Ini Tanda Kamu Alami Election Stress Disorder Jelang Pemilu
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini, Indonesia tengah sibuk dengan persiapan pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden periode 2024-2029. Peran aktif atau partisipasi masyarakat dalam politik tentulah sangat dibutuhkan dengan memberikan hak suara.
Meski demikian, tak sedikit orang yang mengalami kecemasan luar biasa atas kondisi tersebut. Fenomena tersebut dikenal sebagai Election Stress Disorder atau gangguan stres pemilu.
Istilah gangguan stres pemilu akhir-akhir ini sering dilontarkan untuk menggambarkan perasaan masyarakat terhadap pemilu mendatang.
Umumnya, Election Stress Disorder ditandai dengan rasa cemas. Bahkan, untuk melampiaskan perasaan mereka, masyarakat membanjiri media sosial dengan komentar tentang betapa lelahnya mereka terhadap pemilu dan kejadian-kejadian menjelang pemilu.
Asal mula istilah Election Stress Disorder
Mengutip health.com, istilah Election Stress Disorder pertama kali diciptakan pada tahun 2016 oleh psikolog Steven Stosny, PhD. Stosny menggunakan istilah tersebut dalam sebuah artikel untuk The Washington Post, di mana dia menulis bahwa dia kewalahan menangani pasien selama siklus pemilu 2016.
Berita yang terus-menerus tentang pemilu membuat pasiennya stres dan bahkan sampai mengganggu kehidupan pribadi mereka.
Sejak itu, istilah Election Stress Disorder mulai ramai digunakan oleh publik.
Apa itu Election Stress Disorder?
Sebagai catatan, Election Stress Disorder bukanlah diagnosis medis yang resmi. Namun hal ini bukan berarti masyarakat tidak bisa merasakan stres yang sangat hebat menjelang pemilu.
"Pemilu adalah peristiwa berisiko tinggi yang memiliki implikasi jangka panjang dan konsekuensi serius," kata Monifa Seawell, MD, psikiater bersertifikat di Atlanta kepada Health.
Survei Stres di Amerika tahun 2016, yang dilakukan oleh American Psychological Association, menemukan bahwa 52% orang Amerika mengatakan pemilihan presiden tahun 2016 adalah sumber stres yang sangat atau cukup signifikan dalam hidup mereka.
Tidak jarang, menjelang pemilu banyak orang terlihat saling bertentangan satu sama lain, bahkan saling menjelek-jelekkan dan memfitnah pihak lain. Kondisi tersebut bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari hingga menimbulkan stress.
Gejala Election Stress Disorder
Menurut Dr. Seawell, stres yang berhubungan dengan pemilu dapat muncul pada diri kita dengan cara yang sama seperti stres yang muncul di waktu lain. Election Stress Disorder bisa menyebabkan gangguan dan ketidakseimbangan dalam rutinitas Anda sehari-hari.
Gejalanya bisa berupa berarti kesulitan tidur karena Anda merasa khawatir dengan apa yang dibicarakan dalam debat capres, atau mengalami gangguan mental akibat berita seputar pemilu.
Stres yang berhubungan dengan pemilu juga dapat muncul ketika Anda takut ketinggalan berita terbaru atau ketika Anda mungkin mulai sering mengecek ponsel untuk mencari berita setiap jam.
Hal ini juga bisa membuat Anda gelisah dan mudah tersinggung. Anda bahkan mungkin merasa cemas berada di dekat orang-orang tertentu yang Anda tahu memiliki pandangan politik berbeda, khawatir bahwa topik tertentu akan muncul.
(hsy/hsy)