Estee Lauder Bakal PHK Ribuan Karyawan Gegara China, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan produk kecantikan dunia, Estee Lauder, berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 3 persen hingga 5 persen karyawannya di seluruh dunia. Melansir dari Reuters, pemangkasan karyawan ini dilakukan untuk meningkatkan margin yang saat ini menurun akibat para pelanggan di China mulai mengurangi pembelian produk-produk mewah dengan harga yang mahal.
Sebagai informasi, menurut catatan hingga Juni 2023 lalu, Estee Lauder memiliki sekitar 62 ribu karyawan di seluruh dunia.
Kebijakan Pemerintah China yang melonggarkan pembatasan aktivitas pasca pandemi Covid-19 ternyata masih belum mampu membuat permintaan atau minat masyarakat China terhadap kosmetik mahal naik.
Namun, laporan yang sama menyebutkan bahwa keputusan PHK ini justru membuat saham Estee Lauder melonjak hingga 19 persen.
CEO Estee Lauder, Fabrizio Freda, mengungkapkan bahwa perusahaannya telah melihat fenomena penurunan permintaan produk di China sepanjang kuartal II-2023.
Sementara itu, Estee Lauder melaporkan bahwa penjualan bersih di kawasan Asia-Pasifik turun 7 persen dan margin keseluruhan turun 60 basis poin di kuartal II-2023.
Adapun, salah satu faktor yang menyebabkan penurunan penjualan terhadap produk-produk kosmetik high-end adalah semakin menjamurnya merek lokal China yang bisa dipilih masyarakat setempat.
"Ada banyak merek lokal China yang bermunculan. Banyak dari merek tersebut memiliki kualitas yang layak dan konsumen China kini lebih ingin mencoba produk-produk ini (lokal) daripada sebelumnya," ujar Manajer Portofolio Barang Mewah di Tema ETF, Javier Gonzalez Lastra, dikutip Rabu (7/2/2024).
Selain PHK di China, Estee Lauder juga akan memangkas perkiraan laba tahunan untuk yang kedua kalinya karena bisnisnya di Amerika Serikat (AS) juga melambat.
Dilaporkan, penjualan bersih organik di Amerika turun sebesar 1 persen pada kuartal tersebut, dibandingkan dengan pertumbuhan 6 persen pada kuartal sebelumnya.
Saat ini, perusahaan asal AS itu memperkirakan laba per saham yang disesuaikan setahun penuh pada 2024 antara US$2,08 hingga US$2,23 atau sekitar Rp32.596 hingga Rp34.946 (asumsi kurs Rp15.671/US$), dibandingkan dengan US$2,17 hingga US$2,42 atau sekitar Rp34.008 hingga Rp37.926 sebelumnya.
Estee mengharapkan tambahan laba operasional antara US$1,1 miliar hingga US$1,4 miliar atau sekitar Rp17,24 triliun hingga Rp21,94 triliun dari upaya pada tahun fiskal 2025 dan 2026, naik dari US$800 juta atau sekitar Rp12,54 triliun menjadi US$1 miliar atau sekitar Rp15,67 triliun yang diperkirakan sebelumnya.
(hsy/hsy)