Sudah Ada Kasus Mycoplasma Pneumoniae di DKI, Ini Kata Dinkes

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
05 December 2023 11:22
Ilustrasi Penyakit Pneumonia. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi penyakit Pneumonia. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menerima laporan kasus anak yang terinfeksi Mycoplasma pneumoniae berdasarkan hasil tes polymerase chain reaction (PCR).

"Sudah ada beberapa kasus dilaporkan di Jakarta anak terinfeksi mycoplasma," ungkap Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, dikutip dari detikhealth, Selasa (5/11/2023).

Saat ini, beberapa anak yang positif terinfeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae sedang dirawat di rumah sakit. Namun, Dinkes DKI Jakarta masih merinci total jumlah dan lokasi penyebaran kasus tersebut.

dr. Ngabila menyebutkan, gejala utama yang dialami oleh pasien Mycoplasma pneumoniae adalah sesak napas.

"Gejala utamanya sesak napas karena radang paru atau pneumonia. Kalau dia berat, kondisinya pasti dirawat inap karena butuh tatalaksana lebih lanjut," ujar dr. Ngabila.

Berkaitan dengan masuknya kasus infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae ke Indonesia, dr. Ngabila mengimbau masyarakat, terutama orang tua untuk mewaspadai kemungkinan penularan infeksi. Terlebih, kekebalan tubuh umumnya sedang menurun akibat peralihan musim saat ini.

"Pencegahan perlu digalakkan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dikencangkan," tegas dr. Ngabila.

Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat berada di keramaian dan tempat umum, seperti sekolah, kantor, hingga ruangan tertutup.

"Terutama bagi yang sedang sakit sebaiknya tidak keluar rumah atau memakai masker di sekolah, ruang kerja, ruang indoor lainnya. Juga tentunya rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun," kata dr. Ngabila.

Sebagai informasi, bakteri Mycoplasma pneumoniae diduga sebagai penyebab utama penyakit pneumonia 'misterius' pada anak-anak yang melonjak di China.

Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Erlina Burhan menjelaskan bahwa Mycoplasma pneumoniae adalah kuman yang sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Covid-19 muncul.

dr. Erlina mengatakan, Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang ditularkan melalui cairan droplet di udara dan dapat menimbulkan gejala khas berupa batuk hingga beberapa minggu atau bulan.

"Mycoplasma ini adalah bakteri yang berukuran sangat kecil, memiliki genomen pendek hanya 0,58 hingga 2,20 Mb dan ditularkan dengan cairan droplet melalui udara," jelas dr. Erlina dalam konferensi pers daring, dikutip Selasa (5/12/2023).

Selain batuk yang dapat memburuk dan dapat bertahan hingga beberapa minggu atau bulan, mycoplasma pneumoniae juga ditandai dengan gejala lainnya yang umumnya muncul satu hingga empat minggu setelah terinfeksi, yakni.

1. Sakit tenggorokan
2. Lemas
3. Demam
4. Nyeri kepala
5. Ditemukan efusi pleura (penumpukan cairan di rongga pleura) atau eksaserbasi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

"Sementara itu gejala yang timbul pada anak-anak di China itu bersin-bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, mata berair, kadang-kadang ada mengi atau wheezing napasnya berbunyi, bahkan kalau batuknya terlalu sering bisa muntah dan diare," kata dr. Erlina.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 195 Nama Negara di Dunia dan Ibu Kotanya Berdasarkan Abjad

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular