
Kenapa Vampir Minum Darah Bukan Kopi? Ini Penjelasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Makhluk halus dari dunia barat yang paling terkenal adalah vampir. Vampir digambarkan sebagai sosok yang memiliki gigi bertaring dan suka menghisap darah.
Penggambaran ini semakin kuat usai Bram Stoker menerbitkan novel Dracula pada 1897. Berkatnya, gambaran vampir terus terekam hingga lintas generasi. Namun, pernahkah Anda berpikir kenapa vampir digambarkan suka menghisap darah? Atau, misalnya, kenapa harus darah yang ditenggaknya bukan cairan lain, entah itu kopi, teh atau boba?
Ini penjelasan logisnya.
Sebenarnya, penggambaran vampir seperti itu terkait erat dengan kondisi kesehatan dan kurangnya pemahaman masyarakat soal kedokteran modern.
Ambil contoh kasus di Rhode Island, AS, sepanjang abad ke-19. Kala itu, banyak penduduk di sana yang batuk berdarah disertai penurunan berat badan dan perubahan warna kulit yang lantas berujung kematian.
Masalahnya, ketika ini terjadi tidak ada satupun dokter yang mampu memberi jawaban dan penanganan atas kejadian tersebut. Maklum, saat itu ilmu kedokteran belum berkembang. Akibatnya, masyarakat mengambil jalan pintas, yakni mengobati sendiri dengan pergi ke dukun untuk melakukan ritual.
Mengutip situs History, dukun melakukan ritual dengan mengambil darah orang yang sudah meninggal. Sebab, argumen saat itu, orang yang meninggal memiliki simpanan darah karena semasa hidupnya sudah mengambil darah orang lain. Kelak, darah inilah bisa mengobati orang sakit dan membuat tubuh bugar.
Namun, ketika ritual itu dilakukan, penduduk tetap saja sakit hingga meninggal, alih-alih sembuh. Meski sudah terlanjur gagal, mereka tetap saja mempercayai ritual itu. Akibat tidak bisa disembuhkan inilah masyarakat menyebut kejadian itu sebagai wabah vampir, yang merujuk pada imajinasi lintas generasi soal makhluk yang bisa menghisap darah.
Dan kondisi ini terus berlangsung hingga bertahun-tahun dan semakin memperkuat anggapan masyarakat soal eksistensi vampir. Akan tetapi, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, cerita mistis soal vampir terbongkar juga.
Mengutip The Smithsonian Magazine, seorang ilmuwan bernama Robert Koch berhasil mengidentifikasi kalau kasus di Rhode Island itu disebabkan oleh wabah Tuberculosis (TBC). Ini bisa terjadi karena ketika itu kondisi sanitasi dan gizi masyarakat sangat memburuk.
Makanya, penduduk di sana terserang gejala khas TBC: batuk berdarah, badan kurus, dan kulit pucat. Akibat penemuan ini, bisa dikatakan kalau vampir hanyalah mitos semata. Vampir yang digambarkan suka menghisap darah ternyata adalah penggambaran orang yang terkena TBC disertai batuk berdarah.
Meski sudah ada penjelasan ilmiah, tetap saja masyarakat sulit melupakan mitos tersebut karena terlanjur terekam lintas generasi.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli Temukan Rahasia Panjang Umur dari Darah Centenarian