Prabowo Janjikan Makan Siang Gratis, Bisakah Atasi Stunting?

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
29 November 2023 14:25
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Korps Brimob Polri dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka stunting di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. (Dok: Humas Brimob)
Foto: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Korps Brimob Polri dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka stunting di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. (Dok: Humas Brimob)

Jakarta, CNBC Indonesia - Makan siang dan susu gratis untuk siswa sekolah adalah program andalan calon presiden (Capres RI), Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.

Mengutip dari dokumen visi, misi, dan program pasangan calon (paslon) nomor 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, akan memberikan makan siang harian gratis kepada siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.

"Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil," tulis dokumen tersebut, dikutip Rabu (29/11/2023).

"Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada 2029," lanjut paparan program tersebut.

Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional. Pemerintah menargetkan angka stunting menurun jadi 14 persen pada 2024.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), secara nasional angka stunting pada 2022 menurun menjadi 21,6 persen. Dengan demikian, angka stunting menunjukkan penurunan sebesar 2,8 persen bila dibandingkan dengan 2021 yang mencapai angka 24,4 persen.

Baliho pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Baliho pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sebagai informasi, mengutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah jenis malnutrisi yang ditandai dengan tinggi badan di bawah rata-rata dan tidak sesuai dengan usia. WHO menyebutkan, stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang dapat dikaitkan dengan kemiskinan, kesehatan, dan gizi ibu yang buruk.

Menurut Kemenkes RI, stunting adalah bentuk kegagalan pertumbuhan atau growth faltering akibat tidak cukupnya nutrisi yang diterima anak sejak kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan stunting dapat semakin parah bila tidak terimbanginya kejar tumbuh atau catch up growth anak.

Pertanyaannya, benarkah makan siang dan susu gratis efektif untuk mengatasi permasalahan stunting di Indonesia?

Makan siang saja tak cukup

Dokter spesialis anak, Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, mengatakan ada banyak faktor yang perlu diperhatikan untuk mengatasi stunting. 

"Tujuan program (makan siang dan susu gratis) sudah benar. Namun, belum lengkap. Harus ditambah dengan pemeriksaan kehamilan, imunisasi, promosi serta konseling menyusui dan gizi, hingga pemberian suplemen," ujar Prof. Hinky kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/11/2023).

Menurut Prof. Hinky, selain makan siang dan susu gratis, terdapat 11 intervensi yang harus turut dilakukan Prabowo untuk menurunkan angka stunting, yakni.

  1. Skrining anemia, terutama bagi remaja perempuan
  2. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja perempuan
  3. Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care atau ANC)
  4. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
  5. Pemantauan pertumbuhan balita
  6. ASI eksklusif
  7. Pemberian MPASI
  8. Penyediaan air minum dan sanitasi
  9. Pelayanan gizi dan kesehatan
  10. Peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi
  11. Peningkatan akses pangan bergizi

Dalam pemberian makan siang gratis bagi pelajar, Prabowo harus cermat terhadap menu yang disajikan. Prof. Hinky menyebutkan, asupan karbohidrat, lemak, hingga protein yang cukup wajib terkandung di dalam menu makan siang agar tujuan menurunkan angka stunting tercapai.

"Menu makan yang baik harus mengandung hidrat arang (karbohidrat), lemak, protein, serta vitamin dan mineral," kata Prof. Hinky.

"Jadi, selain makan tiga kali, perlu juga buah-buahan manis, sayuran hijau, dan susu dua gelas setiap hari," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tujuan penanganan stunting tidak akan terwujud jika mengandalkan program makan siang dan susu gratis bagi pelajar. Prof. Hingky menegaskan, harus ada kolaborasi yang masif dengan banyak pihak.

"Program ini bukan tidak efektif, tetapi kurang lengkap dan harus dilakukan berkesinambungan. Bukan hanya oleh capres dan cawapres. Namun oleh seluruh masyarakat karena ini (stunting) masalah kita bersama, bukan hanya masalah berdua," tegas Prof. Hingky.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengintip Koleksi Mobil Prabowo Subianto, Capres Terkaya RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular