Ahli Ungkap Efek Negatif Tak Terduga dari Olahraga Berlebihan

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Kamis, 23/11/2023 11:30 WIB
Foto: Pelatih kebugaran di salah satu mal di Jakarta, Selasa (5/10/2021). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Olahraga adalah salah satu kegiatan yang paling direkomendasikan oleh para ahli untuk menjaga kesehatan dan menghindari tubuh dari berbagai risiko penyakit. Maka dari itu, tidak heran jika sebagian besar orang mulai rutin berolahraga.

Bahkan, tidak sedikit di antaranya yang menghabiskan banyak waktu untuk berolahraga hingga berlebihan. Sebab, mereka menganggap bahwa semakin banyak berolahraga maka semakin sehat kondisi tubuh.

Ternyata, anggapan tersebut tidak benar. Melansir dari Science Alert, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa olahraga yang berlebihan dan berat dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.


"Orang yang sangat sehat mungkin lebih rentan terhadap infeksi virus pernapasan setelah olahraga intens," ujar ilmuwan biomedis dari Pacific Northwest National Laboratory (PNNL), Ernesto Nakayasu, dikutip Kamis (23/11/2023).

"Salah satu penyebabnya adalah kurang aktivitas inflamasi untuk melawan infeksi," imbuhnya.

Meskipun terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik sedang pada orang sehat dapat mendukung sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang, apa yang terjadi di sistem kekebalan secara langsung setelah olahraga berat masih menjadi perdebatan.

Hingga saat ini, cuma ada sedikit bukti yang mendukung klaim bahwa olahraga intens meningkatkan risiko infeksi oportunistik. Selain itu, masih belum dapat diketahui hubungan antara pelemahan imun dan olahraga ekstrem, meskipun beberapa penelitian mencatat ada infeksi pernapasan saluran atas yang dilaporkan sendiri oleh atlet.

Oleh karena itu, Nakayasu dan rekan-rekannya menguji plasma darah, urin, dan air liur dari 11 petugas pemadam kebakaran sebelum dan setelah 45 menit berolahraga intens yang mengangkat beban hingga 20 kilogram melintasi daerah berbukit.

"Kami ingin melihat secara mendalam apa yang terjadi di dalam tubuh dan melihat apakah kita bisa mendeteksi bahaya dari kelelahan pada tahap awal," jelas ahli kimia bioanalitik PNNL, Kristin Burnum-Johnson.

"Mungkin kita bisa mengurangi risiko olahraga berat bagi petugas pemadam kebakaran, atlet, dan anggota militer," lanjutnya.

Hasilnya, penelitian menemukan bahwa adanya tanda-tanda kemungkinan penekanan sistem kekebalan tubuh para petugas kebakaran yang melakukan latihan fisik. Selain itu, penurunan molekul dalam peradangan juga ditemukan. Hal ini disertai dengan peningkatan opiorphin (zat penghilang nyeri di air liur).

"[Opiorphin] mungkin meningkatkan aliran darah ke otot selama latihan untuk meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi di dalam tubuh," tulis tim peneliti dalam laporannya.

"Kami berspekulasi bahwa penurunan molekul peradangan yang kami amati di dalam air liur setelah olahraga menunjukkan mekanisme adaptif untuk meningkatkan pertukaran gas sebagai respons terhadap kebutuhan oksigen sel yang lebih tinggi," lanjut laporan tersebut.

Selain itu, para peneliti juga menemukan adanya perubahan dalam mikrobioma oral partisipan. Para ilmuwan menduga bahwa hal ini disebabkan oleh peningkatan peptida antimikroba yang ditemukan di dalam mulut petugas pemadam kebakaran setelah aktivitas berat mereka.

"Namun, peningkatan peptida antimikroba ini tidak memiliki efek dalam menghambat pertumbuhan E. coli dan menunjukkan kapasitas terbatas peptida antimikroba dalam rongga mulut untuk melindungi terhadap infeksi host," jelas Nakayasu.

Meskipun demikian, sejumlah ilmuwan berpendapat bahwa beberapa perubahan yang diamati mungkin bukan indikasi dari penekanan sistem kekebalan, tetapi dari "keadaan peningkatan pengawasan dan regulasi kekebalan."

Meskipun perbandingan dalam subjek mengurangi dampak dari ukuran sampel yang kecil, petugas pemadam kebakaran mengalami "paparan unik" terhadap polutan selama kebakaran yang kemungkinan dapat mengubah reaksi kekebalan mereka.

Para peneliti menegaskan bahwa penelitian ini hanya mengamati laki-laki sehat dan aktif sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih luas.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ribuan Warga Iran Hadiri Pemakaman Para Komandan Militer