Wahai Millenial, Ini Cara Agar Tetap Bisa Ngopi dan Kaya Raya

Muhammad Fakhriansyah, CNBC Indonesia
08 September 2023 11:10
Ilustrasi kencan
Foto: Ilustrasi kopi - Priscilla Du Preez via Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum Starbucks berdiri pada 1971, masyarakat dunia belum banyak yang ngopi ke kedai atau kafe. Barulah saat Starbucks dibentuk di Seattle, AS, pada tahun tersebut oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl dan Gordon Bowker, mulai ada perubahan budaya minum kopi.

Jika sebelumnya ngopi adalah kegiatan yang dikonsumsi di rumah, maka setelahnya tidak lagi demikian. Ngopi adalah kegiatan yang harus dilakukan di luar rumah, sembari ngobrol bersama rekan dan kerja. Dan sejak itulah, kedai kopi bermunculan pesat di AS yang kemudian merembet ke seluruh dunia.

Hasilnya dapat dilihat di masa kini. Minum atau membeli produk kopi dari kafe sudah menjadi budaya baru yang tak bisa dilepaskan. Itu semua dibarengi dengan masifnya pembukaan kafe yang menjajakan kopi.

foto : https://www.cnbcindonesia.com/market/20180301173715-19-5964/vlog-bertandang-ke-kantor-pusat-btpnFoto: CNBC Indonesia

Situs Statista menyebut terdapat 2.331 outlet kopi di seluruh Indonesia pada 2020. Seluruhnya menjadi sahabat setia para pekerja, mahasiswa, atau pelajar dalam berkegiatan. Mereka rutin membeli kopi yang berharga paling murah Rp 15 ribu itu.

Namun, menurut pakar finansial David Bach kepada CNBC International, kebiasaan ini membuat waktu orang untuk kaya raya bisa makin lama. Membeli kopi adalah pengeluaran kecil yang sering dilakukan orang.

Masalahnya, orang sering kali lupa bahwa keluarnya uang untuk minum kopi setiap harinya bisa memberikan hasil besar jika digunakan dengan baik. Apabila uang itu dialihkan ke hal-hal produktif, maka uang tersebut bisa membuat pundi-pundi kekayaan kita bertambah.

Hal inilah yang kemudian disebut David sebagai "The Latte Factor." Senada dengan David, financial advisor Suze Orman di The Atlantic juga menyebut membeli kopi di kafe adalah upaya pemborosan, terutama di kalangan anak muda.

"Menyeduh kopi di rumah lebih murah, membelinya di tempat lain sama saja dengan menghambur-hamburkan uang. Padahal, uangnya bisa menjadi sesuatu bermanfaat jika tidak disia-siakan begitu saja," kata Orman.

Cara agar tetap bisa ngopi dan kaya raya

Meski begitu, Amanda Mull di The Atlantic memberikan solusi jalan tengah atas hal. Menurutnya, seseorang sah-sah saja membeli kopi di kafe asalkan pengeluarannya tercatat sehingga bisa menjadi evaluasi sebagai bentuk kesadaran diri.

Dan yang terpenting, pembelian kopi setiap harinya harus disertai dengan kemampuan yang sepadan. Maksudnya, jangan sampai berhutang atau menunda kewajiban pembayaran hanya untuk secangkir kopi.

Ilustrasi Kopi (Photo by Chevanon Photography)Foto: Ilustrasi Kopi (Photo by Chevanon Photography)

Ramit Sethi, penulis buku I Will Teach You to be Rich mengatakan bahwa rajin 'ngopi cantik' di cafe memang bisa membuat orang menjadi lebih boros, namun itu bukan faktor utama penghambat Anda menjadi kaya raya.

Untuk menjadi kaya, kata Sethi, Anda perlu mengawalinya dengan mengubah sudut pandang (mindset) terhadap sesuatu. "Saya tidak akan mengatakan, 'hey, stop jajan kopi. Kalau kamu bisa menabung sekian, uang itu bisa dipakai untuk DP rumah.' Hal seperti itu tidak akan berhasil," kata Sethi, kepada CNBC Make It.

Daripada berfokus pada secangkir kopi, Sethi lebih menyarankan Anda untuk merenungkan pertanyaan seperti:

"Apakah saya sudah rutin berinvestasi setiap bulan?" atau "Apakah saya sudah menegosiasikan kenaikan gaji?"

Menurutnya, salah satu kesalahpahaman terbesar orang tentang menjadi kaya adalah memperlakukan uang sebagai benda yang harus dilindungi dan ditabung, padahal yang tepat adalah menjadikan uang hanya sebagai alat untuk mendapatkan penghasilan yang berkali lipat lagi.

Senada, Tom Corley, penulis buku Rich Kids: How to Raise Our Children to Be Happy and Successful in Life berpendapat bahwa membeli kopi setiap hari tidak menjadi masalah. Asalkan dibarengi juga dengan kebiasaan menabung dan berinvestasi, sehingga tetap berada di jalur keuangan jangka panjang. Jika dua hal itu sudah terpenuhi, maka boleh saja menghabiskan uang self-healing, seperti liburan, berbelanja, termasuk membeli kopi.

Jadi, apakah kamu sudah ngopi hari ini?


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada, Orang Berisiko Kena Penyakit Jantung Kalau Sering Minum Kopi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular