Jarang Disadari, Kunci Utama Kebahagiaan Sejati Menurut Pakar

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Minggu, 08/10/2023 14:15 WIB
Foto: Ilustrasi Bahagia (Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap orang memiliki cara berbeda dalam mencari kebahagiaan. Beberapa ada yang dengan pertemanan, kekayaan, perjalanan, dan masih banyak lagi.

Shane Parrish, pengusaha di balik Farnam Street sekaligus pembawa acara The Knowledge Project Podcast menyebutkan bahwa ia pernah mewawancarai seseorang yang telah meneliti orang berusia 70an, 80an, dan seterusnya yang jauh lebih bahagia dibandingkan orang yang lebih muda lainnya.

"Saya pernah mewawancarai Karl Pillemer, sosiolog Cornell dan penulis 30 Lessons for Living: Tired and True Advice from the Wisest American. Dia telah melihat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa orang berusia 70-an, 80-an, dan seterusnya jauh lebih bahagia dibandingkan orang yang lebih muda," kata Parrish, dikutip CNBC International.


Adapun pelajaran pertama yang Pillemer temukan untuk hidup lebih lama dan bahagia yakni waktu yang terbatas dan jangan habiskan waktu untuk menyesali sesuatu.

Menurut orang lanjut usia yang diwawancarai Pillemer, berikut adalah hal paling berharga yang bisa Anda lakukan dengan waktu Anda:

1. Katakan sekarang kepada orang-orang yang Anda sayangi, baik itu mengungkapkan rasa terima kasih, meminta maaf, atau mendapatkan informasi.

2. Habiskan waktu sebanyak-banyaknya bersama orang tua dan anak-anak Anda.

3. Nikmati kesenangan sehari-hari daripada menunggu barang mahal untuk membuat Anda bahagia.

4. Bekerjalah di pekerjaan yang Anda sukai.

5 Pilihlah pasangan Anda dengan hati-hati dan jangan terburu-buru memutuskan.

Daftar hal-hal yang mereka yakini tidak sepadan dengan waktu mereka:

1. Tidak ada yang mengatakan bahwa untuk menjadi bahagia Anda harus bekerja sekeras yang Anda bisa untuk mendapatkan uang.

2. Tidak ada yang mengatakan bahwa menjadi sekaya orang-orang di sekitar Anda adalah hal yang penting.

3. Tidak ada yang mengatakan Anda harus memilih karier berdasarkan potensi penghasilannya.

4. Tidak ada seorang pun yang mengatakan bahwa mereka menyesal tidak membalas dendam kepada seseorang yang meremehkan mereka.

Sementara itu, menurut salah satu respondennya, penyesalan terbesar yang mereka alami yakni khawatir terhadap hal-hal yang tidak pernah terjadi.

'Kebahagiaan adalah sebuah pilihan, bukan suatu kondisi'

Pillemer menggambarkan orang-orang dalam penelitiannya sebagai pakar paling kredibel yang

dimiliki tentang bagaimana menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan selama masa-masa sulit.

Dia pun juga meminta seorang responden untuk menjelaskan mengapa dia begitu puas. Lalu responden itu pun menjawab bahwa pada usianya yang ke-89 ia telah belajar tentang kebahagiaan yang merupakan sebuah pilihan, bukan sebuah kondisi.

Pillemer mencatat bahwa para orang tua yang dia ajak bicara membuat perbedaan penting antara kekuatan luar dan peristiwa yang terjadi pada mereka, dan sikap internal mereka tentang kebahagiaan.

"Kebahagiaan bukanlah kondisi pasif yang bergantung pada kejadian eksternal, juga bukan hasil dari kepribadian kita hanya terlahir sebagai orang yang bahagia. Sebaliknya, kebahagiaan membutuhkan perubahan pandangan secara sadar, di mana seseorang memilih optimisme daripada pesimisme, harapan daripada keputusasaan," paparnya.

Dengan demikian, semakin seseorang menua, maka semakin bisa melihat sesuatu.

"Ketika Anda merasa tertekan karena suatu hal eksternal, bukan hal itu sendiri yang menyusahkan Anda, namun hanya penilaian Anda terhadap hal tersebut. Dan Anda dapat menghapusnya kapan saja," ungkapnya.

Anda dapat memutuskan apa yang ingin Anda kejar dalam hidup dan apa yang menjadi prioritas Anda. Anda memutuskan cara terbaik menyalurkan waktu, energi, dan sumber daya Anda.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia