
Bahaya Keamanan di 3 Negara Ini Paling Ekstrem di Dunia

Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan layanan kesehatan dan keamanan yakni International SOS baru-baru ini merilis beberapa daftar negara di dunia. Khususnya yang paling aman hingga berbahaya untuk dikunjungi pada 2024 mendatang.
Mengutip CNBC Internasional Sabtu (23/12/2023), di dalam Peta Risiko 2024, International SOS memberi peringkat negara-negara ini berdasarkan beberapa faktor. Mulai dari keamanan, bahaya medis, serta dampak perubahan iklim.
Risiko keamanan
Negara-negara Afrika seperti Libya dan Sudan Selatan, menjadi negara dengan risiko keamanan yang "ekstrem".
Menurut International SOS, negara-negara ini memiliki kontrol pemerintah serta hukum dan ketertiban yang minimal atau tidak ada sama sekali. Bahkan layanan pemerintahan dan transportasi yang ada hampir tidak berfungsi.
Venezuela, Pakistan dan Burma masuk dalam kategori negara-negara dengan risiko keamanan "tinggi". International SOS menilai negara-negara ini menderita akibat protes yang sering kali disertai kekerasan dan dapat menyasar orang asing.
Sebaliknya, negara-negara Skandinavia termasuk negara yang paling baik dalam hal keamanan. Metrik ini menilai ancaman yang ditimbulkan oleh kekerasan politik dan kerusuhan sosial, serta prevalensi kekerasan dan kejahatan kecil.
Kemudian negara dengan risiko keamanan paling rendah antara lain yakni Islandia, Norwegia, Finlandia, Denmark, Greenland, Swiss dan Slovenia.
Kekhawatiran medis
International SOS juga merilis negara-negara dengan risiko medis "sangat tinggi", yang dinilai berdasarkan prevalensi penyakit menular seperti Covid dan standar layanan medis darurat.
Negara yang masuk kategori ini antara lain Afghanistan dan Korea Utara, serta beberapa negara Afrika termasuk Sudan dan Libya.
Sementara Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, dan Singapura merupakan negara-negara dengan risiko medis paling kecil.
Adapun, 60% wisatawan mengatakan bahwa potensi menghadapi keadaan darurat medis selama perjalanan menjadi faktor utama dalam membeli asuransi perjalanan.
Penyedia layanan kesehatan primer biasanya tidak menanggung biaya cedera atau penyakit yang diderita di luar negeri. Sehingga hal tersebut tentunya dapat menyebabkan pengeluaran yang cukup besar, kata James Clark, spesialis konten di perusahaan asuransi Squaremouth.
Pengaruh Iklim
SOS Internasional juga memberi peringkat negara-negara berdasarkan perubahan iklim dan bagaimana hal itu dapat menyebabkan krisis dan bencana kemanusiaan. Namun bagi para pelancong, hal ini mungkin belum menjadi masalah.
"Kami melihat bahwa risiko-risiko ini menjadi semakin saling bergantung. Misalnya, memburuknya kondisi iklim dapat menyebabkan peningkatan risiko medis, khususnya perkembangan penyakit baru, atau peningkatan frekuensi penyakit yang sudah ada," kata Noriko Takasaki, Direktur Keamanan di International SOS, kepada CNBC Travel.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Misteri Hotel Ryugyong Korea Utara, Tak Ada Tamu Sejak Dibuka
