Pakai Bra Kawat Picu Kanker Payudara, Mitos atau Fakta?

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Selasa, 31/10/2023 10:35 WIB
Foto: Ilustrasi payudara (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kanker payudara adalah salah satu momok terbesar bagi kesehatan dan selalu menduduki posisi atas kasus kanker terbanyak di dunia.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), kanker payudara adalah kanker dengan kasus terbanyak di Indonesia. Data Globocan 2020 menunjukkan bahwa kasus kanker payudara di Indonesia telah mencapai 68.858 dengan angka kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.

Sebagai informasi, kanker payudara adalah jenis kanker yang terbentuk ketika sel-sel di payudara mengalami pertumbuhan secara abnormal dan bermutasi sehingga membentuk gumpalan daging yang disebut tumor atau kanker.


Meskipun masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari ancaman kanker payudara, sejumlah mitos terkait kanker yang juga bisa menyerang laki-laki ini masih tersebar luas di masyarakat.

Salah satu mitos terpopuler soal penyebab kanker payudara adalah bra dengan kawat bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Lantas, benarkah bra berkawat bisa menyebabkan kanker payudara?

Konsultan Onkologi Eka Hospital Bekasi, dr. Budi Harapan Siregar mengungkapkan bahwa anggapan bra kawat yang ketat bisa memicu kanker payudara adalah mitos. Sebab, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang bisa membuktikan hal tersebut.

"Meski sudah beredar di masyarakat, anggapan ini (bra kawat menyebabkan kanker payudara) hanyalah sebuah mitos," kata dr. Budi dalam keterangannya, dikutip Selasa (31/10/2023).

"Penggunaan bra yang ketat mungkin bisa menimbulkan nyeri jika terlalu sering dikenakan, tetapi hal tersebut tidak dipercaya untuk menyebabkan kanker. Tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk membuktikan jika bra kawat menyebabkan kanker payudara," paparnya.

Meskipun demikian, dr. Budi menegaskan bahwa seluruh perempuan berisiko mengalami kanker payudara. Adapun, faktor yang memengaruhi adalah faktor genetik, usia, sistem reproduksi, riwayat pengobatan tertentu, dan berat badan.

"Riwayat pengobatan tertentu, seperti pengobatan radioterapi (radiasi) dan pengobatan terapi hormon meningkatkan risiko kanker payudara," ungkap dr. Budi.

"Perempuan yang mengalami menstruasi lebih awal atau menopause lebih lama dan memiliki berat badan berlebih juga lebih berisiko mengalami kanker payudara," lanjutnya.

Cara Mendeteksi Kanker Payudara
Kemenkes dan Yayasan Kanker Indonesia meminta para perempuan untuk rutin melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Hal ini untuk mendeteksi dini kanker payudara guna menekan angka kematian hingga 43 persen. Selain itu, SADARI juga merupakan bentuk prioritas Pemerintah Indonesia dalam penanganan kanker payudara.

Umumnya, gejala kanker payudara adalah ada benjolan tanpa rasa nyeri di payudara, terdapat perubahan tekstur kulit payudara berupa mengeras dengan permukaan menyerupai kulit jeruk, adanya luka yang tidak kunjung sembuh, keluarnya cairan disertai bercak darah, dan terdapat cekungan atau tarikan di kulit payudara.

Terdapat enam langkah SADARI yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara, Yayasan Kanker Indonesia merekomendasikan untuk dilakukan 7-10 hari setelah menstruasi, yakni.

1. Berdiri tegak dengan lengan menjuntai di depan cermin, lalu perhatikan apakah ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, seperti pembengkakan dan/atau perubahan pada puting.

2. Letakkan kedua tangan di atas kepala. Dengan posisi tersebut, periksa bentuk dan ukuran payudara dengan cermat.

3. Tempatkan kedua tangan di pinggang dan gerakkan lengan hingga bahu ke arah depan untuk melihat lebih jelas apakah ada benjolan pada payudara.

4. Tekan payudara secara melingkar untuk meraba apakah terdapat benjolan yang berpotensi menyebabkan kanker.

5. Tekan bagian puting secara perlahan untuk memeriksa apakah keluar cairan yang tidak normal.

6. Ulangi lima langkah di atas, tetapi dengan posisi berbaring. Caranya adalah mengangkat lengan ke atas dan meletakkan bantal kecil di bawah bahu kanan. Dalam melakukan langkah ini, gunakan ujung jari-jari dan tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.


(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kafe di Moskow Bikin Heboh, Labubu Kini Bisa Dimakan