Kemenkes Ungkap Penyebab Banyak Petugas KPPS Meninggal
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan penyebab 84 anggota petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 atau Badan Ad Hoc meninggal dunia selama proses pelaksanaan pemungutan suara pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden serta calon anggota legislatif, Senin (19/2/2024).
Menurut data terbaru Kemenkes RI, penyakit jantung adalah penyebab kematian tertinggi yang dialami oleh petugas Pemilu 2024, yakni sebanyak 19 orang, kemudian diikuti oleh penyebab yang masih dikonfirmasi, kecelakaan, dan hipertensi.
Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa sebanyak 6,8 juta petugas Pemilu 2024 telah melakukan skrining kesehatan sebelum bertugas. Namun, hanya 6,4 juta orang yang dinyatakan sehat dan tanpa risiko tinggi.
"400 ribunya berisiko tinggi. Nah, ini yang masih banyak lolos," ungkap Budi dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes RI, Jakarta, Senin (19/2/2024).
"Risiko tingginya itu paling banyak hipertensi. Banyak sekali, nih, masyarakat Indonesia hipertensi. Jadi makannya tolong diatur, jangan banyak-banyak garam, gula, dan lemak. Rokok juga kalau bisa dikurangi," imbuh Budi.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama sakit dan kematian anggota Badan Ad Hoc Pemilu 2024 adalah kelelahan akibat waktu bekerja yang melebihi batas waktu (overtime).
"Pencoblosan suara dimulai pukul 07.00 sampai 13.00. Setelah itu dilakukan perhitungan suara maksimal sampai 12 malam," ujar Tito dalam kesempatan yang sama.
"Namun, kemarin ada putusan MK (Mahkamah Konstitusi) boleh tambah lagi (masa rekapitulasi suara) 12 jam, hari berikutnya. Itu total kurang lebih 33 jam, belum lgi persiapan sebelum pencoblosan," imbuhnya.
Tito mengatakan, keputusan MK menyatakan bahwa perhitungan suara harus dilakukan tanpa jeda. Namun, hal ini kurang tepat dimaknai oleh para anggota Badan Ad Hoc Pemilu 2024. Para petugas menganggap, keputusan tersebut bermakna sebagai bekerja tanpa henti.
"Nah, ada kausul yang kadang-kadang dibawa teman-teman kurang memahami, yaitu keputusan MK yang menyatakan bahwa penghitungan suara dilakukan tanpa jeda," papar Tito.
"Tanpa jeda ini dimaknai tidak boleh berpindah tempat alias terus menerus, padahal idealnya manusia bekerja terus menerus maksimal 10 jam menurut Kemenkes. Nah, ini salah satu yang mungkin menyebabkan kelelahan," lanjut Tito.
Tito menegaskan, para petugas justru sebenarnya diimbau untuk beristirahat ketika sudah mulai merasa lelah. Sebab, jumlah anggota yang bertugas memungkinkan pekerjaan untuk dilakukan secara bergantian saat ada pihak yang beristirahat.
"Bukan berarti individualnya yang terus menerus bekerja. Prosesnya tetap berjalan, ada penghitungan. Kalau ada yang mau ke toilet, ada yang lelah, ada yang ngantuk sekali, dia bisa beristirahat," kata Plt. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan itu.
"Sementara, temannya yang mengerjakan. Inilah pmahaman yangkita sampaikan sehinga mereka bisa memahami bahwa mereka boleh beristirahat saat lelah sekali," lanjutnya.
Jumlah Petugas Pemilu 2024 yang Sakit dan Meninggal Dunia
Komisi Pemilihan Umum (KPU RI), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan Kemenkes RI mengungkapkan bahwa sebanyak 84 anggota Badan Ad Hoc Pemilu 2024 meninggal dunia dan 4.567 sakit.
Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, mengatakan bahwa berdasarkan catatan pada 14-18 Februari 2024, sebanyak 71 anggota Badan Ad Hoc Pemilu 2024 yang terdiri atas anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) meninggal dunia.
"Meninggal ada 71 orang dengan rincian anggota PPK ada satu orang di tingkat kecamatan, kemudian anggota PPS di tingkat desa/kelurahan empat orang, kemudian anggota KPPS di tingkat PS ada 42 orang," ujar Hasyim dalam kesempatan yang sama.
"Kemudian Linmas yang menjaga keamanan kegiatan pemungutan penghitungan suara di TPS yang meninggal ada 24 orang," lanjutnya.
Selain itu, Hasyim juga mengungkapkan sebanyak 4.567 orang dinyatakan jatuh sakit dengan rincian 136 anggota PPK, 696 anggota PPS, 3.371 anggota KPPS, dan 364 orang Linmas.
Sementara itu, anggota Bawaslu RI, Herwyn Malonda, mengungkapkan bahwa sebanyak 13 orang pengawas Pemilu 2024 meninggal dunia selama pelaksanaan Pemilu 2024.
"14 orang [meninggal dunia] dari 14-19 Februari 2024. Saat ini yang masih proses terus laporannya dinamis masuk ke kami terus," kata Herwyn dalam kesempatan yang sama.
Dengan demikian, total anggota Badan Ad Hoc Pemilu 2024 yang meninggal hingga data terbaru adalah 84 orang. Berkaitan dengan hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa jumlah ini menurun drastis bila dibandingkan dengan Pemilu 2019.
"Jadi memang terjadi penurunan yang sangat drastis dari jumlah petugas Pemilu yang wafat pada saat bertugas dibandingkan dengan pemilu sebelumnya (2019)," papar Budi.
"Tapi kami di pemerintah, khususnya di Kementerian Kesehatan melihat bahwa satu nyawa saja meninggal buat kami sudah terlalu banyak," imbuhnya.
(hsy/hsy)