Mengenal Saidaiji Eyo, Festival 10 Ribu Pria Telanjang di Jepang

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
23 January 2024 19:35
Kuil Saidaiji Kannon-in di Jepang. (Japan Experence via Reuters)
Foto: Kuil Saidaiji Kannon-in di Jepang. (Japan Experence via Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang adalah negara di Asia Timur yang memiliki beragam kebudayaan. Saidaiji Eyo atau Hadaka Matsuri adalah salah satu kebudayaan otentik Negeri Sakura yang masih bertahan sejak 500 tahun yang lalu.

Melansir dari Japanistry, Saidaiji Eyo adalah "Festival Telanjang" yang melibatkan hampir 10 ribu laki-laki dalam setiap pelaksanaannya. Di festival tertua ketiga milik Jepang ini, ribuan laki-laki yang hanya menggunakan cawat putih tradisional (sejenis kain yang dililit di sekitar alat vital seperti pegulat sumo) akan berebut untuk mendapatkan tongkat kayu kecil yang disebut Shingi.

Menurut kepercayaan warga Jepang, siapapun yang berhasil mendapatkan Shingi yang dilempar dari kuil akan diberkati dengan kemakmuran dan kekayaan besar sepanjang tahun. Maka dari itu, tak heran jika Saidaiji Eyo tetap bertahan selama ratusan tahun.

Setiap tahunnya, Saidaiji Eyo dilaksanakan di Kuil Saidaiji Kannon-in pada Sabtu ketiga Februari. Biasanya, rangkaian festival dimulai dari sore dan akan berakhir pada malam hari.

Ritual Saidiji Eyo

Menurut Japan Travel, Saidaiji Eyo dimulai dengan rangkaian acara komunitas, yakni "Shounen Hadaka Matsuri / Mochi Nage / Gofukuzutsu Soudatsu / Houzutsu Soudatsu" pada pukul 15.20. Kemudian, festival dilanjutkan dengan pertunjukan tari atau "Hounou Enbu" pada 17.40 dan pertunjukan drum alias "Eyo Daiko" pada 18.30 dan 19.30.

Tepat sebelum pertempuran untuk mendapatkan Shingi, yakni "Shingi Touka" pada pukul 22.00, para peserta dan pengunjung akan disuguhkan oleh kembang api di sepanjang Sungai Yoshii, Prefektur Okayama, yaitu "Eyo Fuyu Hanabi" pada pukul 19.00.

Sebelum perebutan Shingi, para laki-laki peserta acara ini akan memasuki Kuil Saidaiji Kannon-in untuk menyucikan tubuh dengan air dingin dan dilanjutkan dengan berdiri di luar kuil. Sebagai informasi, mereka akan berdiri di tengah hembusan angin Okayama yang dingin.

Sebelum pukul 22.00, seluruh lampu di aula kuil dimatikan. Lalu, tepat pukul 22.00 pendeta akan melemparkan 100 batang Kushigo kecil ke kerumunan. Konon, Kushigo juga mampu membawa keberuntungan bagi siapapun yang mendapatkannya.

Setelah melemparkan Kushigo kecil, pendeta akan kembali melempar dua batang Shingi yang menjadi "incaran utama". Di sinilah para laki-laki akan bertarung demi keberuntungan sepanjang tahun.

Biasanya, peserta festival yang telah ditetapkan sebagai "Important Intangible Folk Cultural Properties of Japan" pada Maret 2016 ini adalah warga lokal, perwakilan salah satu perusahaan lokal, hingga pengunjung asli.

Menurut Japan Travel, acara utama dapat ditonton secara gratis. Namun, Anda dapat memesan tempat duduk seharga 5.000 yen atau sekitar Rp529 ribu (asumsi kurs Rp105/yen) atau berdiri seharga 500 hingga 1.000 yen (sekitar Rp53 ribu sampai Rp106 ribu) di area khusus yang dekat dengan lokasi acara.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Orang Korea Ramai-Ramai ke Kuil Demi Bertemu Biksu Ganteng

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular