6 Fakta Festival Burning Man: Chaos hingga Korban Jiwa

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
06 September 2023 11:20
Seorang peserta Burning Man berjalan dengan sepedanya melewati lumpur dekat pintu keluar, setelah hujan badai lebat menyebabkan puluhan ribu orang yang menghadiri festival tahunan terdampar di lumpur di Black Rock City, di gurun Nevada 3 September 2023. (Trevor Hughes/USA Today Network via REUTERS)
Foto: Seorang peserta Festival Burning Man berjalan dengan sepedanya melewati lumpur setelah hujan badai lebat menyebabkan puluhan ribu orang yang menghadiri festival tahunan terdampar di lumpur di Black Rock City, di gurun Nevada 3 September 2023. (via REUTERS/TREVOR HUGHES/USA TODAY NETWORK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Festival Burning Man di Nevada, Amerika Serikat berubah menjadi bencana karena badai tak biasa yang terjadi pada musim panas. Akibatnya, sekitar 70.000 pengunjung Burning Man terjebak lumpur di tengah-tengah gurun. Kondisi ini diperparah karena berkurangnya stok persediaan air dan makanan.

Kekacauan yang terjadi membuat penyelenggara Burning Man membuka jalan keluar dari festival di gurun terpencil tersebut pada Senin (4/9), sehingga puluhan ribu orang dapat melarikan diri dari lokasi festival yang diguyur hujan.

"Operasi eksodus secara resmi telah dimulai di Black Rock City. Larangan mengemudi telah dicabut," tulis situs web festival mengumumkan pada Senin (4/9), dikutip Al Jazeera.

Berikut adalah fakta-fakta tentang Burning Man Festival yang berubah menjadi kekacauan.

1. Apa itu Burning Man Festival?

Pemandangan satelit menunjukkan center camp saat festival Burning Man 2023, di Black Rock Desert, Nevada, AS, 28 Agustus 2023. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)Foto: Pemandangan satelit menunjukkan center camp saat festival Burning Man 2023, di Black Rock Desert, Nevada, AS, 28 Agustus 2023. (via REUTERS/MAXAR TECHNOLOGIES)
Struktur Man, yang biasanya dibakar pada Sabtu malam, tampak di atas perkemahan Burning Man setelah hujan badai lebat menyebabkan puluhan ribu orang yang menghadiri festival tahunan terdampar di lumpur di Black Rock City, di gurun Nevada 3 September 2023. (Trevor Hughes/USA Today Network via REUTERS)Foto: Bangunan kayu besar berjuluk "The Man" yang seharusnya dibakar pada puncak acara Festival Burning Man (via REUTERS/TREVOR HUGHES/USA TODAY NETWORK)

Burning Man adalah festival yang digambarkan sebagai "ekosistem global yang terdiri dari seniman, pencipta, dan komunitas yang bersama-sama menciptakan seni, acara, dan inisiatif lokal di seluruh dunia".

Dinamakan Burning Man karena acara puncaknya adalah pembakaran bangunan kayu besar yang disebut "the Man." Tujuannya adalah untuk menjadi peristiwa yang tidak dapat dijelaskan, antara perayaan budaya tandingan dan retreat spiritual.

Festival ini diadakan di Black Rock City, sebuah komunitas sementara yang dibentuk di tengah Gurun Black Rock di barat laut Nevada.

2. Biaya ikut festival

Dijadwalkan berlangsung dari 27 Agustus hingga 4 September pada 2023, tiket reguler dibanderol US$ 575 atau sekitar Rp8,7 juta. Namun, pengunjung festival diperkirakan mengeluarkan biaya hingga US$ 1.500, jika penginapan, perjalanan, makanan, dan kostum juga diperhitungkan.

3. Penyebab kekacauan

Seorang peserta Burning Man berbaring di lumpur dan air pada acara di Black Rock City, di gurun Nevada, setelah hujan badai mengubah lokasi tersebut menjadi lumpur pada 2 September 2023. (Trevor Hughes/USA TODAY NETWORK via REUTERS)Foto: Seorang peserta Burning Man berbaring di kubangan lumpur di Black Rock City, gurun Nevada, setelah hujan badai pada 2 September 2023. (via REUTERS/USA TODAY)

Curah hujan tinggi yang turun di lokasi festival pada hari Jumat mengganggu perayaan tersebut, menyebabkan kubangan lumpur raksasa. 

Penutupan jalan diberlakukan pada Sabtu malam, tepat sebelum jadwal pembakaran patung kayu raksasa yang menjadi ikon festival tersebut. Penyelenggara mengatakan acara pembakaran telah ditunda, dan pihak berwenang berupaya membuka rute keluar pada akhir pekan Hari Buruh.

4. Korban jiwa

Selain itu, satu kematian dilaporkan di festival tersebut. Para pejabat di Pershing County mengatakan pria itu berusia 40-an, namun penyebab kematiannya belum diumumkan. Investigasi sedang dilakukan.

Penyelenggara Burning Man mengatakan kematian itu tidak ada hubungannya dengan cuaca.

5. Pengunjung tak bisa pulang

Karena festival ditutup untuk lalu lintas kendaraan bermotor, pengunjung harus berjalan dengan susah payah melewati lumpur, banyak yang bertelanjang kaki atau dengan kantong plastik di kaki mereka, untuk sampai ke jalur di mana kendaraan diizinkan. 

Pengunjung lainnya juga didesak untuk menghemat persediaan makanan dan air, dan sebagian besar tetap bertahan di lokasi.

Namun, ada pula yang berhasil berjalan ke kota terdekat atau menumpang kendaraan di sana.

Selebriti DJ Diplo memposting video ke Instagram pada hari Sabtu yang menunjukkan dia dan komedian Chris Rock mengendarai truk pick-up milik penggemar. Dia mengatakan mereka berjalan 10 km melalui lumpur sebelum menumpang mobil.

"Saya berjalan di pinggir jalan selama berjam-jam dengan ibu jari teracung," tulis Diplo, yang bernama asli Thomas Wesley Pentz.

6. Kendaraan terjebak lumpur

Beberapa peserta mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa banyak kendaraan yang kesulitan melewati lumpur. 

Pintu keluar festival melalui jalan tanah tak beraspal sepanjang 8 km menuju jalan raya terdekat. Foto-foto yang dibagikan secara online menunjukkan kendaraan-kendaraan tersebut 'tenggelam' lumpur hingga ke pelek ban dalam, dan beberapa di antaranya menggunakan papan di bawah roda untuk membantu agar kendaraan bisa bergerak.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular