laman Mashable dikutip Rabu (8/5/2024).

"Lagipula, aspek-aspek dari serial tersebut tidak jauh dari kenyataan yang dipermasalahkan," tambahnya.

Dalam film yang disadur dari buku itu, alkisah berdiri sebuah republik inti Panem. Di mana fesyen berfungsi sebagai senjata sosial-politik.

Capitol, wilayah yang kaya, membedakan dirinya dari distrik-distrik yang tertindas, diawasi ketat, dan miskin di negara bagian tersebut. Orang-orang berkuasa mengenakan pakaian mewah yang sengaja dibuat menonjol dari pakaian sederhana yang dikenakan kebanyakan orang.

Kesan mewah dan glamor ini juga digunakan untuk menutupi kebrutalan yang diamanatkan pemerintah. Ada pula distrik 9, wilayah paling miskin, namun ternyata memunculkan pahlawan wanita yang akhirnya menghancurkan Capitol, Katniss Everdeen.

Aktris Pamela Anderson saat menghadiri Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Andrew Kelly)Foto: Aktris Pamela Anderson saat menghadiri Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Andrew Kelly)

Kejadian di Gaza saat ini dan perayaan Met Gala akhirnya disamakan warganet dengan fakta-fakta dalam film tersebut. Met Gala disebut dengan Capitol dan sementara Gaza adalah wilayah Distric 9.

"Rasanya seperti Hunger Games sekarang. Dengan Met Gala di Capitol, penuh dengan kemewahan dan pakaian konyol, sementara perang melanda distrik-distrik dengan penderitaan yang mengerikan dan tidak manusiawi," muat akun @sally_writes di X.

"Kita sebenarnya hidup dalam The Hunger Games. Negara-negara mengalami genosida dan kelaparan sementara orang-orang kaya mengenakan pakaian mewah hanya untuk pamer," tambah akun @aadhaloser.

"Met Gala merasakan Hunger Games ekstra tahun ini," muat akun lain @LisaJoStewart.

Demonstran pro-Palestina melakukan aksi protest saat berlangsungnya Met Gala di di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Caitlin Ochs)Foto: Demonstran pro-Palestina melakukan aksi protest saat berlangsungnya Met Gala di di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Caitlin Ochs)

Hal sama juga dimuat media Turki, TRT. Media itu memuat bagaimana pengguna media sosial berbicara tentang pemboman Israel di Rafah selama acara mode terkenal Met Gala.

"Lebih dari 1.000 pengunjuk rasa pro-Palestina berusaha mengganggu acara elit tersebut, dan NYPD dilaporkan menangkap beberapa pengunjuk rasa," ujar laman itu dalam akun instagramnya.

Hal ini pun diikuti sejumlah video dari beberapa pengguna internet, masih dimuat TRT. Salah satunya menunjukkan wanita berkaca mata dan berbaju hijau menyebut "kalian pikir aku peduli tentang baju Met Gala" seraya menyebut bagaimana wilayah paling aman di Gaza, Rafah akan dibombardir Israel.

Seorang wanita berambut pendek mengenakan baju hitam juga muncul dalam video medsos itu. Ia berujar bagaimana Met Gala diselenggarakan dan memakan ratusan ribu dolar bagi para selebriti hanya untuk mengenakan pakaian terbaik dan tiket di acara tersebut.

"Ketika keluarga, anak-anak dan penduduk sipil dibombardir di Rafah," kata wanita itu.

Di kolom komentar beberapa netizen juga mengkritik Met Gala. Mulai dari menyebutnya tak penting dan lebih penting kemerdekaan Palestina hingga "Hunger Games" di kehidupan nyata.

Demonstran pro-Palestina melakukan aksi protest saat berlangsungnya Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Eduardo Munoz)Foto: Demonstran pro-Palestina melakukan aksi protest saat berlangsungnya Met Gala di Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), Senin (6/5/2024). (REUTERS/Eduardo Munoz)


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Met Gala: Acara Amal hingga Ajang Pamer Fesyen Unik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular