
6 Fakta Festival Burning Man: Chaos hingga Korban Jiwa

Jakarta, CNBC Indonesia - Festival Burning Man di Nevada, Amerika Serikat berubah menjadi bencana karena badai tak biasa yang terjadi pada musim panas. Akibatnya, sekitar 70.000 pengunjung Burning Man terjebak lumpur di tengah-tengah gurun. Kondisi ini diperparah karena berkurangnya stok persediaan air dan makanan.
Kekacauan yang terjadi membuat penyelenggara Burning Man membuka jalan keluar dari festival di gurun terpencil tersebut pada Senin (4/9), sehingga puluhan ribu orang dapat melarikan diri dari lokasi festival yang diguyur hujan.
"Operasi eksodus secara resmi telah dimulai di Black Rock City. Larangan mengemudi telah dicabut," tulis situs web festival mengumumkan pada Senin (4/9), dikutip Al Jazeera.
Berikut adalah fakta-fakta tentang Burning Man Festival yang berubah menjadi kekacauan.
1. Apa itu Burning Man Festival?
![]() |
![]() |
Burning Man adalah festival yang digambarkan sebagai "ekosistem global yang terdiri dari seniman, pencipta, dan komunitas yang bersama-sama menciptakan seni, acara, dan inisiatif lokal di seluruh dunia".
Dinamakan Burning Man karena acara puncaknya adalah pembakaran bangunan kayu besar yang disebut "the Man." Tujuannya adalah untuk menjadi peristiwa yang tidak dapat dijelaskan, antara perayaan budaya tandingan dan retreat spiritual.
Festival ini diadakan di Black Rock City, sebuah komunitas sementara yang dibentuk di tengah Gurun Black Rock di barat laut Nevada.
2. Biaya ikut festival
Dijadwalkan berlangsung dari 27 Agustus hingga 4 September pada 2023, tiket reguler dibanderol US$ 575 atau sekitar Rp8,7 juta. Namun, pengunjung festival diperkirakan mengeluarkan biaya hingga US$ 1.500, jika penginapan, perjalanan, makanan, dan kostum juga diperhitungkan.
3. Penyebab kekacauan
![]() |
Curah hujan tinggi yang turun di lokasi festival pada hari Jumat mengganggu perayaan tersebut, menyebabkan kubangan lumpur raksasa.
Penutupan jalan diberlakukan pada Sabtu malam, tepat sebelum jadwal pembakaran patung kayu raksasa yang menjadi ikon festival tersebut. Penyelenggara mengatakan acara pembakaran telah ditunda, dan pihak berwenang berupaya membuka rute keluar pada akhir pekan Hari Buruh.
4. Korban jiwa
Selain itu, satu kematian dilaporkan di festival tersebut. Para pejabat di Pershing County mengatakan pria itu berusia 40-an, namun penyebab kematiannya belum diumumkan. Investigasi sedang dilakukan.
Penyelenggara Burning Man mengatakan kematian itu tidak ada hubungannya dengan cuaca.
5. Pengunjung tak bisa pulang
Karena festival ditutup untuk lalu lintas kendaraan bermotor, pengunjung harus berjalan dengan susah payah melewati lumpur, banyak yang bertelanjang kaki atau dengan kantong plastik di kaki mereka, untuk sampai ke jalur di mana kendaraan diizinkan.
Pengunjung lainnya juga didesak untuk menghemat persediaan makanan dan air, dan sebagian besar tetap bertahan di lokasi.
Namun, ada pula yang berhasil berjalan ke kota terdekat atau menumpang kendaraan di sana.
Selebriti DJ Diplo memposting video ke Instagram pada hari Sabtu yang menunjukkan dia dan komedian Chris Rock mengendarai truk pick-up milik penggemar. Dia mengatakan mereka berjalan 10 km melalui lumpur sebelum menumpang mobil.
"Saya berjalan di pinggir jalan selama berjam-jam dengan ibu jari teracung," tulis Diplo, yang bernama asli Thomas Wesley Pentz.
6. Kendaraan terjebak lumpur
Beberapa peserta mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa banyak kendaraan yang kesulitan melewati lumpur.
Pintu keluar festival melalui jalan tanah tak beraspal sepanjang 8 km menuju jalan raya terdekat. Foto-foto yang dibagikan secara online menunjukkan kendaraan-kendaraan tersebut 'tenggelam' lumpur hingga ke pelek ban dalam, dan beberapa di antaranya menggunakan papan di bawah roda untuk membantu agar kendaraan bisa bergerak.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]