5 Alternatif Skripsi Ini Bisa Jadi Syarat Kelulusan Mahasiswa

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Rabu, 13/09/2023 11:25 WIB
Foto: Ilustrasi mahasiswa/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia -  Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim belum lama ini menyatakan bahwa skripsi tidak lagi wajib sebagai standar kelulusan. Dia mengungkapkan, kini syarat kelulusan diserahkan kepada setiap kepala program (kaprodi) pendidikan di masing-masing perguruan tinggi.

"Tugas akhir bisa berbentuk macam-macam. Bisa berbentuk prototype, bisa berbentuk proyek, bisa berbentuk lainnya. Tidak hanya skripsi, tesis atau disertasi," kata Nadiem dalam MERDEKA BELAJAR eps 26: Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi di YouTube Kemendikbud RI, Kamis (29/8/2023).

Nadiem menjelaskan ketentuan itu bagian dari program Merdeka Belajar yang digagasnya.


Menurut Nadiem, skripsi seharusnya tidak dijadikan sebagai satu-satunya penentu kelulusan mahasiswa. Sebab, untuk mengukur kompetensi seseorang tidak hanya lewat satu cara.

Foto: Dok: Kemendikbudristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.

Dia menilai kompetensi justru bisa diukur dari proyek dan implementasi yang dilakukan mahasiswa. Ini terutama berlaku untuk pendidikan vokasi. 

"Ada berbagai macam prodi yang mungkin cara kita menunjukkan kompetensinya dengan cara lain, apalagi yang vokasi. Ini sudah sangat jelas, kalau kita mau lihat kompetensi seorang dalam satu bidang yang teknikal, apakah karya ilmiah adalah cara yang tepat untuk mengukur technical skill itu?" ucap dia.

Laman resmi Kemdikbud memaparkan setidaknya ada lima alternatif pengganti skripsi. Adapun alternatif tersebut dipercaya bisa memberikan manfaat yang sama besarnya atau bahkan lebih unggul daripada pengerjaan skripsi maupun tesis.

Berikut adalah lima alternatif pengganti skripsi yang bisa menjadi syarat kelulusan mahasiswa, melansir laman resmi Kemdikbud.

1. Proyek Kolaboratif

Dalam proyek kolaboratif, mahasiswa bekerja dalam tim untuk menyelesaikan proyek-proyek inovatif yang relevan dengan disiplin ilmu mereka. Proyek-proyek ini dapat mencakup penelitian, pengembangan produk atau layanan, atau bahkan solusi untuk masalah sosial yang nyata.

Ada dua tipe proyek kolaboratif yang bisa dipilih:

1.a. Tim Kerja Multidisiplin: Kolaborasi antara mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu memungkinkan pertukaran ide dan pengetahuan. Kolaborasi seperti ini dapat mendorong lingkungan belajar yang beragam dan mempersiapkan mahasiswa untuk berkolaborasi di dunia nyata.

1.b. Proyek-proyek Inovatif: Proyek yang dilaksanakan tentu saja sesuai dengan latar belakang ilmu yang dipelajari mahasiswa. Contoh: proyek pembuatan aplikasi berbasis AI yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat bagi mahasiswa jurusan Teknologi Informatika.

2. Portofolio

Pengganti skripsi yang lain adalah portofolio. Mahasiswa dapat mengumpulkan karya-karya mereka selama masa studi, seperti esai, presentasi, proyek-proyek, dan prestasi akademik lainnya. Portofolio ini dapat digunakan untuk mencerminkan pencapaian dan perkembangan mereka selama studi.

3. Magang dan Praktek Lapangan

Mahasiswa juga bisa memilih magang dan praktek lapangan sebagai pengganti skripsi. Magang dapat dilakukan di industri atau organisasi yang relevan dengan program studi mereka untuk mendapatkan pengalaman praktis. 

Ada banyak manfaat dari program magang kerja, termasuk mahasiswa bisa mendapat koneksi industri dan jaringan profesional serta mendapatkan wawasan tentang ekspektasi industri yang terkini/aktual.

4. Prototipe Produk

Mahasiswa dapat mengembangkan prototipe produk untuk tugas akhir mereka, terutama untuk jurusan-jurusan vokasi atau kejuruan. Contohnya, mahasiswa dari jurusan mesin otomotif dapat membuat prototipe kendaraan bermotor bersama timnya.

Dari sisi pembiayaan, proyek ini juga bisa dibiayai langsung oleh perusahaan yang dibuatkan prototipe produk, sehingga hal ini akan menguntungkan mahasiswa yang bisa terbebas dari biaya penelitian yang tinggi.

5. Publikasi Ilmiah

Alternatif terakhir dari tugas akhir adalah memotivasi mahasiswa untuk berkontribusi dalam publikasi ilmiah. Ini dapat mencakup menulis artikel ilmiah, konferensi, atau berpartisipasi dalam riset bersama dengan fakultas. Walaupun sama-sama melakukan penelitian, tapi publikasi ini memberikan manfaat lebih nyata ke dunia pendidikan.

Bentuk tugas akhir ini sangat cocok untuk mahasiswa yang ingin memilih jalur karir sebagai akademisi ataupun peneliti.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kisah Marshel Widianto, Dulu Susah Kini Hidup Ala Rich People