
Belajar dari Jepang, Ini 6 Rahasia Panjang Umur

Jakarta, CNBC Indonesia - Menurut data terbaru yang disajikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, rata-rata angka harapan hidup di dunia adalah 73,3 tahun. Jepang menjadi negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia, yakni 84,3 tahun.
Ini artinya, rata-rata masyarakat Jepang hidup hingga usia 84 tahun. Angka ini sangatlah kontras dengan angka harapan hidup penduduk Indonesia yang hanya mencapai 69,19 tahun.
Tak cuma itu, Jepang juga terkenal memiliki populasi centenarian (orang yang hidup hingga usia 100 tahun dan lebih) terbanyak di dunia. Mayoritas centenarian di Jepang berada di Pulau Okinawa, yang kerap dijuluki pulau umur panjang.
Ternyata, ada rahasia dibalik mengapa mereka berumur panjang. Berikut paparannya yang dihimpun CNBC Indonesia, Jumat (8/3/2024).
1. Ikigai
Héctor García dan Francesc Miralles telah melakukan studi khusus untuk meneliti rahasia hidup sehat dan panjang umur orang Okinawa. Hasil studi itu mereka dokumentasikan dalam buku Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life.
Buku tersebut mengungkap bagaimana setiap penduduk Okinawa, dan kebanyakan orang Jepang lainnya, memiliki ikigai masing-masing. Ikigai didefinisikan sebagai tujuan hidup yang membuat mereka bersemangat untuk bangun setiap pagi dan memulai hari.
Ikigai juga mengacu pada konsep kebahagiaan dan dalam aktivitas kecil sehari-hari daripada mencapai tujuan akhir yang menjanjikan kebahagiaan. Faktanya, ikigai menjadi alasan seseorang untuk hidup bahkan ketika mereka sedang tidak bahagia atau sengsara.
2. Dukungan sosial
Hal unik lain yang ditemukan di Okinawa adalah ikatan sosial yang erat antar penduduk. Sebagian besar penduduk bergabung dengan kelompok sosial informal di mana mereka secara rutin bertemu.
Kelompok sosial ini memberikan dukungan finansial dan emosional pada saat dibutuhkan sehingga anggota merasa aman karena mengetahui bahwa selalu ada seseorang yang akan membantu mereka.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa interaksi sosial bisa menjauhkan seseorang dari risiko stress.
3. Mengonsumsi makanan antioksidan
Warga Okinawa rajin mengonsumsi makanan kaya sayuran dan makanan antioksidan, jarang mengonsumsi gula, dan makan di piring kecil.
Tidak seperti kebanyakan negara Asia, makanan pokok di Okinawa bukanlah nasi, melainkan ubi yang kaya serat. Dalam sejarahnya, ubi pertama kali diperkenalkan kepada penduduk Okinawa melalui perdagangan dengan Belanda pada awal Abad ke-17.
Penduduk Okinawa juga memakan banyak sekali sayuran berwarna kuning dan hijau saban hari, seperti pare, dan berbagai produk olahan kedelai.
Meski mereka juga makan daging babi, ikan, dan daging lain, lauk-pauk dengan protein hewani biasanya hanya menjadi komponen kecil dari keseluruhan konsumsi mereka. Kebanyakan makanan mereka tetap berasal dari tumbuhan.
4. Berkebun
Hampir semua centenarian di Okinawa memiliki kebun sendiri di pekarangan rumahnya. Berkebun adalah sumber aktivitas fisik harian yang melatih tubuh dengan berbagai gerakan dan membantu mengurangi stres. Kebun juga menjadi sumber sayuran segar yang mereka konsumsi setiap hari.
5. Makan hanya sampai 80% kenyang
Kebanyakan dari mereka hanya makan sampai merasa 80% kenyang. Kebiasaan ini selaras dengan kebijaksanaan kuno yang menyarankan agar tidak makan berlebihan.
6. Tetap aktif sampai tua
Jika berkunjung ke pulau indah ini, Anda tidak hanya akan melihat lansia yang berusia 90 tahun memanen buah, tetapi juga akan melihat mereka membajak ladang dan bersepeda.
Rumah-rumah di Okinawa hanya memiliki sedikit perabot. Penduduk di sini makan dan bersantai sambil duduk di atas tikar tatami yang digelar di lantai. Makan dan bersantai di atas tikar mendorong mereka untuk lebih sering naik-turun sehingga membangun kekuatan dan keseimbangan tubuh bagian bawah.
(Linda Hasibuan/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belajar dari Orang Jepang, Ini 6 Rahasia Panjang Umur