
Hilang Selama 130 Tahun, Kapal Misterius Ini Baru Ditemukan

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah kapal yang hilang secara misterius akibat badai yang terjadi 130 tahun lalu tiba-tiba muncul kembali. Menariknya, kapal itu masih dalam kondisi hampir utuh meski terkubur di dasar danau.
Mengutip media Inggris Mirror, kapal misterius tersebut pertama kali ditemukan oleh dua pembuat film saat mereka sedang syuting film dokumenter tentang kerang quagga, spesies invasif yang menutupi bangkai kapal dan pesawat yang jatuh di dasar Great Lakes di Amerika Utara. Kerang yang memiliki nafsu makan besar itu membuat para sejarawan putus asa karena mereka khawatir penelitian di masa depan di situs tersebut akan berisiko jika kerang membuat kapal menjadi hancur.
Dalam proses membuat film dokumenter, Yvonne Drebert dan Zach Melnick menemukan bangkai kapal yang disebut Africa, sebuah kapal uap yang mengangkut batu bara dari Ohio ke Ontario. Kapal itu menghilang di perairan Danau Huron saat terjadi badai salju pada bulan Oktober 1895.
Menurut laporan, kondisi cuaca buruk dan kabut mengaburkan padangan. Kemudian kapal yang dibangun pada tahun 1873 itu, berserta 11 awaknya, hilang dan tidak pernah ditemukan hingga saat ini.
Drebert mengatakan dia sedang syuting dengan Melnick saat cuaca buruk karena angin kencang sehingga harus berhenti lebih cepat. Namun pasangan tersebut merasa drone bawah air yang mereka gunakan mendeteksi lebih dari sekedar tumpukan batu di titik tertentu, sehingga mereka mengirimkan kamera robotik ke dasar air untuk menyelidikinya.
"Jadi kami melihat banyak kerang, dan itulah yang biasanya kami lihat di bawah sana. Tapi kemudian kami mulai melihat bayangan ini di kejauhan, dan kami berpikir, apa itu?," kata Drebery kepada FOX Weather.
Ketika mereka semakin dekat ke dasar danau, Drebert dan Melnick sontak tercengang. Mereka telah menemukan bangkai kapal megah yang berada dalam kondisi baik, meskipun ditutupi oleh kerang quagga.
"Ketika kami semakin dekat, dan tiba-tiba, kami dapat melihat, 'Wow! Ini adalah kapal uap, kapal uap kayu," ungkap Melnick.
Dia melanjutkan, mereka berhasil menemukan bangkai kapal di dasar danai tanpa penerangan tambahan berkat kerang quaggas.
Untuk mengidentifikasi kapal tersebut, mereka meminta bantuan sejarawan Patrick Folkers dan arkeolog kelautan Scarlett Janunas. Salah satu petunjuk bahwa itu mungkin Kapal Africa adalah ukurannya. Bangkai kapal itu memiliki panjang 45,4 meter, lebar 7,9 meter, dan tinggi 3,8 meter.
Dalam film dokumenter mereka berjudul All Too Clear, yang akan dirilis pada awal tahun 2024, Drebert dan Melnick mengeksplorasi dampak spesies kerang invasif pada sistem air tawar terbesar di dunia.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]