Unik, Begini Filosofi Cicak Bagi Orang Batak

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
02 May 2024 10:25
Penyeberangan Pelabuhan Ajibata-Ambarita di Danau Toba, Sumatera Utara. (Dok. ASDP)
Foto: Penyeberangan Pelabuhan Ajibata-Ambarita di Danau Toba, Sumatera Utara. (Dok. ASDP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cicak punya tempat tersendiri dalam budaya Batak Toba. Apabila Anda pernah melihat rumah adat Batak Toba bernama Rumah Bolon, Anda pasti akan menemui adanya ornamen cicak yang menempel di depan rumah tersebut.

Ornamen cicak itu terdapat di bagian depan Rumah Bolon. Ornamen cicak itu akan menghadap 4 bulatan yang juga tertempel di dinding rumah tersebut. Ternyata ornamen cicak ini bukan pajangan semata.

Keturunan Raja Siallagan ke-17 Gading Jansen Siallagan menjelaskan terdapat makna di balik hiasan cicak tersebut. Dia mengatakan cicak adalah simbol bahwa suku Batak mampu beradaptasi di berbagai situasi.

"Cicak ini simbol kehidupan orang Batak. Orang Batak harus bisa hidup seperti cicak, dimanapun, bagaimanapun dan memang orang Batak terkenal perantau sejati," kata Gading saat CNBC Indonesia berkunjung ke desa adat Huta Siallagan di Pulau Samosir, Sumatera Utara, dikutip Kamis, (1/5/2024).

Dia mengatakan cicak dapat hidup dengan merayap di langit-langit rumah orang kaya maupun orang miskin. Selain itu, cicak juga bisa hidup di pasar. Intinya hewan ini ada di hampir semua tempat. Dia mengatakan itu adalah harapan bahwa orang Batak mampu memiliki tingkat adaptasi yang tinggi.

Selain itu Jansen menuturkan empat bulatan yang mirip payudara dan berada di sisi ornamen cicak juga punya makna tersendiri. Dia mengatakan empat bulatan itu merupakan simbol kesuburan dan kampung halaman. Maka itu, kata dia, kemanapun orang Batak merantau diharapkan dirinya selalu ingat kepada tempat asalnya.

"Artinya kemana pun orang batak merantau pasti ingat kampung halamannya. Bukan berarti ingat payudara," kata Jansen bercanda.

Huta Siallagan sendiri merupakan kampung adat suku Batak yang terletak di Pulau Samosir. Huta atau yang berarti desa ini berlokasi di Ambarita, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Lokasinya terletak 2 kilometer dari Pelabuhan Ambarita.

Di kampung adat ini, pengunjung dapat menyaksikan rumah-rumah adat suku Batak Toba, boneka yang dapat berjoget Sigale-gale, hingga kursi persidangan. Kampung ini direvitalisasi sebagai cagar budaya sejak 2022 dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pengunjung juga dapat membeli cinderamata khas Samosir di area pusat oleh-oleh.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bobby Nasution Menyamar, Sidak Club yang Buka Bulan Ramadhan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular