Alasan Berteman dengan Anak Konglo Bisa Ubah Nasib
Jakarta, CNBC Indonesia - Anda mungkin pernah mendengar pepatah bijak yang mengatakan "jika berteman dengan penjual minyak wangi, Anda akan ikut wangi, sebaliknya jika berteman dengan tukang ikan, Anda akan ikut bau amis." Pepatah kuno itu kurang lebih bermakna agar Anda pintar-pintar memilih teman. Sebab, dengan siapa Anda bergaul bisa memengaruhi karakter Anda.
Faktanya, menurut sebuah studi, dengan siapa Anda berteman memang bisa memengaruhi kondisi ekonomi Anda di masa depan. Karena itu, jika Anda ingin mengubah nasib menjadi lebih baik, bertemanlah dengan orang kaya.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature tersebu menemukan bahwa hubungan pertemanan bisa menawarkan jalan keluar bagi seseorang untuk terlepas dari jerat kemiskinan. Penelitian yang dipimpin oleh ekonom Harvard, Raj Chetty, itu menganalisis pertemanan Facebook dari 72 juta orang, berjumlah 84 persen orang dewasa AS berusia 25 hingga 44 tahun. Chetty mengukur keterhubungan ekonomi suatu wilayah tertentu, yang berarti di sebuah wilayah terdapat interaksi di antara orang-orang dari status sosial ekonomi yang berbeda.
Para peneliti menemukan bahwa jika anak-anak miskin tumbuh di lingkungan yang 70 persen temannya adalah orang kaya - tingkat persahabatan yang umum terjadi pada anak-anak berpenghasilan tinggi - hal ini akan meningkatkan pendapatan masa depan mereka rata-rata sebesar 20 persen.
Persahabatan lintas kelas ini, yang oleh para peneliti disebut sebagai keterhubungan ekonomi, memiliki dampak yang lebih kuat dibandingkan kualitas sekolah, struktur keluarga, ketersediaan lapangan kerja, atau komposisi ras suatu komunitas.
"Keterhubungan ekonomi itu memengaruhi segalanya, mulai dari membentuk aspirasi dan norma dan karier hingga memberikan informasi berharga tentang sekolah dan perguruan tinggi, serta menyediakan koneksi ke magang dan peluang kerja," ungkap peneliti, dikutip dari Fortune.
Namun, perlu dicatat, keterhubungan ekonomi hanyalah salah satu ukuran modal sosial yang dipelajari para peneliti. Sebab, ada faktor-faktor lain yang juga memengaruhi tingkat pendapatan seseorang.
Menariknya, meskipun anak-anak miskin yang berteman dengan anak kaya bisa mendapat prospek pekerjaan yang lebih baik di masa depan, tapi para peneliti menemukan bahwa hal itu cukup jarang terjadi.
Anak-anak dari keluarga paling miskin hanya memiliki 2% teman yang berasal dari kelompok pendapatan teratas. Sementara itu, untuk orang-orang dengan distribusi pendapatan 10% teratas, 34% teman mereka juga berasal dari kelas ekonomi yang sama.
Peneliti menyebut fenomena ini sebagai bias pertemanan yang didefinisikan sebagai kecenderungan orang-orang dengan sosial ekonomi yang sama untuk saling berteman.
(hsy/hsy)