3 Fakta Sekte Sesat di Kenya: Dilarang Makan Demi Yesus

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Selasa, 22/08/2023 19:20 WIB
Foto: REUTERS/MONICAH MWANGI

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekte sesat di Kenya yang dipimpin oleh Paul Mackenzie kembali membuka fakta baru.

Melansir dari NBC News, Komisaris Wilayah Pesisir, Rhoda Onyancha, mengungkapkan bahwa total jumlah korban yang meninggal akibat menjadi pengikut sekte sesat di Hutan Shakahola, Malindi, Kenya itu menjadi 403 orang. Setidaknya, ada 95 orang yang berhasil diselamatkan otoritas Kenya.

Saat ini, Mackenzie telah ditahan oleh kepolisian bersama 36 tersangka lainnya. Berdasarkan laporan terakhir, semua pihak yang diamankan belum terkena dakwaan.


Berikut tiga fakta terbaru sekte sesat di Kenya, melansir dari berbagai sumber, Selasa (22/8/2023).

Foto: REUTERS/STRINGER
An emaciated member of a Christian cult named as Good News International Church, whose members believed they would go to heaven if they starved themselves to death, reacts as she is guarded by Kenya police officers and members of the civil society in Shakahola forest of Kilifi county, Kenya April 23, 2023. REUTERS/Stringer


1. Dilarang Makan Demi Bertemu Yesus

Sekte sesat ini diduga mendoktrin ratusan orang untuk mengikuti ajaran sekte Good News International Church. Dalam ajaran tersebut, Mackenzie memengaruhi para pengikut sekte untuk 'berpuasa' dengan tidak makan dan minum dalam waktu yang lama.

Mackenzie mengatakan, melaparkan diri hingga meninggal dunia adalah jalan untuk bisa ke surga dan bertemu Yesus sebelum hari kiamat.

Melansir dari France24, Direktur Eksekutif Haki Africa, Hussein Khalid, mengatakan bahwa pendeta sekte mewajibkan anak-anak untuk berpuasa terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh perempuan dan laki-laki dewasa. Dilaporkan, sekitar 50 hingga 60 persen korban tewas adalah anak-anak.

Tidak hanya itu, sekte tersebut juga melarang anak-anak untuk bersekolah.


2. Ada 613 Orang Dilaporkan Hilang

Menurut laporan NBC News, sekitar 614 orang dilaporkan hilang. Hingga saat ini, para penyelidik masih terus menemukan kuburan massal di Hutan Shakahola.

Onyancha mengatakan, sekitar 253 dari 403 jenazah telah melewati proses pencocokan DNA. Ahli patologi mengatakan bahwa sebagian besar jenazah sudah terurai.


3. Diduga Ada Perdagangan Organ

Melansir dari Anadolu Ajansi, tim penyelidikan mengungkapkan bahwa sejumlah korban tewas kehilangan organ tubuh. Diduga, sekte ini juga terlibat dalam perdagangan organ manusia.

Berkaitan dengan kasus ini, Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki, mengeluarkan peringatan keras dan bersumpah untuk mempertanggungjawabkan kasus ini yang diklaim sebagai kelalaian dalam tugas mereka.

Secara khusus, Kindiki menyinggung beberapa petugas Layanan Polisi Nasional dan beberapa pejabat yudikatif. Dalam pernyataannya, Kindiki menyebut mereka sebagai pihak yang mungkin bakal menghadapi konsekuensi hukum atas dugaan kegagalan dalam mencegah peristiwa tragis yang melibatkan sekte Shakahola.

Kindiki mengatakan, petugas Layanan Polisi Nasional dan beberapa pejabat yudikatif gagal bertindak atas laporan tentang aktivitas pemimpin sekte tersebut.

"Jika mereka bertindak atas laporan tersebut, mungkin kematian di Shakahola bisa dicegah atau diredam," kata Kindiki.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi Rendang Low Fat, Antara Warisan dan Teknologi